03. Bodoh

457 145 8
                                    

-Enjoy reading-

"Pelajaran untuk kali ini. Jangan ada
lagi perasaan yang mudah tertarik.
Hanya karena diperlakukan
dengan baik. Ingat dia hanya
memberi perhatian bukan sebuah
harapan "

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....


Hingga tiba-tiba. "Sonya!"

Sonya yang mendengar namanya dipanggil mendongak. Ia melihat orang itu dengan raut agak cengo.

"Kok di sini?" tanya Sonya saat mendapatkan kesadarannya.

"Ini kan tempat umum."

Sonya menepuk jidatnya spontan. Ia merasa bodoh, "Oh iya Kak, hehehe." Malik yang melihat tingkah konyol Sonya lagi hanya terkekeh pelan.

"Kamu sendirian?"

"Tidak, aku dengan kakakku."

"Owh ya udah, aku ke sana dulu ya So," pamit Malik sambil tersenyum manis.

Sonya yang melihat itu menelan ludahnya alot. "Iya Kak," balasnya sambil tersenyum lebar. Mimpi apa aku semalam? Disapa Kakak kelas, diberi senyuman juga lagi! Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan.

"Untung Kak Koko sedang pergi. Kalau tidak, dia pasti mengolokku," gumam Sonya saat mengingat ia pergi bersama kakaknya. Dia pun melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Menjilati es krimnya lagi, menghiraukan lalu lalang orang yang ada di sini.

"DARRR!!!"

Sonya yang kaget spontan terjengkit. Tanpa menoleh pun ia tau itu suara siapa.

"KAKAK!" rengeknya.

"HAHAHA...." tawa Eko menggelegar di telinga Sonya. Meskipun suaranya agak tenggelam ditelan ramainya suasana, tetap saja terdengar keras bagi Sonya. Kakaknya itu berdiri tepat di belakang badannya. Suaranya terdengar menyebalkan di telinganya.

"Diam! Udah yuk pulang," ucap Sonya ketus.

"Gitu aja ngambek," goda Eko.

"Enggak, udah ayo pulang."

"Hmm yaudah yok pulang. Dasar anak kecil."

"Aku itu bukan anak kecil, hanya kurang tinggi," ambek Sonya.

"Halah kalo pendek, ya pendek aja. Enggak usah alibi kurang tinggi."

Alur Cahyaning BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang