Dominic Obsession |59|

162K 13K 307
                                    

Dominic ingin membalas pesan kepada Pierce tapi tangannya yang satu sedang memegang Zach. Akhirnya Dominic memutuskan untuk membalas pesan Pierce nanti. Dominic meletakan poselnya di kantong celananya lalu mengembalikan perhatiannya ke Zach.

Zach ternyata sudah mulai mengantuk, Zach bersandaran ke perut Dominic, matanya mulai tertutup. Tidak butuh waktu lama untuk Zach tertidur.

Dominic menatap lembut putranya. Dominic sangat menyesal tidak berada di sini ketika Zach lahir. Dominic sudah kehilangan waktunya yang seharusnya menyaksikan Zach tumbuh. Walaupun hanya beberapa bulan, tapi Dominic sangat ingin menyaksikan putranya sejak ia sangat kecil.

"Apa dia selalu sebesar ini?" Tanya Dominic tiba-tiba. Menarik perhatian Athena.

"Tidak, dia dulu lebih kecil, kalau dari lahir sebesar ini bagaimana aku melahirkannya, Dominic," ucap Athena sedikit geli dari suaranya. Sepertinya Athena sudah tidak terlalu marah. Dominic terkekeh pelan. Lalu tatapan Dominic menjadi serius.

"Maafkan aku tidak ada di sini ketika kau melahirkan putra kita," ucap Dominic dengan penuh sesal. Dia sangat menyesal sudah memberikan nama palsu ke Athena yang membuat Athena memberikan Dominic nama palsu juga. Dominic menyesal tidak meninggalkan nomor telponnnya ke Athena.

"Aku sungguh menyesal ketika kita di Hawaii kita tidak pernah bertukar nomor telpon, andai saja kita bertukar nomor telpon, pasti semuanya akan berbeda," ucap Dominic. Tatapan Athena melembut, lalu Athena tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu disesali. Semua yang sudah terjadi biarkan terjadi, menyesalinya tidak akan merubah apa pun, masih ada masa depan untuk memperbaikinya," ucap Athena lembut.

Dominic benar-benar tidak mengerti, wanita di depannya ini adalah malaikat. Athena begitu sempurna, sempurna untuk Dominic.

Dominic tidak menyangka ia bisa sebegitu tergila gila dengan seorang wanita. Selama ini ia pikir tidak akan ada wanita yang akan membuatnya seperti ini. Athena tidak menyadari apa yang wanita itu lakukan pada Dominic.

Dominic sadar dirinya sudah sangat terobsesi dengan Athena. Athena bagaikan nikotin yang membuatnya kecanduan.

"Dominic?" Panggil Athena membuat Dominic tersadar.

"Ada apa?" Tanya Athena khawatir sekarang. Dominic suka ketika Athena mengkhawatirkannya. Ketika Dominic ingin menjawab tiba-tiba mobil berhenti, ketika Dominic melihat keluar jendela ternayata mereka sudah sampai di rumah. Dominic memberikan Zach yang sudah tertidur ke Julia dengan hati-hati agar Zach tidak bangun. Lalu Athena menyuruh Julia untuk membawa Zach ke kamarnya.

Julia pun keluar duluan lalu disusul dengan Dominic, ketika Dominic sudah di luar mobil, ketika Athena keluar dari mobil tiba-tiba Dominic mengangkat Athena ala bridal style membuat Athena terkesiap. Spontan Athena langsung melingkari kedua tangannya ke leher Dominic karena takut jatuh.

"Aku bisa jalan, Dominic. Aku baik-baik saja," ucap Athena.

"Kakimu masih terluka," ucap Dominic tenang dan sedikit kaku. Athena bingung apa yang membuat Dominic menjadi begitu kaku sekarang. Apa Dominic marah?

Seharusnya Athena yang marah! Athena memiliki kekurangan yaitu mudah memaafkan orang. Kata orang itu adalah kelebihan tapi menurut Athena itu adalah kekurangan.

Athena akhirnya diam saja, Dominic berjalan memasuki mansion. Mereka langsung disambut oleh kepala pelayan yang menunduk kepada mereka tapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Dominic melewatinya tanpa melirik sedikit pun pelayan itu. Dominic langsung membawa mereka menuju kamar tidur. Sesampai di kamar tidur, Dominic menurunkan Athena di tengah ruangan.

Dominic melepaskan jam tangannya, dan Dominic belum juga mengatakan sepatah kata pun. Athena tidak menyukai perubahan mood Dominic yang begitu membingungkan.

"Dominic, apa kau marah?" Tanya Athena akhirnya. Salah satu alis Dominic terangkat.

"Marah? Mengapa kau mengira aku marah, tiger?" Tanya Dominic sambil berjalan mendekat ke Athena.

"Wajahmu menjadi kaku, dan kau mendadak menjadi pendiam seperti memikirkan sesuatu dengan wajahmu yang muram, apa lagi yang terpikir oleh ku kalau kau bukan marah?" Tanya Athena. Sekarang Dominic berdiri tepat di depan Athena.

"Kau yang membuat aku seperti ini," ucap Dominic.

"Aku membuatmu marah?" Tanya Athena. Dominic menarik rahang Athena lalu berkata.

"Tidak, kau membuatku benar-benar terobsesi padamu. Aku sedang memikirkan bagaimana cara untuk meredakan semua obsesi ini," ucap Dominic serius. Athena mengerjapkan matanya seolah tidak percaya apa yang Dominic baru katakan.

Mata Dominic menatap Athena dengan tatapan intens yang bisa membuat Athena terbakar hanya dengan tatapan itu. Astaga, apa hanya Athena yang merasakan ketegangan seksual ini?

Tiba-tiba Dominic menyentuh bibir Athena dengan jarinya. "Aku tidak bisa melihat bibirmu tanpa ingin menciummu."

Jari Dominic naik menuju pipi atas dekat dengan mata Athena. "Aku tidak bisa melihat matamu tanpa terhipnotis dengan keindahannya."

Lalu jari Dominic menuju rambut Athena dan menyibak rambut Athena dengan jarinya."Aku tidak bisa melihat rambut halusmu tanpa membayangkan bagaimana rambutmu jatuh ke punggung telanjangmu," ucap Dominic dengan erangan rendah diakhir kalimat.

Kemudian Dominic mencium rambut Athena dengan matanya yang tertutup, lalu membuk matanya kembali dan menatap Athena dengan tatapan intens. "Aku tidak bisa di dekatmu tanpa menginginkanmu. Aku begitu mencintaimu sampai sakit rasanya," ucap Dominic dengan nada yang begitu rendah.

TO BE CONTINUED
___________
JANGAN LUPA  TINGGALKAN KOMENTAR YA GUYS🥰💖🥺🙇🏻‍♀️🙏

Maaf gak panjang-panjang ya, sebentar lagi aku uas, mau kuis juga besok dan tugas kuliah menumpuk😭🙃

Kalau mau kontak aku lewat instagram aja ya : yessynut

Thank you!
Yessy Nut.

Dominic's Obsession ✔️ (Mavros Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang