🔐 K&G 08

7.6K 1K 673
                                    

Menikah, Sah, Gelisah!
-Resha

~~o0o~~

Niken hanya terdiam sambil menatap cincin cantik yang sudah dia pegang, entah harus merasa gembira atau kecewa, dia nampak bingung. Gembira karena ucapan Resha sesuai dengan jawaban yang sebelumnya sudah dia mantabkan, namun setelah mendengar penjelasan Resha membuatnya merasa kecewa, terlebih mengingat surat dari Sinta.

Niken segera berdiri menatap kedai kopi, nampak seorang yang sudah menaiki motor dan melaju cepat meninggalkan tempat, dia menghela napas panjang hanya bisa terus melihat motor yang semakin jauh dipandang. Kakinya melangkah pelan, menyisakan bingung juga kekecewaan, dia menyesali jawaban yang belum dia jelaskan,terganggu dengan apa yang Resha ucapkan, namun juga tidak ingin berakhir di pelaminan.

Kring....

Niken masuk kembali ke kedai kopi, langsung menuju meja sebelumnya yang dia tempati dengan Fandi yang menatapnya bingung juga khawatir.

"Ada masalah?"

Niken tersenyum, "Hmmm, gak papa kok Bang"

Fandi mengangguk, Dia berbohong, batinnya, "Mau nambah Latte?" lanjut tawarnya

Niken menggeleng, "Enggak Bang" jawabnya lalu menatap jam yang melingkar di tangan kirinya, "Gue balik ya Bang, takut sampe rumah kemaleman"

Fandi tersenyum, "Hmmm, lain kali main lagi ke sini, kalau masih mau belajar meracik kopi,kedai selalu terbuka buat lo"

Niken mencoba gembira agar Fandi tidak semakin mencurigainya, "Siap Bang, cantik pulang dulu ya"

"Hati-hati, salam buat Bapak Ibu di sana"

"Oke" jawab Niken sambil mengangkat dua jempol lalu keluar dari kedai.

"Kenapa dia?" gumam pelan Fandi.

*

Malam harinya saat makan malam nampak anteng empat orang menikmati menu yang ada, hingga lirikan demi lirikan saling mereka lancarkan membuat Dodi yang duduk di sana kebingungan, terlebih saat Mysha dan Rico meliriknya penuh tanya. Tidak lain, tidak bukan karena ulah si Resha, yang tidak semangat menyantap makan malam dan sesekali membuat makanan itu sebagai mainan, hingga membuat orang tua penasaran juga kebingungan.

"Udah kenyang, ngantuk banget. Mau tidur dulu Ma, Pa" ucap tiba-tiba Resha lalu beranjak menuju kamar membuat ketiganya hanya diam menatapnya tanpa menjawab.

Setelah terdengar suara pintu tertutup segera Mysha dan Rico bersamaan menatap tajam Dodi, hingga membuatnya tersedak kemudian meneguk segelas air putih.

Menakutkan, gue lagi yang kena, batin Dodi.

"Kesambet apa itu anak Di? Masak iya kesambet cewek Bandung?" tanya penasaran Mysha.

"Iya aneh lagi itu anak, belum cukup apa kemarin Papa nasihatin" imbuh Rico

"Dodi juga bingung Om, Tante"

"Memang tadi ada masalah apa gitu? Atau ada kejadian apalah di sana?" tanya Mysha kembali

Dodi meneguk saliva, "Awalnya Dodi juga kaget Om, Tante. Dodi kira itu anak tidur di pos kapling, soalnya nunduk gitu, eh tanya lagi baca kertas abis itu kelihatan nangis, matanya merah" jelasnya

Mysha dan Rico saling menatap lalu tertawa terbahak-bahak, membuat Dodi terkejut dan kebingungan.

Malah ngakak, batin Dodi

"Resha nangis Pa? Karena surat? Lemah banget" ejek Mysha sambil memegangi perut dan terus tertawa

"Iya Ma, anak seperti itu nangis. Tidak cocok" imbuh Rico yang tidak kalah cekikikan.

Kunci dan Gembok #1 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang