15 - Baper

1M 73.6K 25.1K
                                    

update juga akhirnya🤧

selamat membaca! jangan lupa vote and comment🦖

***

Hari Sabtu. Surga dunia bagi Zea. Hari dimana dia bisa lepas dari segala jeratan iblis, apalagi kalau bukan sekolah?

Bisa bangun siang, movie marathon, baca novel, main handphone sepuasnya, tidak perlu mengerjakan tugas, dan tidak perlu belajar untuk ujian. Kurang bahagia apalagi coba?

Nah, kalau hari sabtu yang kegiatannya seperti tadi Zea kategorikan sebagai 'sabtu tak berfaedah'. Kerjaannya cuma malas-malasan aja. Beda lagi dengan 'sabtu berfaedah' dimana kegiatan yang dia lakukan sedikit lebih bermanfaat.

Seperti saat ini, Zea sedang belanja di salah satu mall terkenal di Jakarta.

Ngapain?

Buang-buang duit lah. Jangan kayak orang missquen.

Gak deh. Zea cuma beli peralatan make up, baju, dress, celana, skirt, sneakers, anting, dan parfume baru kok.

"Mbak, saya mau cari white jumpsuit ya. Tolong keluarin model yang terbaru," kata Zea sambil melihat-lihat baju di salah satu toko.

Setelah beberapa menit, perempuan yang tadi Zea panggil mbak telah kembali sambil membawakan beberapa jenis white jumpsuit.

"Saya mau ambil yang ini, Mbak." Zea kembali berucap dengan memberikan 4 lembar pakaian kepada perempuan itu untuk di packing.

"Oh iya, kalau baju yang off shoulder gitu ada di—"

"Ya terus mau gimana dong?!" Ucapan Zea terhenti ketika mendengar keributan dari kasir toko.

Dia berusaha tak memperdulikan, "Ada disebelah ma—"

"Bayar sekarang lah! Mana bisa kayak gitu!"

"Duh, mbak. Ini beneran dompet aku hilang. Aku gak bohong!"

"Itu trik lama, Dek. Saya udah sering ketemu orang kayak kamu!"

Zea berdecak sebal karena ucapannya selalu terpotong. Dia memutuskan untuk menghampiri gadis yang ada di kasir itu.

"Mbak aku gak bohong! Aku udah coba telepon kakak aku tapi gak diangkat-angkat!"

"Makanya kalau gak punya uang jangan sok. Miskin aja pake sok-sokan belanja disini!"

"Maaf, Mbak. Aku pulang dulu ya, aku ambil uang di rumah. Janji aku gak akan kabur."

"Bayar sekarang atau saya usir ka—"

"Ini ada apa ya?" Suara Zea menginterupsi keributan mereka.

"Begini loh, Bu. Ini orang gak punya uang, tapi maksa mau bawa barang ini. Ya gak bisa lah! Kalau dia penipu bagaimana? Lagian kalau memang gak punya uang dan miskin ya jangan banyak gaya!" kata perempuan yang ada di balik kasir dengan ketus.

"Engga Kak, aku bisa bayar kok! Tapi dompetku hilang," ucap gadis itu dengan suara kecil. Zea melihat tangannya yang sudah gemetar dan keringat yang keluar dari pelipis. Sepertinya anak itu sangat ketakutan.

"Kamu namanya siapa?"

"Sa—sandra. Na—namaku Cassandra, Kak."

Mau Zea tinggalin, tapi kasihan. Jadi yaudah dia bantu deh.

"Bayar pake kartu saya aja, Mbak," katanya sambil mengeluarkan kartu dari dompet. Mbak kasir itu terkejut.
"Beneran, Bu?"

"Iya. Lain kali kalau ada yang gak bisa bayar lagi, gak usah sampe segitunya ya, Mbak. Emang situ udah sekaya apa sampe ngatain orang lain miskin?" Perkataan Zea membuat Mbak kasir tersedak air liurnya sendiri.

ANTARESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang