"Heh Lili mau terus tidur? Udah lewat jam satu nih" Reza mendecakkan mulutnya kesal melihat Lisa yang tertidur. Melihat wajah Reza yang nyata Lisa hanya mengerjap dan melamun dengan kosong
"Bentar, izin ke toilet boss" Ucap Lisa dengan terburu-buru
Reza menggelengkan kepalanya tidak percaya akan tingkah Lisa yang absurd tersebut. Seharusnya ketika ketahuan tidur dia malu, tapi Lisa seperti biasa mengabaikan sosoknya dan asik dengan dunianya sendiri. Tapi biar bagaimana pun kinerja Lisa sangat baik, diluar kebiasaan tidur di jam istirahatnya tersebut.
Lisa duduk di toilet dan napasnya terengah-engah, dia masih tidak percaya akan kehidupan kuno yang dia lalui beberapa waktu lalu. Dia mengambil ponselnya dari saku dan melihat tanggal. Ternyata tanggalnya tidak mundur, namun peristiwanya tepat 3 jam sebelum adiknya dikabarkan masuk rumah sakit.
"Apa ini?"
Lisa begumam dengan aneh, dia berpikir apakah waktunya akan terulang dan dia mengalami kejadian yang sama? Atau semua yang terjadi kebelakang ternyata semua hanya mimpi? Perasaan linglung itu terus menghantui fikiranya. Setelah keluar dari toilet Lisa lebih banyak diam dalam menyelesaikan pekerjaannya tanpa banyak tingkah seperti biasanya, yang lain berfikir mungkin Lisa sedang terjerat pinjol karena beberapa kali Lisa mengecek ponselnya seperti memantau aplikasi. Entah terjerat pinjol atau kalah main judi online. Entahlah yang jelas Lisa terlihat tidak tenang di mata rekan-rekannya. Hingga akhirnya Helen menghampiri Lisa. Mata gossipnya sangat kentara.
"Heh Li, kenapa kamu?"
Lisa yang terus menunggu ibunya menelpon hanya melirik Helen sekilas dan menjawab dengan ketus
"Ada apa?"
Helen mendekati Lisa lebih dekat agar yang lain penasaran, karena beberapa kepala sudah menyembul dari kubikel pertanda mereka semakin penasaran atas apa yang mereka berdua bicarakan.
"Sttt, kamu kalau kejerat pinjol atau kalah main slot bilang, aku bantu ko pasti" Helen seolah berbicara dengan bisik-bisik tetangga namun suaranya bisa terdengar sampai kepenjuru ruangan. Kepala-kepala yang menyembul semakin terlihat tinggi.
Lisa memutar matanya pertanda malas meladeni Helen si ratu gosip, dia menghela napasnya dengan malas dan menjawab seolah-olah mempermainkan Helen"Kamu tau ga? Aku bakalan nikah sama yang punya Zhen Co?" Ucap Lisa dengan centil. Helen yang melihat Lisa kembali ke Lisa yang menyebalkan, mulai mengerucutkan bibirnya dan menjawab dengan datar
"Dia bukan kejerat pinjol, tapi kayaknya kejerat setan halu kantor"
Kepala-kepala yang menyembul langsung tidak terlihat dan kembali fokus, termasuk Lisa yang menghitung menit dan ya. Panggilan masuk dari ibunya datang
"Lisa!"
"Iya ma" Jawab Lisa semangat, ibunya yang merasa Lisa terlihat aneh diam sejenak. Namun tetap melanjutkan pembicaraannya.
Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan tanpa memperhatikan Helen yang sedang menguping dia langsung melesat ke ruangan Reza untuk meminta izin pulang lebih cepat.
Helen yang sudah duduk di tempatnya, semakin penasaran saat Lisa pulang lebih cepat. Rekan-rekan yang lain hanya saling lirik dengan penasaran dan bingung."Adiknya masuk rumah sakit" suara bariton dari pria yang di juluki princ charming kantor terdengar jelas, yang lain langsung pura-pura sibuk berkerja. Karena walaupun Reza sangat narsis dengan ketampanannya akan tetapi untuk masalah pekerjaan dia serius dan ambisius.
Reza menepuk pundak Helen dan mengangkat sebelah alisnya."Lanjut kerja Helen"
Helen hanya cengengesan dan melanjutkan pekerjaannya, sabil melirik-lirik jam kantor yang menandakan sebentar lagi pulang.
Lisa mengendarai motornya kali ini dengan santai, karena dia ingat bahwa ketika dia mengendarai motornya dia jatuh sendiri tanpa ada yang di jadikan kambing hitam atas insiden kecelakannya. Seraya mengendarai menuju rumah sakit, Lisa terus memikirkan mimpi anehnya tersebut, tapi dia berfikir di mimpinya dia hanya terus hidup tanpa harus berkerja mencari uang, selain itu pria-pria di mimpinya bak dewa yunani yang sangat tampan dan high class, mungkin di dunia ini banyak tapi bukan dunia Lisa yang kalangan menengah tanpa pernah naik ke atas.
Bukkk
Gubrakk
"Aduhh" Pekik Lisa kaget, karena saat mau berbelok menuju parkiran rumah sakit mobil hitam menyerobotnya dan menyebabkan Lisa terjatuh ke samping. Dia melihat darah mengalir kembali dari pergelangan tangannya.
"Haduh! Iya sih ada kambing hitam, tapi ga gini juga!" Rutuk Lisa dengan sekuat tenaga mendirikan motornya kembali, ban nya tertusuk entah apa yang membuat ban tersebut robek, kaca spion motornya retak karena menabrak dinding pagar dan tangannya terluka karena terseret kawat yang ada di pagar.
Beberapa orang keluar dari mobil yang mengawal mobil di depan dan membantu Lisa sangat cepat, dengan hormat salah seorang pria berjas silver berbicara."Maaf nona berapa kompensasi yang anda butuhkan".
Lisa tersulut emosinya dan akan menantang pria yang dia fikir bodyguard tersebut, namun bodyguard itu mengeluarkan cek dan menundukkan kepalanya.
"Tolong diisi ceknya nona, saya sesnag terburu-buru, tidak bisa membuang waktu lama disini"
Lisa yang tersulut emosi langsung berbinar melihat cek kosong di tangannya, dengan pura-pura ketus dia menjawab
"10 juta, normalkan?"
Pria di depannya dengan cepat menjawab.
"20 juta saja nona, sebagai kompensasi atas luka anda dan lakukanlah perawatan agar tanda lukanya hilang"
Mata Lisa langsung berbinar bahagia, padahal membeli salep 150.000 saja sudah bisa membuat bekas lukanya hilang, lagi pula lukanya tidak terlalu dalam, meski darahnya terlihat mengalir entahlah, mungkin darah dosa dan kotor dari dirinya ikut keluar.
Setelah negosiasi selesai, mata Lisa masih berbinar melihat cek di tangannya tersebut, tidak percaya dengan apa yang dia lihat dalam hati dia bersyukur
Rejeki nomplok ini namanya!
Lisa kembali melanjutkan perjalannya menuju bangsal, namun kali ini lagi-lagi dia bertemu dengan pria yang memberinya cek, Lisa baru ingat ternyata lelaki tersebut yang mendampingi pasien dengan kepala tertutup, baik di kehidupan dulu maupun yang sekarang dia alami
kembali. Melihat orang dibelakang yang sedang terburu-buru, kali ini Lisa menyingkir tanpa terburu-buru dan membiarkan orang-orang tersebut lewat."Hah" sergah Lisa kaget, karena kali ini tangan pasien tersebut memegang lengannya kembali, padahal dia sudah menghindar, akan tetapi pasien tersebut seolah-oleh memang sensornya harus memegang lengan Lisa. Semua orang panik, terutama para dokter yang mendampingi.
"Saya ikuti saja dok, karena pasien tersebut sepertinya sangat kuat dan harus memegang pergelangan saya" Ucap Lisa yang sudah terlihat tenang dan pasrah dengan keadaan.
"Tapi,," ucap salah seorang dokter yang aneh melihat kejadian tersebut, terutama perempuan di depannya yang terlihat biasa saja. Dokter yang lebih tua di sampingnya melirik dokter tersebut dan menyela.
"Baiklah nona tolong ikut kami, setelah berada di ruang operasi, pasien akan kami bius total yang dapan di pastikan akan melepaskan pergelangan anda"
Lisa mengangguk dengan santai, danburu-buru ikut menuju ruang operasi, di tengah perjalanan Lisa merasa langkahnya berat dan tidak bisa bergerak yang mengharuskan dia menahan rasa sakit tersebut, mungkin karena sepatu hak yang dia pakai terlalu tinggi.
Gubrak
"Huaa"
Lisa kembali menjerit dengan kaget, karena sepatunya tersenggol dokter belakangnya yang menyebabkan Lisa terjatuh, sebelum terjatuh Lisa melihat kesamping wajah yang di tutup tersebut. Dengan hidung mancung dan bulu mata yang lebat serta kulitnya yang sehat dan terawat dapat di pastikan pasien tersebut bukan orang sembarangan dan bisa Lisa pastikan wajahnya pasti sangat tampan.
Zhang Yuqi mengerjapkan matanya, dia melihat sekeliling ruangan serasa telah melintasi berbagai benua karena pergelangan kakinya terasa sakit. Dia seperti bermimpi panjang, namun tidak tahu mimpi apa yang dia rasakan. Seseorang dengan rambut putih menghampiri Zhang Yuqi dengan sangat cepat dan memeluknya dengan erat.
"Berani membuat Zhen kesepian? Heum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPEROR EMPRESS (Ganti Judul)
FantasyLisa Tamara lulusan S1 universitas terbaik yang cantik dan cerdas di abad ke 21, ketika mengunjungi adiknya di rumah sakit tanpa terduga di perjalanan ia sudah tidak sadarkan diri. Saat membuka matanya dia berada di kehidupan aneh nan menyedihkan, d...