pagi itu seulgi berkaca di cermin kamarnya yang temaram. dia memoleskan lipstick coral miliknya ke bibir dan memakai bedak tabur seadanya. rambut hitam sebahunya ia gerai dan diberi jepit disisi samping kepalanya. tak lupa kacamata dengan tangkai tipis berawarna emasnya ia gunakan.
seulgi menghembuskan nafasnya lalu tersenyum menatap pantulan dirinya dicermin.
"ayo berangkat!"
ia menyemangati dirinya sendiri. setelah memakai sepatu dan mengambil totebag coklatnya, ia berjalan keluar rumah dan tak lupa menguncinya.
walaupun rumah yang dihuninya tak jauh beda dari sekedar gubuk, tapi seulgi tetap bersyukur karna masih bisa memiliki tempat tinggal.
ia memasuki bis yang ia tunggu di halte dekat rumahnya tadi. bis itu berjalan dengan penumpang yang penuh di masing masing kursi. dan seulgi terpaksa harus berdiri. ia tau jika pagi pagi begini, bis akan penuh karna penumpang yang akan pergi berkerja atau berbelanja.
dan tak jauh beda darinya, dengan senyum tipis yang terus terpatri diwajah cantiknya, ia akan menuju studio seni tempatnya belajar--dan--mengajar meskipun studio itu tak lebih seperti neraka baginya.
⸻ ⸻ ⸻ ⸻ ⸻ ⸻
"apa mungkin seulgi bakal datang lagi?"
"gue rasa gitu. yekali dia gak datang. mau makan darimana entar?"
"bener juga. tapi gak kapok kapok ya tuh anak. udah di labrak kak boa berkali kali masih aja niat datang kesini."
"sowon! nayeon! mohon dijaga ketertibannya." pun setelah tiffany--pemilik studio seni tersebut menegurnya, dua gadis itu masih saja berceloteh namun dengan suara yang lebih kecil.
dentingan lonceng dipintu masuk studio seakan memberitahu seluruh orang yang sedang berada didalam itu bahwa ada seseorang yang baru saja masukul ataupun keluar. tetapi, setelah atensi semuanya tertuju pada pintu masuk, mereka segera mengalihkan kembali pandangan mereka saat melihat yang masuk itu ialah seorang gadis dengan boyfriend jeans dongker dan tali pinggang yang dipadukan dengan t-shirt cream dan totebag coklat serta flatshoes senada. dialah seulgi.
si gadis dengan jiwa seni yang banyak orang membenci.
"selamat pagi semua!"
tak ada sahutan seikitpun. seulgi tersenyum dan berjalan menuju meja bundarnya dan duduk dikursi yang disediakan. sudah seperti biasa jika ia mengucapkan salam, akan dianggap seperti hembusan angin lalu yang akan menerpa pohon. tak bersuara.
ia mengeluarkan pouch besar miliknya dari dalam totebagnya. didalam pouch itu sudah dipastikan isinya ialah alat alat untuk menggambar atau melukis miliknya. mulai dari pensil, penghapus, penggaris, hingga cat air dan juga brush.
di dalam studio ini, masing masing pekerja seni atau sebut saja seniman, mendapatkan satu set meja bundar sedang dan kursi yang akan menjadi 'area' nya untuk mencurahkan seni. yang pastinya untuk menggambar atau melukis di canvas yang sudah tersedia.
Tiff's Art. sebuah studio seni tempat seulgi bekerja sekaligus belajar. dia bekerja sebagai guru lukis, menggambar, menyanyi, serta menari bagi anak anak yang punya hobi dalam bidang seni. dan dia juga belajar sebagai murid untuk memperdalam pengetahuan dan keahliannya dibidang seni.
YOU ARE READING
Young & Wild✔
FanfictionKarena kesembilan gadis itu sangat pandai menyembunyikan kisah kehidupan dibalik topeng mengerikan. ft. BlackVelvet