buat yang belum tau
1. Chrysander Sebastian Aldevaro: Papa Ares
2. Athena Raveen Aldevaro: Mama Ares
3. Elvano Bratadikara: Papa Zea
4. Agatha Maurine Bratadikara: Mama Zea.
***
Zea mengulum senyumnya. Ambyar dong dia dipuji Tante Athena!
"Terima kasih tante," ujar Zea sedikit membungkuk dan tersenyum sopan.
"Salam dari Tante Agatha untuk papa mama." Ares menyampaikan salam dari orangtua Zea kepada mamanya.
"Ah! Benar begitu, Zea?" tanya Athena dengan senyum anggunnya yang dibalas anggukan oleh gadis itu.
"Senang mendengarnya. Tante sudah lama tidak bertemu mama kamu. Kangen sekali rasanya," ujarnya menunjukkan ekspresi murung.
"Tante dekat dengan mama, ya? Zea kok gak tahu hehehe."
"Wah, dekat sekali! Sebenarnya tante berteman dekat dengan Elvano. Saat dia berpacaran dengan mama kamu, tentu kami jadi kenal. Malah kita berdua sangat dekat, seperti melupakan Elvano," kata Athena seraya tertawa bernostalgia.
"Ohh gitu!! Pantesan aja mama seneng banget waktu Ares kerumah," balas Zea melirik Ares.
"Iyakah?" kata Athena bersemangat. "Chrys juga sudah lama tidak bertemu mereka. Terakhir 7 bulan yang lalu, itu pun tidak sengaja bertemu saat ada pertemuan kerjasama di Milan."
"Gimana kalau kita makan malam bersama tante? Nanti Zea bilang ke papa mama, dan om tante juga bisa atur jadwal dari sekarang supaya ada waktu," usul Zea.
"Wah! Boleh banget. Tante jadi gak sabar, kamu bilang ke papa mama ya. Secepat mungkin kita harus bertemu," balas Athena. "Siap tante!"
"Mama." Ares merajuk.
"Loh kenapa?" tanya Athena heran.
"Mama sama Zea kayak udah kenal lama aja. Kan Ares yang bawa Zea ke mama, kok Aresnya dilupain?" Sontak perkataan laki-laki itu menciptakan tawa dari mulut Athena dan Zea.
"Kamu gak seneng karena dilupain? Atau karena Zea yang jadi sibuk sama mama dan kamu gak bisa ngobrol sama dia?" goda Athena.
"Ya dua-duanya sih," kata Ares dengan cepat.
"Ya sudah mama ke depan dulu deh, gak mau ganggu kalian. Zea jangan lupa ya!" ujar Athena seraya menjauhkan diri dan mengedipkan satu matanya kepada Zea.
Selepas kepergian mamanya, Ares langsung menarik Zea mengikuti langkah kakinya.
"Sekarang mau kemana?"
"Ke tempat young Aldevaro. Kita gak boleh lama-lama ditempat orangtua kayak gini, nanti ketularan tua," ucap Ares sedikit berbisik seolah itu adalah rahasia.
"Sembarangan!" ucap Zea menepuk tangan laki-laki itu.
Ares mengajak Zea ke bagian belakang mansion yang sangat cantik.
Desainnya tidak terlalu old seperti bagian depan mansion.
Seperti yang Ares bilang, tempat itu memang tempat berkumpulnya young Aldevaro. Pemuda-pemudi yang cantik dan tampan bagaikan Dewa-Dewi Yunani hadir semua disitu.
"Look! Our Prince Charming is coming and who's beside him??" ucap salah satu sepupu Ares dengan kencang yang disambut kekehan oleh Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA.] Ini tentang Antares Sebastian Aldevaro si Iblis pencabut nyawa berwujud dewa dalam mitologi Yunani. Juga tentang Zeanne Queensha Bratadikara yang cantik tapi penuh teka-teki. Diawali cara...