On media:
Coldplay - YellowSORAK ramai siswa dan siswi SMA Gadjah Mada memenuhi lapangan sepak bola yang hanya dipakai setengahnya untuk bermain futsal dalam rangka menggelar classmeeting.
"AYOOOOO!" teriak Erika menyemangati disusul Fia yang mengomando menyanyikan yel-yel ala supporter sepak bola karena saat ini yang bertanding adalah kelas dua belas IPA satu melawan kelas duabelas IPS empat.
Bita sesekali tampak bertepuk tangan ketika teman sekelompoknya kedapatan saling oper dan sesekali menggiring bola karah gawang lawan.
"YAH!" teriak seluruh suporter dari kelas IPA I saat Pandu yang dipercaya sebagai kapten tim gagal membobol gawang.
"Dikit lagi padahal," komentar Fia yang berdiri tepat di samping kiri Bita.
"Eh, beli minum yuk?" ajak Caca yang saat ini posisinya di sebelah kanan Bita. Cewek berkacamata itu lumayan dekat dengan Bita dan Fia karena lokasi tempat duduk Caca satu baris di depan meja keduanya.
"Yuk?" kata Bita mengangguk setuju. Cewek yang hari ini membiarkan rambutnya dikucir menyerupai ekor kuda itu lalu menepuk bahu Fia. "Fi? Kantin yuk?"
"Duluan aja deh," Fia menoleh. "Tar gue nyusul. Lagi rame nih."
"Ya udah, duluan ya." Bita melepas tangannya dari bahu Fia, kemudian menoleh kearah Caca sambil menganguk satu kali. "Yuk, Ca."
Sekolah rasanya langsung berubah menjadi tempat yang menyenangkan. Sebetulnya, menurut Bita, bersekolah bisa menjadi hal yang lebih menyenangkan dibandingkan harus libur di rumah. Asal dengan catatan, di sekolah semuanya full jam kosong.
Bita dan Caca berjalan beriringan kearah koridor depan taman sekolah. Sesekali, Bita tampak memiringkan badannya agar tidak bertabrakan dengan siswa lain yang datang dari arah berlawan. Dua siswi itu saling berbicara dan keduanya kadang saling melempar tawa sesekali.
"Ya makanya kan pas adegan itu tuh kocak—" Suara Bita mendadak lenyap saat matanya menatap Akbar n friend di ujung koridor. Sama hal nya dengan Bita, Akbar yang tengah asyik membahas lelucon dengan kawan-kawannya langsung menghentikan gelak tawanya.
Mata cowok itu langsung menatap lurus kedepan begitu menyadari bahwa Bita juga sedang menatapnya.
"Kepada istri tua, kanda sayang padamuuuuuu," ledek Fingky sambil menyanyi. "Ooh kepada istri muda..."
"I SAY I LOVE YOU!" sambung Jaya dan Edo bersemangat.
Sedetik setelahnya, kelima cowok itu tertawa termasuk Akbar walau diantara yang lain, tawanya adalah yang paling samar.
"Istri tua merajuk, kawin kerumah istri mudaaaaa.."
Arya menepuk kepala Fingky dari belakang sambil tertawa. "Liriknya ga gitu, Bambang."
Bita mendengar semua suara yang keluar dari Akbar dan teman-temannya. Jarak antara ia dengan Akbar semakin sempit, sampai di samping tiang koridor ke tiga, Bita dan Akbar berpapasan.
Tapi keduanya diam saja.
Terutama Bita yang pura-pura tidak peduli bahwa Akbar sejak tadi terang-terangan menatap kearahnya.
"Hai Bitaaaaa," sapa Edo sambil melambaikan tangan ke udara dan mengembangkan pipinya yang sedikit chubby disusul Arya yang tersenyum tipis.
Bita membalas senyuman dua cowok yang sekelas dengannya, dan tentu saja ia masih mengabaikan tatapan Akbar yang ikut-ikutan menoleh ke arah kanan. Pertemuan tanpa sengaja yang berdurasi tak lebih dari sepuluh detik itu benar-benar membuat Akbar semakin merasa bersalah karena sudah membatalkan janji seenak jidatnya.