7

135K 8.4K 39
                                    

Sherly Auristela POV

"Kak Sherly ada yang nyariin kakak tadi, karena kak Sherly lagi ada operasi, jadi tadi saya suruh tunggu di ruang tunggu. Duh lupa tadi siapa namanya. Pokoknya laki laki, tinggi, terus pakai polo shirt navy" ucap perawat Nana. Kami memang saling memanggil 'kakak' antara perawat disini dan koass disini.

Wah, pasti mas Raka nih, tapi waktu pulang gue masih setengah jam lagi. Tumbenan jemput cepet jam segini. Ah, samperin aja deh.

Aku pun langsung menuju ruang ganti untuk berganti baju. Memakai oversized shirt putih garis garis, celana hitam, dan juga melepas ikat rambut yang sedari tadi aku ikat. Oh ya, touch up dikit deh, biar ga kucel-kucel amat karna seharian ini ada tiga operasi.

Dari jauh, sudah tampak sesosok laki laki yang hanya bisa kulihat dari belakang saja. Persis dengan ciri ciri yang disebutkan oleh perawat tadi. Bentar-bentar, itu tidak seperti mas Raka. Sejak kapan dia punya waktu untuk mengganti bajunya.

"Hai, lama tidak bertemu." Suara itu, wajah itu, tatapan itu. Kenapa dia ada disini? Kenapa dia tau aku ada disini? Ada urusan apa dia bertemu denganku? Bukankah urusan kita sudah selesai dari empat tahun yang lalu? Aku menatapnya kosong.

"Ngapain kamu disini?" tanyaku dengan nada sedingin mungkin. Dan seketika saja dia menarik tanganku dengan kasar. Ia menyeretku hingga ke taman rumah sakit.

"Lepasin, sakit!" lelaki itu mulai menyeretku keluar. Aku berusaha untuk melepas cengkramannya namun tenaganya lebih kuat dariku.
"Apa mau kamu sih? Lepasin tangan aku!" ucapku sambil sedikit berteriak.

"Kamu masih milikku, itu hanya keputusan sepihak."

"Apa kamu bilang? Kita sudah putus sejak 4 tahun yang lalu. Kita sudah tidak ada urusan lagi. Lepas tangan aku, sakitt!" Tuhan, tolong beri aku pertolongan, tak adakah seseorang yang lewat disini.

"Hei! Lepas tangan gadis itu!" siapa itu? Suaranya seperti tidak asing.

"Siapa anda? Apa urusan anda dengan Sherly?"

"Beraninya anda kasar dengan seorang wanita? Apakah anda benar benar laki laki sejati? Laki laki macam apa yang beraninya main tangan dengan wanita." Hwaa, itu ternyata mas Raka.

"Jika anda bukan siapa-siapa gadis ini, lebih baik anda diam!"

"Saya calon suaminya!" Bentar, aku tidak salah dengar bukan? Pria dihadapanku ini mengakui dirinya sebagai calon suamiku?

"Apa? Calon suami? Sher, maksud kamu.." Benar, aku tidak salah dengar.

"Iya, dia calon suami aku!" potongku seketika.

"Kurang ajar!" tiba tiba saja lelaki itu memukul mas Raka yang langsung dihindari oleh mas Raka. Dengan cepat mas Raka menahan lengan Kevin sebelum menyentuh wajahnya dan memutar lengan itu menuju belakang pinggang.

Kevin sedikit merintih dan hendak membalas kembali namun dua orang satpam rumah sakit mendatangi kami.

"Ada apa ini?" tanya salah seorang satpam yang baru saja datang.

"Pria ini melakukan kekerasan kepada salah satu tenaga kesehatan disini." ucap mas Raka yang langsung ditanggapi pria brengsek didepannya. Siapa lagi kalau bukan Kevin.

"Bohong! Lepaskan tangan saya!" Kevin memberontak untuk dilepaskan namun harus aku akui tenaganya lemah sekali dibanding mas Raka hahaha.

"Kalian berdua ikut saya." Kevin dibawa oleh satpam rumah sakit sementara mas Raka meminta waktu sebentar untuk mengobatiku.

"Tangan kamu merah, ayo saya obati." Mas Raka mendekatiku setelah Kevin dibawa oleh satpam rumah sakit.

"Gapapa kok, mas Raka ikut pak satpam aja." dustaku kepada mas Raka yang jelas jelas saja sakit.

Notre Destin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang