1. Dear My Sons

5.1K 534 154
                                    

Teruntuk para pembaca,

Harap menekan tombol bintang dan memberi dukungan pada cerita ini sebagai feedback terhadap kerja keras Author. Trmksh.

_____________

Seperti biasa, cuaca di Inggris cukup cerah di pertengahan musim panas yang sibuk, terutama London yang tak pernah surut dari hiruk pikuk dan ketegangan politik. Isu mundurnya Theresa May sebagai ketua partai konservatif pada 24 Mei 2019 yang sekaligus mengonfirmasi kegagalan nya dalam wacana Brexit membuat masyarakat kalang kabut dan terus bertanya-tanya tentang masa depan Inggris pra hengkang dari Uni Eropa.

Dalam konferensi pers yang tayang perdana secara live itu, sosok anggun Theresa May berselimut muram yang mendalam, "Brexit ini akan selalu menjadi penyesalan mendalam bagi saya, dikarenakan ketidakmampuan saya dalam menciptakan Brexit itu sendiri, saya akan mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai perdana menteri Inggris. Saya harap, calon penerus saya di masa yang akan datang akan mampu mewujudkan visi misi Inggris yang lebih baik lagi, "

Wanita ber-blezer merah yang tengah berpidato di depan mimbar downing street 10 itu tampak sangat emosional dalam melantunkan pidato terakhir nya, "Saya telah melakukan yang terbaik," imbuhnya dengan nada sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita ber-blezer merah yang tengah berpidato di depan mimbar downing street 10 itu tampak sangat emosional dalam melantunkan pidato terakhir nya, "Saya telah melakukan yang terbaik," imbuhnya dengan nada sedih.

Setelah berusaha keras membendung emosinya, wanita itu akhirnya tak kuasa menitihkan air mata kesedihan hingga lantunan terakhirnya di podium itu terdengar begitu pilu menyayat hati,

"Saya sangat bersyukur, bisa memiliki kesempatan yang luar biasa untuk melayani negara yang saya cintai, "

Kalimat terakhir dari sang perdana menteri itu seketika menciptakan nuansa haru diantara kerumunan orang yang meliput dan menyaksikan langsung resignation speech-nya di kawasan elit Downing Street.

Seorang wanita berbalutkan dress merah muda yang anggun tampak menyesap teh chamomile-nya sambil sesekali mengamati siaran televisi itu.

"Kasihan dia, aku yakin hari-harinya selama tinggal di Downing street Ten itu tidaklah mudah," ujar wanita itu dengan penuh simpati.

Seseorang berjas hitam yang berdiri di sampingnya menjawab, "Tentunya madame, tugas seorang perdana menteri yang menangani isu Brexit tidaklah mudah, "

Bagaimanapun juga, mereka semua mengapresiasi kinerja May yang luar biasa dalam menangani Brexit, meski akhirnya tak membuahkan hasil yang signifikan.

Madame Anne Harrisson tampak serius memperhatikan siaran televisi langsung dari Downing street 10 itu.

Gurat-gurat halus yang mengerut di keningnya itu kian lama kian nyata memperlihatkan betapa cemas dan terkejutnya ia saat nama nama dari calon kandidat perdana menteri Inggris yang baru disebut,

𝐓𝐡𝐞 𝐇𝐚𝐫𝐫𝐢𝐬𝐬𝐨𝐧 (𝐓𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐥 1 & 2 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang