Enough (04)

2 0 0
                                    


"Baiklah, kita sudah sampai" ucap Jungkook pada Mirae sambil mematikan mesin mobil dan membuka seatbelt-nya.

"Kajja. Kita masuk" ajak Jungkook.   Mirae hanya terdiam. Ia menatap Jungkook ragu-ragu. Karena sekarang ia berada di depan gedung Big Hit.

"Aish, ada apa kau membawaku kesini?" keluh Mirae.

"Tentu saja untuk membawamu pada Bang PD-nim, Mirae-ah" jawab Jungkook lembut.

"T.. Tapi untuk apa?" tanya Mirae dengan suara yang bergetar.

"Molla. Bang PD-nim menyuruhku untuk membawamu kesini. Jadi, kajja. Kita masuk ke gedung itu" ucap Jungkook meyakinkan.

"A.. aku.." Mirae seperti memikirkan sesuatu untuk merangkai kalimatnya.

"Wae? Kau takut?" tebak Jungkook jahil.

"A.. Ani! Aku hanya.." Mirae kebingungan dengan apa yang harus ia katakan.

"Hanya?" tanya Jungkook tak sabaran.

"Aish, lupakan. Lebih baik kita masuk ke gedung itu sekarang" Mirae pun membuka seatbelt-nya dan membuka pintu mobil Jungkook.




~~
Aigoo, dingin sekali malam ini. Kemudian mataku menatap dari bawah ke atas gedung Big Hit yang sangat besar ini.

Woah.. Mewah juga ya. Ani, ani! Aku tidak boleh kagum dengan gedung agensi Jungkook! Tidak boleh!

"Yyak, ayo kita masuk" ajak Jungkook dari belakang. Aku hanya mengangguk dan mengikuti Jungkook dari belakang.




Aku dan Jungkook menyusuri gedung Big Hit ini perlahan. Kemudian tibalah kami di lift. Saat itupun, Jungkook menekan tombol ke atas. Aish, kenapa aku takut sekali? Aku masih ingin melanjutkan hidupku dengan tenang, kuliah dengan sahabat-sahabatku, Lee Seorin dan Kang Hara. Ahh, bagaimana jika aku dilaporkan ke polisi? Aigoo, kenapa aku harus menjadi haters yang malang?!

Ani, ani. Mereka memanggilku mungkin karena rumor Jungkook yang sudah tersebar luas sampai ke seluruh bagian negara. Mungkin. Jika memang benar, aku bisa menunjukkan bukti-buktinya pada Bang.. Bang.. Bang PD-nim! Lalu mereka akan membeli fotoku agar tidak tersebar. Yaa, aku baru menyebar rumornya saja. Belum bersama kedua foto itu. Pintar sekali kau, Jang Mirae! I'm so proud of myself!!

Tapi.. Tetap saja rasa takut masih menempel di kepala dan hatiku. Rasanya tidak tenang. Apa harusku kabarkan pada Seorin dan Hara? Hmm sepertinya iya.

Mirae
Seorin-ah, Hara-ah...

Ayolahh, jawab.. Kumohon

1 menit

2 menit

3 menit

Ting!

Kukira suara ponselku. Ternyata suara lift. Dengan beeat hati aku masuk ke dalam lift itu.

Kutatap Jungkook yang menekan tombol tutup kemudian menekan tombol bernomor 19. Tinggi sekali bangunan ini. Ah, sudahlah. Sekarang jangan pikirkan bangunan ini.

Kembali dengan ponselku, aku mengecek apakah mereka sudah membalas. Aish, ternyata masih belum juga.

"Apa yang sedang kau pikirkan" tanya Jungkook tiba-tiba. Mataku mengarah padanya yang tidak menatapku sama sekali. Hmm aneh. Bagaimana ia bisa tahu kalau dia tidak melihatku?

"Wae?" tanyanya sekalu lagi.

"Ani.. Tidak ada" jawabku berbohong. Dan dia hanya mengangguk.

Lalu aku kembali mengecek apakah pesanku sudah dibaca arau dibalas oleh mereka. Aku menghela napas. Ternyata belum. Oh ya, aku lupa. Ini sudah jam setengah dua belas. Sudah larut malam bagi mahasiswi yang kelelahan seperti kami bertiga.

"Jungkook-ssi" panggilku. Tapi ia tidak menoleh. Mungkin, suaraku terlalu kecil?

"Jungkook-ssi!" panggilku lagi mengeraskan suaraku. Tapi tetap saja dia tidak menoleh. Apa dia sedang memakai airpods? Tapi kelihatannya tidak. Lalu kenapa?

"JUNGKOOK-SSI" teriakku. Kali ini aku tidak memanggilnya seperti sebelumnya. Lebih baik berteriak. Tapi, hasilnya sama saja. Ia tidak menoleh maupun merespon. Apa dia sedang tuli? Atau memang tuli? Aish, menyebalkan

Ah, aku teringat sesuatu. Mengenai panggil-memanggil. Apa dia tidak menoleh hanya karena itu? Aish, kekanak-kanakan sekali. Baiklah, akan ku coba.

"Ju.. Jungkook.. Jungkook-ah" panggilku ragu-ragu dengan suara yang agak kecil. Tapi, kali ini dia menoleh.

"Mwo? Aku tidak mendengarnya" ucapnya pura-pura bodoh. Dasar sok tampan menyebalkan.

"Jungkook-ah" ulangku sembari melihat ke lain arah. Aku tidak berani ditatap olehnya saat ini. Memalukan.

"Aish, aku tidak mendengarnya. Bisa lebih keras lagi? Louder!" aigoo, aigoo. Dia pura-pura bodoh dan tuli atau memang bodoh dan tuli?!

Baiklah. Aku mengalah. Aku akan mengulangi kata-kataku.

"JUNGKOOK-AH" teriakku melototi Jungkook. Namun apa responnya? Ia hanya terkekeh sambil menunduk. Sepertinya ia sangat puas dengan panggilanku.

Aku hanya tersenyum kesal melihatnya. "Wae? Kau senang?!" bentakku.

"Eung, sangat" jawabnya yang masih terkekeh. Sebenarnya apa spesialnya panggilan seperti itu?

Oh ya aku lupa. Aku haters nya. Jadi... Tunggu. Bukankah malah aneh jika aku, haters-nya memanggil Jungkook seperti orang yang sudah akrab?

Molla. Jungkook memang gila sepertinya.

Ting!

Yup! Itu suara ponselku! Aku harap mereka yang mengirimkan pesan padaku. Seorin dan Hyesun. Kubuka ponselku dan... Benar saja. Itu pesan dari Seorin dan Hyesun. Senyuman mengembang di wajahku. Rasanya bahagia sekali.

Hara
Wae?

Seorin
Ne, Mirae-ah?

Dengan cepat ku ketik balasan untuk mereka. Aku pun menjelaskan semuanya. Dan jawaban mereka pun tak berbeda jauh dari perkiraanku. Mereka terkejut.

Seorin
MWO?! JUNGKOOK MEMBAWAMU KE GEDUNG BIG HIT?! Mirae-ah, I hope you will be alright there..

Hara
Are you serious?!! Geundae.. Untuk apa?

                                                Mirae Molla. Tapi sepertinya karena rumor yang kusebar tadi siang.

Seorin
Secepat itukah tersebarnya?
  
                                                 Mirae
                                                 Maybe.

Setelah itu tak ada lagi pesan apapun dari mereka. Sepertinya mereka sudah tidur. Biarlah. Yang penting aku sudah memberitahu mereka.

"Jungkook-ah, menurutmu apa aku akan mati hari ini?" tanyaku serius. Ia malah terkekeh.

"Aigoo, aigoo.. Tidak mungkin Mirae-ah.. Mungkin mereka hanya akan menanyaimu tentang beberapa hal.." ucapnya sembari masih terkekeh.

"Benarkah?" tanyaku

"Molla. Aku juga tidak tahu" jawabnya santai

"Yyak!" teriakku kesal.

"Aku serius, Mirae-ah. Aku tidak tahu" balasnya meyakinkan.

"A.. Apa mereka akan melakukan sesuatu padaku yang membuat hidupku harus berakhir?" tanyaku sembari menunduk. Aku sangat takut. Sungguh. Berada dalam lift bersama seseorang yang kubenci sejak dulu. Yang sepertinya ia akan membuat hidupku berkahir di.. Penjara? Mungkin?

Ah, molla. I'm enough for this.

Nothing Like Us ||JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang