Dan omong-omong tentang Jineul, pria Nakamoto itu ingat mengapa ia sekarang berada disini.

"Eunsang, kenapa ada disini?" Tanya nya sambil mencoba memancing informasi.

"Mama cama bayi agi cakit"

"Sakit kenapa?"

"Cama om ayam mama di dolong. Telus mama beyum angunnn"

Yuko terdiam sejenak untuk memahami apa yang Eunsang katakan. Tak lama, ia berdiri sambil menggendong Eunsang dan meminta bocah Cherry itu untuk memberitahu dimana letak kamar Jineul.

Resepsionis yang sebelumnya berdebat dengannya itu terlihat menghela nafas lega saat Yuko tidak melanjutkan argumentasi nya dalam mencari kamar Jineul. Tidak tau saja dia jika Yuko akan menemukan kamar inap Jineul sebentar lagi.

"Tadi euncang yihat papa. Tapi om pil mayah pelgi macuk gak panggil papa"

"Iya kah? Kenapa?"

"Om pil akut cama papa..-"

Dengan arahan dari Eunsang, kini Yuko berdiri di depan sebuah pintu. Dengan perlahan, ia membuka pintu dan masuk ke dalam. Membuat Wonpil yang sedang sibuk menelpon menoleh dan memandang nya kaget.

"Bang Yuko?" Jika ini dalam sinetron, wajah Wonpil udah di zoom beberapa kali disertai dengan backsound tegang.

Yuko mengabaikan Wonpil yang kini menghampiri nya, ia berjalan ke arah Jineul yang masih saja belum sadarkan diri.

Pria Nakamoto itu mendudukkan Eunsang di ranjang dan kemudian ia membungkuk untuk mencium kening Jineul. Setetes air mata jatuh dan mengenai pipi si bungsu. Ia mengusap penuh kasih sayang kepala Jineul sambil tersenyum miris.

"Kamu kenapa lagi sih, honey? Sekali saja jangan membuat semua orang khawatir" bisik nya sendu.

"Papaaaaaaa..-" panggil Eunsang membuat Yuko menoleh,

"Kenapa sayang?"

"Mama gapapa, mama cuman tidul. Angan cedihhh"

Yuko terkekeh gemas lalu kembali menggendong Eunsang, ia membawa bocah Cherry itu duduk. Dan Wonpil yang merasa terkacangi pun ikut duduk di samping calon ayah muda itu.

"Bang, bukan nya Lo harusnya masih di Swedia ya?" Tanya Wonpil dengan hati-hati,serem juga kalau Yuko tiba-tiba jadi maung. Mana dia sendiri disini lagi gak ada tameng buat mengelak.

Namun Yuko diam tak menjawab, ia malah sibuk menjahili Eunsang dengan cara menciumi perut bocah Cherry itu.

Sumpah, Wonpil gondok banget sekarang.

"Bang kacang mahal loh, tega bener"

"Saya hanya tidak mau marah dengan meladeni kamu, Kim Wonpil. Biarkan saya tenang dulu ya" jawaban yang Yuko berikan benar-benar membuat Wonpil diam seketika.

Dan Wonpil lebih memilih untuk memainkan handphonenya. Dan di tengah kegabutan ini, terlintas sebuah niat yang mungkin bisa membawanya pada sebuah titik terang hubungan Jae.

Ia buru-buru membuka sebuah aplikasi chatting dan mencari kontak seseorang untuk ia hubungi.







Ipar1

P|
Samlekom |
Gak jawab pki |

|Wa'alaikumsalam
|Buset ini bocah kenapa. Nulis salam tuh yang bener napa

Lo sibuk gak?|
Gak kan?|
Oke, jam 7 ketemuan yah|

|Gue belum jawab 🐽
|Lo nanya sendiri jawab sendiri, kmprt

[✓] Ayah Siaga   Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang