31 - Ares Minta Maaf

                                    

                                          
anjay update juga akhirnya. kindly vote and comment!🤩
                          
***
                          
Ares tahu ia salah.
                          
Ares tahu ia brengsek.
                          
Ares juga sadar tak sepantasnya ia begitu.
                          
Laki-laki dengan mata legam itu dengan frustasi menjambak rambutnya. Mengepalkan tangan, lalu meninju dinding terdekat dengan sangat kuat.
                          
Dinding itu retak. Pasti. Dibukanya kepalan tangan itu, darah mengucur dengan deras.
                          
Great! Lo abis ngapain Ares?
                          
"DAMN IT!!" makinya kepada diri sendiri.
                          
Ares rasa Jordan benar. Laki-laki itu telah jatuh hati kepada Zea. Tapi
ia berusaha memungkiri diri sendiri, bahwa dirinya tidak menyukai Zea.
                          
Begitu banyak hal misterius yang gadis itu miliki. Membuat Ares didepan semua orang berkata yang tidak benar tentang Zea. Padahal sebenarnya, laki-laki itu hanya tidak terima. Tidak terima bahwa Zea memiliki rahasia yang tidak bisa Ares ketahui.
                          
Ares hanya merasa, Zea punya beribu hal yang ditutupi. Dan sialnya, itu membuat Ares sangat sulit menjangkau dan meraih Zea.
                          
Sebenarnya, ia sedang mencobai diri sendiri. Ya dengan bertindak kurang ajar kepada Zea. Bukannya mendapat kelegaan karena ternyata 'memang benar' laki-laki itu tidak menyukai Zea.
                          
Yang ada ia malah merasa sangat brengsek, menyesal, dan ikut sakit melihat Zea yang terluka.
                          
"Sekalinya goblok, malah kebablasan." Ares melihat jendela kamar. Gordennya sedikit terbuka. Menampilkan keindahan bulan dan bintang yang bekerja sama membius setiap mata yang melihatnya.
                          
Menghampiri jendela itu, dibukanya gorden semakin lebar.
                          
Malam ini semua tampak cantik. Merasa bosan, akhirnya Ares membuka pintu balkon. Melirik teleskop hitam di sebelah kanan balkon, yang seolah memanggil untuk digunakan.
                          
Mengamati kilauan bintang lewat benda itu. Kemudian, memandangi angkasa dengan mata redup. Ia menarik napas sekuat mungkin, lalu menghembuskannya dengan lelah.
                          
Sesudah merasa cukup, Ares kembali masuk ke dalam kamar. Membuka aplikasi line, menatap username bernama zeanne dengan ragu.
                          
Antares
Im so sorry, zea.
                          
Aneh gak sih?
                          
Antares
Gue tau gue salah. Sorry, ya?
read.
                          
"Lo sih kampret. Jahat banget mulutnya," katanya marah seraya memukul bibirnya berkali-kali.
                          
"Gue minta maaf secara langsung aja dah besok. Kalo lewat chat gini mana mau dimaafin."
                          
"Lagian lo buang-buang kesempatan aja. Harus gunain permintaan itu buat hal yang baik biar makin deket jir, malah ngatain dia. Goblok kok natural?!" lanjutnya lagi yang belum selesai memarahi diri sendiri.
                          
Gila juga si Ares ini.
                          
***
                          
"YHA MAMPUS LO!!!"
                          
"Galau kan sekarang kek eek."
                          
"Eh berisik aje!" balas Ares muram saat semua teman meledeknya.
                          
"Sumpah sih, tapi ini bego banget HAHAHAHAHAHAHA."
                          
Laki-laki itu melempari Moreo dengan popcorn yang sedang dimakannya.
                          
"Ya yaudah. Emang bolot gue kali ini," desahnya.