Teruntuk para pembaca,
Harap menekan tombol bintang dan memberi dukungan pada cerita ini sebagai feedback terhadap kerja keras Author. Trmksh.
___________
"Surprise!!!"
Edward terkejut sekaligus terharu mendapati sambutan meriah ini.
Confetti warna-warni berjatuhan di kepalanya. Disusul dengan semprotan salju yang membuatnya semakin festive.
Oh ayolah! Ini hanya tinggal kue tart dengan lilin-lilin saja, supaya acara ini terlihat mirip dengan perayaan pesta ulang tahun sungguhan.
Ed bingung sebenarnya, seingatnya, ia tidak sedang berulang tahun hari ini. Tapi kenapa ada begitu banyak kado ? Hampir semua pelayan membawa kotak hadiah besar, termasuk adiknya, Peter, dan ini aneh.
Edward berjalan di atas karpet merah dengan diiringi oleh para ajudannya yang sibuk membersihkan confetti yang berjatuhan di baju mereka.
Seluruh pelayan Harrisson berbaris rapi di belakang ibu dan adiknya seraya membawa karangan bunga bertuliskan ucapan selamat.
Ada paman Andrew selaku kepala pelayan yang tampak bersemangat dalam memberikan komando,
"Semuanya siap? Ambil posisi, "
Edward kembali bertanya-tanya, "Ada apakah gerangan?" ucapnya mencoba untuk menjadi jenaka walau hanya satu malam.
Paman Andrew yang antusias sibuk menjadi dirigen, "One, and two, and three, let's go!"
Beberapa dari penjaga segera meniup terompet dan menabuh drum seperti marching band.
Iringan-iringan musik itu mulai dimainkan. Para pemain bass dari divisi keamaman rumah yang terdiri dari security dan pengawas CCTV terlihat paling bersemangat. Ada juga para peniup trumpet yang terdiri dari divisi ahli seperti ahli horologi, stylist dan tata ruang yang antusias dalam memeriahkan.
Tak kalah pula dengan para pemain Xylophone dari divisi pelayanan yang termasuk dalam jajaran koki, room service, cleaning service, dan driver. Mereka kompak memainkan alat musik itu dalam nada yang sangat harmony.
Edward speechless...
Lelaki muda itu tak menyangka sama sekali bahwa para staff di kediaman mereka ternyata sangat berbakat dan menghibur. Mereka memainkan lagu Queen berjudul we are the champions yang diubah lirik oleh Peter sebagai vokalis utama menjadi You are the champion.
Edward terkesan, ia tertawa lebar saat menyadari adiknya kembali bernyanyi. Bukan, bukan karena suara Peter jelek, tidak sama sekali, sejak kecil kemampuan Peter dalam seni musik khususnya menyanyi sangat tidak diragukan.
Ia tertawa karena baginya momen ini terlalu konyol, sangat langka hingga menyibak kembali kenangan masa kecilnya yang bahagia.
Peter berdiri selangkah lebih maju dari mereka dan bernyanyi dengan suara altonya yang powerful dan sexy,
🎶 You are the champion, my brother,
And you'll keep on fighting 'til the end!
You are the champion, you are the champion,
No time for losers...
Cause you are the champion of the world...
Oh, Edward memegangi dadanya. Tak ada yang lebih menyentuh dari semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐫𝐢𝐬𝐬𝐨𝐧 (𝐓𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐥 1 & 2 )
Romance¤ Genre : Dark Romance ¤ Writer : Liebe_Aimer ¤ Status : Sudah Tamat. Tersedia Versi Evook, Book TH 1 dan Sequel Book TH 2. ________ Bagaimana jadinya bila seorang wanita borjuis dikaruniai tiga orang putra yang tampan d...