15. Sleep.

15.2K 2.1K 323
                                    

"Kamu gak mau pindah dari rumahmu?" tanya Yeonjun sambil menatap kearah Soobin yang sedang menjilati eskrimnya itu.

Soobin menoleh lalu mengelengkan kepalanya, rumahnya itu adalah rumah warisan dari kakeknya, mana mungkin dia pindah dari sana.

Lagipula siapa lagi yang akan merawat rumah itu kecuali dia? Keluarga ibunya mana mau mengurusi rumah itu.

Bahkan Soobin aja gak tau keluarga ibunya dimana semua yang dia tau ibunya selalu tidak mau membahas hal itu.

Lagipula Soobin gak mau juga bertemu keluarga ibu ataupun ayahnya, dia ingat sekali pernah tantenya itu mengejeknya karena dia lahir dari tubuh seorang pelacur, padahal ibunya itu adalah adik dari tantenya.

Soobin yang masih sangat kecil cuma bisa menangis karena diejek oleh keluarganya sendiri.

Ibunya juga bagai terasingkan dari keluarga sendiri.

"Soobin?"

Soobin langsung menoleh kearah pacarnya yang sedang memberinya botol minum itu, Soobin heran ngapain pacarnya membawakanya minuman, "Abis makan eskrim biasanya suka buat gak enak di tenggorakan, makanya aku beliin minuman."

Soobin langsung mengangguk sambil tersenyum membuat Yeonjun cuma melihat senyuman pacarnya itu.

"Sudah berapa lama kita pacaran?" tanya Yeonjun tiba-tiba membuat Soobin langsung segera menginggat hari dimana Yeonjun nembak dia di lapangan itu.

"Sebulan, kenapa?" jawab Soobin sambil memegang botolnya dengan erat, dia suka karena botol itu dingin.

"Gapapa sih, lagian lebih jelasnya besok sebulan kan? Mau hadiah apa?"

Soobin tergelak, pacarnya itu suka juga ngerayain monthsary ya? Lagipula Soobin mana tau mau minta apaan, laptop yang kemarin aja sudah berlebihan.

Soobin langsung menggeleng kearah Yeonjun, "Laptop yang kemarin sudah cukup kok."

"Yaudah kalau kamu gak mau minta hadiah, biar aku yang minta," ucap Yeonjun membuat Soobin langsung berdoa.

Semoga gak minta barang yang mahal, semoga aja, dia mau ngumpulin uang dulu, batin Soobin sambil memejamkan matanya, berharap kalau pacarnya itu tidak minta hadiah yang mahal-mahal.

Padahal kalau dipikir-pikir untuk apa juga Yeonjun minta barang ke dia?

"Besok malam, tidur sama aku, gimana?"

Soobin yang kaget mendengar hal itu langsung reflek menampar pipi pacarnya itu dengan cukup keras.

Yeonjun langsung kaget, sialan dia ditampar? Oleh pacarnya sendiri?

Lalu berjalan meninggalkan pacarnya itu.

Soobin jadi menyesal sendiri karena menampar pacarnya itu, bisa saja pacarnya itu cuma ngajak tidur bareng bukan yang aneh-aneh seperti pikiran dia, dia juga yakin pacarnya gak mungkin ada pikiran yang seperti itukan?

Kenapa Soobin bodoh sekali sih, kenapa pikiran dia sangat kotor sekali, dia kira pacarnya itu ngajak tidur yang aneh.

Yeonjun cuma diam sambil mengusap darah yang ada di sudut pipinya itu, sialan sakit juga tamparan pacarnya itu.

Ternyata muka gak menjamin ya sama tenaga.

"Apa salahnya tidur bareng pacar sendiri?" tanya Yeonjun pada dirinya sendiri sambil berjalan mencari pacarnya itu.

"Kalo pacar miskin lo gak mau diajak tidur bareng, sama gue aja gimana, mau?" jawab seseorang membuat Yeonjun langsung kaget mendengar hal itu, siapa sekarang yang mau menganggu ketenangannya.

Alone -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang