"Siap, Mas."
"Tapi bukannya di HRD lo jadi ketemu Janitra?" Mas Abi mengingatkan Kai pertemuannya dengan Krystal, sedikit menggodanya. "Gue nggak nyangka sih nama lo kenapa bisa sama kayak dia?"
"Ya nggak tau mas, gue aja kaget pas tau nama dia sama kayak gue. Kalo kemarin nggak dipanggil juga kayaknya sampe sekarang belum tau." Iya, kalau seandainya kemarin Mas Abi nggak manggil dia, mungkin Kai sama Krystal belum tau kalau nama mereka ternyata sama.
"Lucu banget gue sampe ngakak, kalo si Krystal kagak bilang juga gue nggak nyadar kenapa lo berdua dateng. Soalnya gue manggil dia Krystal sih."
Pintu lift terbuka sesaat setelah Mas Abi selesai berbicara, menceritakan kembali kejadian kemarin yang menurutnya lucu. Kai hanya mengangguk dan juga ikut tertawa. Setelahnya ia pamit untuk menuju ke ruangannya.
"Ya udah gue ke ruangan langsung ya mas, CV gue masih dua kardus yang belum gue screening."
"Yoi, jangan bikin Krystal emosi lagi lo. Bisa abis beneran." Mas Abi berpesan sebelum dia juga masuk ke ruangannya.
"Hehe nggak janji ya mas."
***
"Pagi, Mbak Janitra?"
Kai menyapa Krystal yang baru masuk ke ruangan. Krystal sendiri agak berjingkat kaget mendengar suara Kai yang tiba-tiba.
"Panggil Krystal aja." Krystal memerintah Kai karena dari kemarin Kai memanggilnya Janitra terus-terusan.
"Gue lebih suka panggil Mbak Janitra."
Ya Tuhan, ini masih jam delapan pagi tapi kesabaran Krystal sudah diuji oleh intern bacot ini.
Janitra emang namanya, tapi cara Kai manggil dia tuh kayak ngegodain karena dia tau namanya sama Krystal itu sama. Makanya Krystal males.
"Ya udah terserah lo." Krystal berjalan menuju kursinya. Nggak melanjutkan obrolan dengan Kai, karena ini masih pagi ia harus hemat energi untuk nggak marah-marah.
Kai sendiri juga menuju tumpukan CV yang kemarin, melanjutkan tugas dari Krystal yang belum ia selesaikan itu.
"Rajin bener tuh intern?" Komentar Lala saat ia baru datang, ia menghampiri Krystal hanya untuk menanyakan Kai. Karena ia liat Kai udah sibuk milih-milih CV.
"Nggak tau, emang dateng pagi dia."
"Takut sama lo kali."
Krystal mengangkat bahunya, ia lalu melihat ke arah Kai. Kai terlihat sibuk membaca kertas-kertas di hadapannya kemudian meletakkannya di beberapa tempat berbeda.
Bisa serius juga itu intern bacot.
"Udah selesai?" Krystal menghampiri Kai ia melihat tumpukan CV yang menggunung itu udah berkurang banyak.
"Udah mbak." Kai menyerahkan beberapa CV yang sudah ia screening. Krystal menerimanya dengan mengangguk-angguk dan duduk di sebelah Kai untuk memeriksa hasil pekerjaannya.
"Ya udah gue teliti dulu." Krystal membaca satu persatu CV yang udah dipilih sama Kai. Ia manggut-manggut lalu meletakkan CV tersebut di meja setelah selesai membacanya. "Ya, udah lumayan sih. Cuma lo masih agak-agak nggak tega kayaknya. Ada beberapa yang harusnya cuma masuk maybe tapi lo masukin ke yes."
"Iya mbak, gue emang nggak tegaan orangnya." Kai menjawab kembali dengan cengengesan. Yang nggak dipedulikan Krystal karena ia lagi nggak mau emosi. "By the way Mbak, gue mau nanya."
"Apa?"
"Selama mbak kerja di sini seneng nggak?" Kai bertanya membuat kening Krystal berkerut. Kenapa ini anak? Lagi ngewawancarai dirinya?