Aku menatap Mirae yang berada di depanku. Ia terbaring lemas di ambulans ini. Ya, begitu aku melihat keadaannya, aku langsung memanggil ambulans. Aku sangat, sangat takut. Ingin aku tanyakan ratusan pertanyaan pada Mirae, kenapa ia bisa jadi seperti itu? Apa yang telah terjadi? Mengapa ia harus dilukai oleh seorang pria? Siapa pria itu?
Oh ya, soal pria itu aku sudah menelepon polisi untuk menanganinya. Belum lagi wanita yang pingsan seperti Mirae juga. Aku memesankan ambulans untuknya juga.
Aku masih memperhatikan Mirae yang sedang diobati oleh seorang perawat. Kemudian ponselku bergetar. Sepertinya ada yang menelepon.
"Yeoboseyo?"
"Jungkookie, kau dimana?"
Oh, Bang PD-nim ternyata.
"Aku sedang di... Emm"
Aku harus bilang apa?
"Kau sedang dimana? Aku sudah menunggumu di gedung. Ingat, maksimal jam 11"
Oh ya! Aku harus membawa Mirae ke Big Hit! Astaga, kenapa aku lupa?!
"Jadi kau dimana?"
"Aku.. Di.. Rumah sakit"
Maaf Bang PD-nim, aku harus berbohong.
"Mwo?! Wae?! Kau sakit??"
"A.. Ani! Aku, menjenguk temanku"
"Aigoo, ya sudah. Jangan terlambat, ingat! Jam 11 malam maksimal"
"Ne.."
Tuut
Ah, sudah jam berapa ini?
Kutatap jam di ponselku. Ini sudah jam 9 malam. Apakah mungkin untuk membawa Mirae jam 11 ke Big Hit? Sepertinya ia masih harus istirahat. Apa bisa, besok saja?
"E.. Eomma" ucap Mirae lemah.
Eomma? Mirae kenapa? Apa ia merindukan ibunya?
Rumah sakit
Aku duduk di ruang UGD sambil menatap Mirae yang terbaring di kasur ini. Luka-lukanya baru saja diobati dan beberapa bagian diperban. Kata perawat tadi, aku tinggal menunggu dokter yang bertugas di UGD.
"Emm, ini pasien Jang Mirae?" seorang yeoja masuk dengan jas putih khas dokternya. Ya, sepertinya dia dokternya. Tunggu, aku seperti mengenalnya.
"Permisi?" yeoja itu menyadarkanku.
"A.. Ah, ne.." aku mengangguk dan tersenyum ramah padanya. Walau aku tak yakin ia bisa melihat senyumku. Karena aku memakai bucket hat dan masker seperti biasanya.
"Saya periksa dulu ya" ia tersenyum padaku. Senyum itu, ya. Aku seperti mengenal senyum itu.
Setelah ia merapikan alat-alatnya, ia menatapku. "Jang Mirae mengalami luka-luka yang agak serius. Terutama di bagian kepalanya. Ia mengalami benturan keras yang kemungkinan tidak akan sadar selama satu hari. Selain itu, di perutnya juga.. Ia mengalami benturan yang cukup keras sehingga kesulitan bernapas. Tapi tidak ada penyakit yang serius untuk perutnya" ia menjelaskan. Sepertinya ia akan berkata lagi.
"Boleh saya tahu, anda itu keluarganya Jang Mirae?"
Aku terdiam. Apa aku harus jujur? Tapi.. Kenapa ia bertanya seperti itu? Jangan-jangan Mirae mengalami penyakit yang cukup parah? Aish, bagaimana ini?
"Sepertinya anda bukan keluarganya, jadi sebaiknya anda menghubungi salah satu keluarganya" jelas dokter itu. Aku tersenyum dan mengangguk. Tapi, kenapa harus keluarganya? Kenapa tidak aku saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us ||Jungkook
RomanceSeorang gadis, yang menjadi haters idol ternama yaitu Jeon Jungkook. Tanpa mereka sadari, mereka saling jatuh cinta. Namun mereka juga tidak melupakan fakta bahwa hubungan antara gadis itu dengan Jungkook hanya sebatas idol-haters. Akankah Jungkook...