Akhirnya bisa update juga, si Ondet lagi di cekokin materi sama pak bos alhasil gk bisa berfantasi, serasa kuliah lagi 6 SKS 😫🤒.
Bodo amat kalo ceritanya keluar dari expektasi kalian, karena ini udah di tetapkan menurut expektasi si Ondet 😎.
Enjoy reading....
"Apa kandungannya baik-baik aja?" tanya Brian sambil melihat Stevani yang sudah tertidur.
"Kandungan nyonya Stev baik-baik saja tuan, mungkin tadi hanya kelelahan saja" penjelasan dokter membuat Brian menghela nafas lega dan setelahnya dokter itupun pamit.
Brian menuju ruang kerjanya sambil memikirkan pernikahannya yang belum apa-apa tapi sudah hancur. Sebenarnya Brian sudah mulai nyaman dengan kehadiran Clara, wanita yang selalu menentangnya dan juga cerdas. Untuk malam ini Brian akan membiarkan Clara keluar dari rumahnya, mungkin Clara butuh waktu sendiri. "Kau cari tahu kemana Clara menginap malam ini dan ikuti dia dari jauh kemanapun dia pergi, laporkan setiap aktivitasnya padaku" kata Brian pada salah satu bawahannya untuk memantau Clara.
"Harusnya aku senang melihat dia pergi dari rumah ini dengan kemauannya sendiri, tapi kenapa...".
Brian menarik nafas dalam-dalam "hah ntahlah sebaiknya aku tidur" Brian pun tidur diruang kerjanya."Dasar lelaki Brengseeeeeeeeeeek.. BRIAN sialaaaaan!" ntah sudah keberapa kalinya Clara mengatai Brian brengsek dan makian lainnya.
"Aaaaaaaghhhhh.... Aku gagal menjadi janda perawan" dengan perasaan kesal, marah dan sedih Clara berteriak sambil memukuli lantai tempatnya duduk. Setelah keluar dari rumah laknat itu Clara memutuskan untuk menginap di hotel jika kembali kerumah orang tuanya pasti para pelayan akan memberitahukan kepada orang tuanya sedangkan jika menginap dirumah Viona, Clara belum siap untuk bercerita.
Tak peduli tangannya yang mulai memerah dan juga bercak darah mulai terlihat ditangan Clara. Inilah kebiasan Clara jika dia sedang kesal, marah dan sedih untuk meredakan rasa sakit dihatinya, makan dia lebih suka memukul benda apapun yang ada disekitarnya. Jika dikamarnya dulu, ada samsak yang sudah siap menjadi bahan tinjuan absurd Clara.
"Aku benci... Aku benci kau Briaaaaaaaaaaaaaan!" triak Clara frustasi.
Sedangkan di negara lain "Pah kenapa perasaan Mama tidak enak, Mama takut terjadi apa-apa dengan putri kita". "Tenang Mah, Papa akan menyuruh seseorang untuk melihat keadaan putri kita".
Pagi-pagi sekali Brian bergegas menuju hotel, setelah mendapat kabar dari salah satu bawahannya kalau Clara berada di hotel G'G. Bukan hal yang sulit untuk Brian meminta kunci kamar dimana Clara menginap. Sepi itulah yang Brian lihat saat pintu kamar terbuka, tempat tidurpun masih terlihat rapi seperti tidak ada yang menempati, dengan langkah pelan Brian mengelilingi kamar dan saat membuka pintu kamar mandi betapa terkejutnya dia melihat Clara yang bersandar di tembok dengan mata terpejam.
Clara yang masih bisa mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki pun segera membuka matanya. "KAU!!, KENAPA ADA DISINI BRENGSEK!"
Dengan susah payah mengesampingkan rasa pusing yang tiba-tiba menyerangnya Clara merusaha berdiri sedangkan Brian yang awalnya kaget melihat keadaan Clara, tapi saat berniat untuk menghampiri Clara, wanita itu sudah terbangun dari tidurnya dan berteriak ketika melihat dirinya. Jadilah Brian hanya melihat dan bersender di pintu sambil melipat tangannya, menunggu apa yang akan wanita itu lakukan. Saat Clara sedang berusaha berdiri dengan menjadikan tembok sebagai tumpuannya Brian melihat Clara dari ujung kaki sampai atas, masih menggunakan pakaian semalam batin Brian dan saat mata Brian melihat tangan Clara "Kenapa tanganmu?".
Setelah berteriak dan akhirnya bisa berdiri Clara berjalan melewati Brian tanpa peduli dengan pertanyaan Brian tadi. Lapar dan pusinglah yang Clara rasakan saat ini, karena terlalu memikirkan nasibnya semalam dia sampai lupa dengan asupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Husband [END]
ChickLitTuhan Jangan pertemukan aku dengan mantan suamiku lagi. ~Clara Hanzelin Kau sendiri yang membuatku ingin memilikimu lagi dan kali ini tak akan kubiarkan kau lepas. ~Brian Aditya Alvarenzo