[EVALARA • 8]

Mulai dari awal
                                    

"Enggakkkk!!! Lo ke kelas lo aja sono. Risih gue,"

Evan tertawa kecil, tangannya terulur untuk mengelus kepala Laras. Laras terpaku beberapa saat. Jantung gadis itu berdegup kencang, serasa ingin lompat dari rongga dada.

"Hei heiii kalian berdua, pacaran terus nih. Pajaknya dong," ujar Sadam dan Ersya sambil menengadahkan tangannya seperti meminta sesuatu. Evan tersenyum,

"Tunggu aja, sebentar lagi gue sama Laras bakal jadian kok," jawab Evan sambil tersenyum. Tetap menunjukan wajah tenangnya. Sementara Laras? Gadis itu tampak terkejut dengan ucapan Evan yang begitu mudahnya. Laras memukul lengan cowok itu, matanya memberi peringatan,

"Ciee udah berani mukul-mukul," goda Evan kepada Laras. Laras membulatkan matanya dan segera meninggalkan Evan juga kedua temannya begitu saja. Evan tertawa sambil memandang punggung mungil gadis itu yang sudah berlari menjauh.

Ersya dan Sadam memandang Evan yang sedang senyum sendiri,

"Eh? Gila lo? Itu lo senyum sendiri kenapa?" Tanya Sadam sambil mengernyitkan keningnya. Evan tersadar dan langsung mengatupkan bibirnya,

"Kaga," jawab Evan kembali normal.

"Besok kita berdua main ya ke rumah lo," ujar Ersya kepada Evan. Evan mengangguk dan mengajak Ersya ke kelas. Sadam juga begitu, berbalik ke kelasnya.

"Ras? Lo pakai masker?" Tanya Sheila ketika melihat Laras datang. Laras mengangguk saja dan mengeluarkan buku novelnya.

"Tugas Kimia udah belum?" Tanya Sheila kepada Laras. Laras menoleh,

"Udah, mau liat?"

"Mana? Sini sini,"

Laras mendengus, "iya sebentar,"

Gadis itu mengeluarkan buku tugas Kimia dari dalam tasnya. Lalu memberinya kepada Sheila,

"Oke sip,"

Laras menoleh ke Sheila, "Sheil, anterin gue ke toilet yuk. Gue kebelet,"

"Sendiri aja dulu, Ras. Gue lagi nanggung nih," jawab Sheila yang masih fokus menulis jawaban di buku tulisnya. Laras berdecak dan pergi keluar kelas menuju toilet.

Setelah sampai di salah satu bilik toilet, ia tak sengaja mendengar orang bercakap-cakap. Kelihatannya serius, ia mencoba untuk mendengarkan obrolan itu,

"Mil, lo yakin hari ini lo mau bully Laras cupu lagi?" Tanya Cinta, Mila mengangguk,

"Iyalah, gue bakal bikin hidup dia gak tenang terus,"

"Bagus, gue suka cara lo,"

Laras membulatkan matanya, apa ia tidak salah dengar? Mila akan membully dirinya lagi? Laras mengigit bibir bawahnya, ia segera menaikan maskernya dan membenarkan letak kacamatanya juga merapikan rambut kuncir dua nya. Ia memutar knop pintu dan untung saja Mila beserta dua temannya sudah pergi. Ia bernapas lega. Ia berlari keluar toilet karena jam pelajaran pertama sudah berbunyi.

Pada saat istirahat, Laras memilih untuk diam saja di kelas. Pusing di kepalanya menyerang kembali. Ia menolak ajakan Sheila untuk ikut ke kantin.

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang