Warning : typo bertebaran
Happy reading:)
Sudah terhitung tiga bulan Hellen bekerja menjadi sekertaris di perusahaan SEN's ID. Dan hari ini mungkin termasuk hari yang super sibuk bagi Hellen, kantor tempat ia bekerja akan bekerja sama dengan sebuah perusahaan perhotelan yang akan membangun resort di daerah Lombok.
Jam kerja Sean sebagai direktur utama di SEN's ID semakin padat dan berdampak pula pada Hellen sebagai sekertarisnya.
Hellen harus bekerja dua kali lipat lebih keras karena selain mengatur jadwal Sean. Hellen juga harus ikut Sean pergi keluar kota untuk mengecek proyek perusahaan mereka. Walaupun ada Alex, pria itu juga sangat sibuk akhir-akhir ini.
Sekarang sudah jam setengah enam dan sudah lewat jam pulang kerja Hellen, tapi Hellen masih memeriksa beberapa dokumen sebelum diserahkan pada Sean. Mungkin hari ini Hellen akan lembur lagi mengingat masih banyak dokumen yang harus ia periksa dan itu harus selesai besok lusa.
"Hah sebaiknya aku menelpon Hira, dan memberitahu jika aku akan lembur." Hellen menghela nafas pelan dan tangannya meraih ponsel yang sedari tadi tergeletak di mejanya.
Tut...
Tut...
Tut...
Dinada sambung ketiga akhirnya panggilan itu diangkat oleh Syahira.
"Halo kak?"
"Hira sepertinya kakak hari ini akan lembur lagi. Jadi kau tidak perlu menunggu kakak pulang."
"Yah berarti Hira sendiri lagi dong."
"Maaf ya Hira."
"Yaudah deh." setelahnya panggilan itu diputus oleh Syahir. Mungkin gadis itu sedang kesal pada Hellen, dan akan merajuk padanya seharian besok.
Waktu terus berjalan dan tak terasa jika sekarang sudah hampir jam sepuluh malam dan Hellen masih belum menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.
Hingga jam menunjukkan pukul sebelas malam, namun pekerjaan Hellen masih belum selesai juga. Sean juga masih belum keluar dari ruangannya.
Cklek...
Tepat tengah malam tiba-tiba suara pintu terbuka mengagetkan Hellen yang fokus pada pekerjaannya. "ASTAGFIRULLAH EMAK ADA HANTU, PERGI LU SETAN JANGAN GANGGU GUE......" rancu Hellen efek kaget saat tiba-tiba mendengar suara pintu yang terbuka.
Sementara orang yang membuka pintu itu yang ternyata adalah Sean, hanya menatap Hellen datar. "Apa yang kau lakukan?" tanya Sean dengan nada datarnya setelah jengah dengan Hellen yang sedari tadi merancu tidak jelas.
"Eh?" mendengar suara yang familiar, membuat Hellen menghentikan rancuannya dan menengok perlahan ke asal suara dan yang Hellen dapati adalah Sean yang menatap kearahnya datar. Hellen menghela nafas lega saat mendapati Sean dan bukannya makhluk menyeramkan yang sering ia lihat di film-film horror.
"Eh b bos, hehe sa saya sedang memeriksa beberapa dokumen untuk bahan rapat besok."
"Dasar aneh."
"Ng hehe." kekehan hambar keluar dari bibir tipis Hellen.
"Ini." Sean menyerahkan tiga dokumen pada Hellen. "Yang ini kau buat lima salina." tunjuk Sean pada dokumen dengan map merah. "Ini tiga salinan." pada dokumen dengan map biru. "Dan ini kau buat empat salinan." tunjuknya pada dokumen dengan map hijau.
Hellen hanya dapat melongo meski ia tetap menerima ketiga dokumen itu. "Dan jangan sampai ada yang salah kau paham." tanpa mendengar balasan dari Hellen, Sean langsung kembali masuk ke ruangannya.
"Apa-apaan Ini? Dasar bos kejam, pekerjaan ku saja yang sebelumnya belum beres dan sekarang dia menambahnya lagi." kesal Hellen.
Walau terus mengoceh tentang kekejaman bosnya, Hellen tetap melakukan pekerjaannya dengan baik.
Pukul dua dinihari, Hellen tidak sengaja terlelap di meja kerjanya dengan tumpulan dokumen sebagai alas kepalanya. Sean yang kebetulan keluar dari ruangannya melihat Hellen yang terlelap di mejanya pun menghampiri Hellen.
"Hei nona Angelista." Sean mengguncang pelan bahu Hellen bermaksud untuk membangunkan gadis itu. Namun sepertinya Hellen sama sekali tidak terganggu malah semakin menyamankan tidurnya.
"Hah" Sean menghela nafas pelan. Sepertinya gadis itu tidak akan bangun, dengan ragu Sean meraih tangan Hellen dan mengalungkan(?) dibahunya lalu tangan kanannya ia tempatkan di punggung Hellen dan tangan kirinya di perpotongan lutut Hellen. Dengan perlahan Sean menggendong bridal Hellen dan membawanya ke ruangan miliknya.
Sean membaringkan tubuh Hellen di atas sofa yang terdapat di dalam ruangannya. Sean menatap lekat wajah lelap gadis itu. "Kau pasti kelelahan karena terus bekerja tanpa henti. Tapi itu resiko menjadi sekertaris ku, jadi kau harus menerimanya." Setelah mengatakan itu Sean beranjak menuju meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya.
Ya malam itu mereka habiskan dengan Sean yang masih terus bekerja dan Hellen yang tertidur dengan pulas. Suara dengkuran halus yang dihasilkan Hellen pun menjadi aluna musik pengiring untuk Sean.
Tbc
Halo semuanya, ada yang kangen sama ff ini? Hehe maaf ya aku baru bisa update sekarang😅 maaf banget kalo updatenya lama trus pendek juga. Sampai jumpa di next chap
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With My Boss???
General FictionDasar boss kurang ajar, suka seenaknya. Dia mungkin seorang boss tapi dia benar-benar menyebalkan. - Hellen Angelista Sekertaris ceroboh, bawel, dan tidak sopan. Awas saja akan kubuat dia seperti berada di neraka selama dia bekerja di sini. - Sean...