Malam terasa sangat panjang dan aku masih berdiri di sini. Festival musik, di mana semua penyanyi berkumpul, meneriakkan apa yang ada dalam pikiran mereka, mendapatkan perhatian dan berlomba-lomba untuk memperoleh suara. Bagiku suara saja tidak cukup, mereka butuh kedua kaki untuk berdiri di atas panggung dengan sangat kuat. Tidak peduli apa yang sedang mereka alami saat ini, mereka hanya perlu bernyanyi untuk menghibur para penonton yang bahkan kita saja tidak mengetahui apa yang sedang mereka rasakan. Aku akui mereka yang berdiri di atas panggung adalah penyanyi terhebat dengan gaya mereka sendiri. Ya, bahkan hingga saat ini aku belum mampu untuk menyaingi mereka.
Aku mengambil salah satu permen kesukaanku di dalam kantong celana, hanya permen biasa yang mampu membuatku menjadi lebih baik dan percaya diri. Berwarna putih dan menyerupai obat, tapi aku menyebutnya permen, bukan obat. Asal kau tau, obat tidak pernah semenyenangkan ketika kau menelannya, sedangkan benda kecil ini selalu membuat hidupku lebih menarik. Membuat segalanya berada di atas awan, melayang-layang tapi tak membuatmu terjatuh. Ya, sungguh menarik bagi dunia sandiwara ini bukan?
"Tuan, kau harus segera naik ke atas panggung.", kata salah satu kru yang tiba-tiba mendatangiku dengan menggenggam HT di tangannya.
Aku menelan seteguk air mineral yang disediakan oleh para kru, kemudian berjalan di atas panggung dan getaran ini kembali kurasakan disekujur tubuhku, meskipun sudah bertahun-tahun tetap saja aku tak bisa bersahabat dengan keadaan seperti itu. Mereka menyambutku dengan meriah, para penonton yang rela menghabiskan uang mereka hanya untuk melihat kami berdiri di atas panggung. Ya, kami dijadikan sebagai bahan tontonan, termasuk diriku. Berdiri di atas panggung dan bernyanyi. Perlahan aku tenggelam dalam alunan musik yang sangat menghempaskan jiwa, begitu juga mereka. Dalam bahasa keseharian aku sering mendengar mereka menyebutnya dengan kata mabuk.
Mengonsumsi pil memang bukan hal baru di kalangan kami. Ini merupakan golongan obat stimulan yang terkandung dalam pil ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis, aku pun salah satunya. Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia hingga ekstase karena kami menyukai pergaulan dan interaksi sosial yang seperti ini. Kau menyebutnya apa? Glamor atau rusak? Ya, memang aku harus melakukannya, ini adalah sebuah tuntutan bagi tubuhku. Aku membutuhkannya untuk bertahan di atas panggung sandiwara yang tak pernah tau kapan peran seperti ini harus diganti. Candu adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini.

YOU ARE READING
(2016) Candu
Short StorySeorang lelaki sekaligus penyanyi yang hidup ditengah kepopularitasannya. Tidak ingin menjadi yang terlupakan sehingga ia menggunakan segala cara untuk bertahan didunia hiburan, termasuk membeli kebahagiaan dengan bergantung pada benda kecil yang me...