Bab 8
"Masih siang ko udah pulang?"setelah sekian lama pertanyaan itu baru terlontar karena kenyaman dari pelukan yang di berika Frasta mengalihkan dunianya sejenak.
Mereka berjalan beriringan keruang tengah.
"Kan hari jum'at,setengah hari" jawab Frasta, lalu mendudukan badannya di sofa ruang tv.
"Ohh,,,,,,!"
"Kamu aktifin lagi hpnya?"
"Iya,,,,abisnya aku bosen,tapi tetep aja ga ada yang seru"
"Besok,pulang dari rumah sakit kita jalan-jalan yuk?"
"Kamu ngajakin aku kencan?"
"Engga,,,,cuma malam mingguan biasa"
"Itu sama aja"
"Tapi mau kan?"
Anggukan Kirana mengakhiri obrolan singkat mereka.Kepulangan Frasta siang ini sangat di syukuri oleh Kirana,kebosanan yang sempat melanda minggat entah kemana saat perdebatan kecil bersama Frasta tercipta.
Setelah selesai makan malam, seperti biasa mereka akan duduk di ruang tengah dan malam ini sesuai janji Frasta tidak lagi membawa pekerjaannya,mereka hanya mengobrol sambil nonton tv.
"Kalau perban nya udah di lepas,aku boleh ya ke kedai?"
"Kamu lagi minta ijin?"
"Iya,,,,di ijinin kan?"Frasta tak langsung menjawab dan malah memandang Kirana lekat.
"Kenapa? kamu ga ngijinin"
"Kalau aku ijinin, imbalannya apa?"
"Ko harus ada imbalannya? itukan kedai aku,aku mau kesana kapan pun ya suka suka aku lah?"
"Terus ngapain kamu minta ijin?"
"Iya kan kamu suami aku,,,jadi kalau mau apa apa ya harus minta ijin dulu kan?"
Frasta sedikit terkesiap,hatinya merasa hangat saat Kirana menyebutnya suami,perlahan kedua sudut bibirnya terangkat ke atas, tangan nya terarah untuk mengelus pipi Kirana yang kali ini tidak di tepis lagi.
"Aku ijinkan,tapi,,, engga untuk kerja sampai bahu kamu benar benar sembuh, baru boleh masak lagi!"
Kirana mengangguk antusias,dia sudah sangat rindu dengan kedainya yang dia rintis setahun lalu saat pertama datang ke negara kelahirannya ini.
"Kamu senang?"
"Iya,,,,,!"
"Sekarang,mana imbalannya?"
"Imbalan,,, apa?"Kirana bingung harus membalasnya dengan apa.
Tapi tiba tiba Frasta memepetkan duduknya lalu menepuk pipi kirinya.
"Kamu ngapain?"
"Nagih imbalan,buruan,,,,aku udah ngantuk"
Tiba tiba Kirana di serang kegugupan yang luar biasa,dia bukannya tidak paham atas permintaan Frasta tapi apa memang harus secepat ini,dia merasa ini terlalu singkat,mereka belum terlalu mengenal walau Frasta sudah beberapa kali mencuri ciuman dipipinya tapi tetap saja,kalau di lakukan terang terangan seperti ini rasanya Kirana belum berani terlebih harus dia yang memulai.
Melihat Kirana hanya diam saja Frasta pun menjauhkan diri , dia bisa melihat keraguan dimata Kirana, tangannya terangkat lagi untuk mengelus puncak kepala Kirana.
"Aku cuma bercanda,,,, jangan di pikirin, aku ijinin kamu kekedai tapi engga buat kerja,aku akan minta bang Raimon buat ngawasin kamu".Kirana masih tetap diam,dia bingung harus meresfon bagai mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana (Tamat)
RandomUntuk teman-teman yang sekiranya tertarik membaca cerita saya ini, mohon di perhatikan urutan nya, ga tau kenapa jadi ngacak dan bikin bingung alur ceritanya. Saya sudah coba benerin tapi gitu lagi gitu lagi, maaf atas ketidak nyamanan kalian saat m...