BENARKAH GEREJA KATOLIK BUKAN GEREJA UNIVERSAL? 5

Start from the beginning
                                    

"Oleh karena itu, setelah mendengarkan perkataan itu, Rasul Petrus yang terberkati, yang terpilih dan yang utama, yang pertama dari para murid, yang hanya kepadanya Tuhan Yesus sendiri menghormatinya (Matius 17:27), dengan cepat menangkap dan memahami perkataan tersebut."    ((St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597))


                                     Tertullian (160-225)

Tertullian adalah seorang penulis yang lahir sekitar 60 tahun setelah wafatnya St. Yohanes Rasul. Di awal karirnya, Tertullian adalah seorang pembela iman yang orthodoks, namun menjelang akhir karirnya, ia bergabung dengan aliran sesat Montanism. Maka tulisan- tulisannya juga mencerminkan hal ini. Sebelum bergabung dengan Montanism di tahun 213, ia menulis demikian:

"Apakah ada yang ditahan dari pengetahuan Petrus, yang dipanggil, 'batu karang yang atasnya Gereja akan didirikan', yang juga memperoleh 'kunci-kunci kerajaan surga,' dengan kuasa, 'melepas dan mengikat di surga dan di bumi?"    ((Tertullian, On Prescription against Heretics 22, ANF 3:253))

Perkataan Tertullian ini menunjukkan salah satu bukti yang kuat bahwa para Bapa Gereja abad awal memahami bahwa ayat Matius 16:18 mengacu kepada Petrus sebagai 'batu karang' atau pondasi Gereja.

"Sesudah itu, ... ia (Paulus) berkata, 'ia pergi ke Yerusalem dengan maksud untuk bertemu dengan Petrus' (Galatia 1:18)  karena jabatannya (Peter's office), tidak diragukan lagi, dan demi kepentingan iman dan pengajaran yang sama."   ((Tertullian, On Prescription against Heretics 23 ANF 3:254))

'Jabatan'  yang dimaksud oleh Tertullian adalah seperti yang disebutkan dalam beberapa paragraf sebelumnya. Paulus menyebut Petrus sebagai ' Kefas'  yang diidentifikasikan oleh Yesus sebagai 'batu karang'.  Paulus, meskipun dipanggil oleh wahyu Kristus, namun tidak melakukan tugasnya terlepas dari Rasul Petrus dan kesebelas rasul lainnya

"Datanglah sekarang, jika kamu ingin mengikuti keingintahuan dalam urusan keselamatan, pergilah ke Gereja-gereja apostolik di mana di dalamnya tahta atau kursi para rasul masih ada; di mana di dalamnya tulisan-tulisan mereka yang otentik dibacakan.   Achaia ada didekatmu, dan kamu mempunyai Korintus. Jika kamu tidak jauh dari Makedonia, kamu mempunyai Filipi. Kalau kamu dapat menyeberang ke Asia, ada Efesus. Tetapi kalau kami dekat ke Italia, ada Roma, dari mana kami juga memperoleh otoritas. Berbahagialah Gereja itu, yang padanya para rasul menjabarkan pengajaran mereka bersamaan dengan darah mereka; di mana Petrus menjalani penderitaan seperti Kristus, di mana Paulus dimahkotai dengan kematian seperti Yohanes Pembaptis, di mana Yohanes Rasul setelah ditenggelamkan dalam minyak mendidih, tidak mengalami luka, dan diasingkan ke sebuah pulau."  ((Tertullian, On Prescription against Heretics 36, 1 in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:122.)).    

Ia juga mengajarkan demikian,  "Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Ia juga mengajarkan demikian, "Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Sebab di manapun kebenaran ajaran Kristen dan iman berada, di sana juga berada Kitab Suci yang benar dan interpretasi yang benar dan semua tradisi Kristen yang benar."             ((James T. Shotwell and Louise Ropes Loomis, The See of Peter, (New York: Columbia, 1927 reprint, 1991) p. 289)).

Selanjutnya, terdapat juga puisi untuk melawan ajaran sesat Marcion. Puisi ini ditulis oleh seorang yang tak dikenal di Gaul, namun kemudian dilestarikan sebagai salah satu karya Tertullian. Puisi ini menjabarkan suksesi kepemimpinan Rasul Petrus dan para penerusnya: 


"Pada kursi kepemimpinan ini ia sendiri telah duduk, Petrus."

"Di Roma yang mulia,  memerintahlah Linus,  yang pertama dipilih, untuk duduk. Dan setelah itu, Cletus, juga menerima kawanan dombanya. Sebagai penggantinya, Anacletus dipilih dengan undi. Klemens mengikutinya, sebagai tokoh apostolik yang terkenal. Setelah dia,  Evaristus memimpin kawanan.......

 Alexander, suksesi ke-enam, mempercayakan kawanan kepada Sixtus.  Setelah masanya yang penuh cerita tergenapi,  ia memberikannya kepada Telesphorus. Ia adalah martir yang istimewa dan setia.  Setelah dia, adalah seorang yang mengerti hukum, dan guru yang baik...   

Hyginus, pada tempat ke sembilan, kini menerima kursi kepemimpinan.  Lalu Pius, setelahnya, yang adalah saudara kandung Hermas, seorang gembala yang seperti malaikat, sebab ia mengucapkan kata-kata yang disampaikan kepadanya; Dan Anicetus, menerima bagiannya di dalam suksesi yang kudus."

((Poems against the Marcionites, 3, 276-96, In William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:390, written prior to 325, in Tertullian: Adversus Marcionem libri Quinque, in Jurgens))


_________

TBC

Gays... untuk lanjutannya gue publish di part berikutnya. Semoga tulisan gue dan juga sumber-sumber yang gue cantumkan bisa menjadi minat baca buat kalian :))

AFRAID TO BE A CATHOLIC?Where stories live. Discover now