Bad Couple - 10 (Masa lalu Elfran)

7K 409 5
                                    

"Dan pada akhirnya, menerima adalah cara terbaik daripada melupakan"
-
{Elfran Gian Angkasa}


Rumah Elfran selalu tampak sepi setiap harinya, karena 2 tahun belakangan ini, ia tinggal seorang diri. Ditemani Bi Sari dan Pak Taryono, Elfran hidup di rumah sebesar itu. Ibunya telah meninggal 2 tahun yang lalu. Ayahnya meninggalkan Elfran sendiri dirumah itu. Hanya Evelyn, keluarga Evelyn, bi Sari dan Pak Toryono lah yang ia punya saat ini.

"Tidurnya jangan malem malem yang" ucap Elfran pada seseorang yang wajah cantiknya ada di ponsel pintarnya. Ya, kini Elfran sedang melakukan video call bersama Evelyn.

"Iya, bawel amat si, dari tadi ngomongnya itu terus" Evelyn mendengus disana.

"Gue gamau lo sakit Evelyn" nasihatnya pada sang kekasih.

"Iya El, gue ngerti"

"Yaudah tidur sekarang" titahnya

"Yaudah gue matiin ya" Evelyn hendak mematikan sambungan video callnya tapi ditahan Elfran.

"Jangan dimatiin, gue lagi pengen liat singa tidur"

"Ya ya terserah lo, gue ngantuk. Dah sayang"

Yang Elfran lihat kali ini hanya wajah pujaan hatinya yang terlelap. Sangat cantik, pikir Elfran.

Elfran tak mematikan sambungannya selama 1 jam. Elfran sungguh sangat senang melihat tidur pulas Evelyn. Bahkan kini gadis itu sedang menganga saking lelapnya. Elfran hanya bisa tertawa melihatnya. Hanya melihat gadisnya saja membuatnya bahagia, sungguh ia tak membutuhkan apa-apa lagi selain gadisnya yang selalu menemaninya.

Setelah dirasa cukup, Elfran mematikan sambungan video callnya. Lantas ia merebahkan diri seperti yang dilakukan Evelyn 1 jam yang lalu. Matanya mulai menerawang, melihat langit-langit kamar. Seketika, pikirannya tertuju pada kejadian 2 tahun yang lalu, dimana trauma itu tumbuh dalam diri Elfran.

Flashback on

"Dari mana aja pah? Masih inget pulang ya?" Tanya Elfran pada seorang lelaki paruh baya yang sedang berjalan dengan kondisi kurang baik.

"Papah gak kasihan apa sama mama? Tiap hari mamah banting tulang cuma buat menuhi apa yang papah mau. Papah kurang puas judi? Mamah sakit pah, dan itu semua gara-gara papah" Elfran geram.

"Diem lo anak haram. Gak guna lo hidup." Jawabnya

"Anak haram?" Elfran tentunya terkejut dengan ucapan yang dilontarkan ayahnya itu.

"Lo itu Cuma anak haram yang gak seharusnya ada. Lo itu pembawa sial. Lo mening mati aja" lelaki setengah baya itu mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya, yang kemudian diaarahkan pada Elfran.

Dor

Pelatuk berhasil dilepaskan, Elfran menutup matanya tak merasakan apa apa. Begitu ia membuka mata, alangkah terkejutnya ketika melihat sang ibu terbaring lemah dihadapannya. Darah mengalir dari kepalanya. Elfran terpaku beberapa saat, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Sementara sang pelaku hanya tertawa puas, tak sadar karena sedang dalam kondisi mabuk. Dani, sang ayah kemudian pergi meninggalkan Elfran yang masih mematung melihat jasad ibunya. Ia berjongkok, memangku kepala Rena diatas pahanya. Sebulir air mata menetes, membasahi wajah sang ibu, disusul dengan buliran air mata yang makin menderas dan teriakan kesakitan Elfran. Elfran tak tahu harus bagaimana, ia sudah tidak punya siapa siapa saat ini.

Beberapa hari ia mengurung diri dikamar. Bi Sari, yang notabene nya seorang asisten rumah tangga sejak Elfran berumur sepuluh tahun, hanya bisa menghela nafas, prihatin dengan keadaan tuan mudanya.

Tak jarang, bi Sari mendengar suara teriakan dari dalam kamar Elfran, beserta jeritan yang memilukan, membuat hati siapa saja ngilu mendengarnya. Ia begitu kehilangan.

Seharusnya aku mencegah mama untuk menolong, dan membiarkan aku mati saat itu, pikirnya.

Pikirannya kacau, batinnya tertekan, hingga suatu hari ia bertemu seorang gadis yang tak sengaja mengotori bajunya dengan kopi. Elfran hanya diam, memperhatikan gadis itu membersihkan pakaiannya. Hatinya menghangat , dan seketika ia teringat sang ibu ketika melihat wajah gadis itu.

Semenjak saat itu, Elfran mulai dekat dengan gadis bernama Evelyn itu. Evelyn membantunya menyembuhkan trauma yang dialami Elfran. Evelyn juga berhasil mencuri hati seorang Elfran Gian Angkasa. Elfran tak lagi merasa kesepian.. tapi, ada satu masalah, ia tak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan Evelyn menyarankan ia untuk membangun sebuah café. Kebetulan, Elfran saat itu mempunyai cukup tabungan untuk membangun sebuah café. Evelyn menemani ELfran dari awal ia membangun usahanya. Elfran juga diajarkan bagaimana caranya berbisnis oleh ayah Evelyn, Belvan. dan, usahanya berhasil, café yang ia bangun sukses. Sungguh Elfran sangat perlu membalas budi kepada Evlyn dan keluarganya karena telah memberikan semangat hidup untuk Elfran.

Flashback off











Gimana part ini, suka? 

Please, kasih vote dan komennya biar aku makin semangat buat up cerita ini.

Bonus foto Elfran

~ Salam dari kekasih gelap Chanyeol:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~ Salam dari kekasih gelap Chanyeol:*

Bad Couple (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang