11th : Sepasang Sepatu

4.5K 641 63
                                    

Hyunjae masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi di malam itu, di apartemen kakak tetangganya, dua minggu yang lalu. Semenjak hari itu, meskipun tidak setiap hari mereka bertemu, tetapi Juyeon selalu menyempatkan untuk datang ke apartemen Hyunjae sekedar berbagi makanan kecil, mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan, maupun menawarkan sesuatu yang mungkin pria cantik itu sedang butuhkan. Yah, melihat kondisi tangan kiri Hyunjae yang seperti itu membuat Juyeon tidak tega sebenarnya meninggalkan pria cantik itu sendirian berada di apartemennya.





Tetapi, Hyunjae sendiri juga sedang disibukkan dengan skripsi yang harus sedikit demi sedikit ia cicil agar tidak kuwalahan saat mendekati akhir nanti. Dengan tangan kanannya yang sedang dibalut gips seperti itu, otomatis Hyunjae mengetik dengan jari kirinya. Untung saja pria cantik itu dapat menggunakan tangan kanan maupun tangan kirinya dengan seimbang. Jadi tidak masalah jika tangan kanannya yang sehari-hari ia gunakan terluka seperti ini, maka ia akan menggunakan tangan kirinya layaknya tangan kanannya.





Hyunjae juga tidak risih dengan perubahan perlakuan Juyeon kepadanya. Hanya dalam beberapa hari ia berusaha melupakan kakak tetangganya itu, namun kemudian belum terhitung satu hari mereka bertemu, Juyeon sudah mengatakan perasaannya yang sebenarnya. Jujur, ini membuat pria cantik itu bimbang untuk lanjut melepas Juyeon atau tetap bertahan dan saling berjuang.





Bicara soal Juyeon yang kadang menemui Hyunjae di apartemennya, hari ini pria tampan itu tidak menunjukkan tanda-tanda kemunculannya. Hyunjae pikir, mungkin kakak tetangganya itu sedang benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Dan ia tidak mempermasalahkan hal kecil itu, toh juga nanti kalau Hyunjae ingin bertemu tinggal melangkah ke unit sebelah kan.





Sebenarnya hari ini adalah hari yang benar-benar melelahkan bagi Hyunjae. Hampir satu hari ini ia habiskan untuk menggarap proyek skripsinya yang sangat menguras otak, tanpa ada hiburan sama sekali. Juyeon yang sibuk dan juga Jaemin yang sekarang sudah kembali bergelut dengan ujian-ujiannya. Anak itu sudah kembali ke rumahnya, karena juga hari liburnya sudah selesai.





"Pusing..." rengeknya dengan memijat kepalanya. Melihat kertas dan buku yang berserakan di depannya membuat kepalanya bertambah pening.





Ia memutuskan untuk menyudahi kegiatannya hari ini. Nampak di luar sana sedang hujan dan membuat pria cantik itu ingin segera bergelung di dalam selimutnya.





Setelah membereskan kekacauan yang dibuatnya, akhirnya pria cantik itu masuk ke dalam kamarnya. Baru saja menutup pintu kamarnya, tiba-tiba bel apartemennya berbunyi.





Segera saja ia keluar dari dalam kamarnya dan membuka pintu apartemennya. Ia mengira-ngira itu adalah kakak tetangganya. Membayangkan sembari berjalan menuju pintu saja sudah membuat hatinya menghangat.





"Iya.." ucapnya setelah membuka pintunya.





"Loh?" Pria cantik itu heran, kenapa tidak ada orang di depan pintunya. Ia melihat keluar sekelilingnya juga tidak ada tanda-tanda orang baru saja lewat. Tetapi, tepat di bawah kakinya ada sebuah box berwarna biru tua yang sepertinya sedikit basah karena terkena air. Tidak tau itu box berasal dari mana, karena disana tidak tertera nama dari pengirimnya dan hanya tertulis bahwa box itu untuk Hyunjae.





Dan dibawalah masuk ke dalam apartemennya. Hyunjae hanya memandangi box tersebut yang ia letakkan di depannya di atas meja. Bertanya-tanya apa isi di dalamnya dan siapa pengirimnya. Pria cantik itu berpikir kalau saja di dalam box itu adalah bom dan pengirimnya adalah seorang teroris. Ngeri! Apa ia harus melakukan panggilan kepada polisi?





[✔] Beloved; jujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang