Mark : 22 Tahun, Jaehyun : 41 Tahun, Taeyong 43 Tahun, Jeno 16 Tahun
Hari ini adalah hari pertama Jung Minhyung sebagai dokter. Tidak hanya dirinya yang semangat, ibunya pun sama semangatnya. Taeyong sedari pagi sudah heboh menyiapkan sarapan juga bekal seperti biasa. Katanya kali ini menyisipkan semangka lebih banyak dari biasanya. Minhyung terkekeh, teringat dihari pertamanya di taman kanak kanak pun Taeyong juga melakukan hal yang sama.
“Sudah disiapkan semuakan? Tidak ada yang lupa?”
Minhyung menoleh, tersenyum pada Taeyong yang masih mengenakan apron mungkin baru saja menyelesaikan kegiatan memasaknya.
“Sudah mom, tentu saja”
Taeyong menghela napas, kali ini memilih berjalan mendekat pada si sulung yang semakin beranjak dewasa. Hormon melankolisnya paling dominan pagi pagi begini.Netranya lantas menemukan potret graduation day Jung Minhyung beberapa bulan lalu. Puteranya lulus sebagai wisudawan termuda dengan nilai sempurna, dia ingat benar betapa bangganya dia juga Jaehyun hari itu.
“Jadi dokter yang baik,oke? Ah, kenapa Minhyungie cepat sekali besar sih”
Lalu dia menjadi kesal dengan sendirinya. Minhyung yang sudah kelewat paham mood ibunya ini pun hanya bisa terkekeh, balas memeluk Taeyong dengan sayang.
“Aye aye Captain!” Kekehnya sembari menyamankan diri pada pelukan sang ibu.
“Hei hei! Mana bisa bermesraan begitu! not without me!.”
Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk dipinggang itu menatap cemburu. Cepat cepat menubrukkan tubuhnya untuk ikut berpelukan. Taeyong terkekeh, paginya selalu cerah bersama para jagoannya ini.
“Kalau dad tau, huuuh habislah sudah. Pasti merajuk lagi”
Ketiganya lantas mengingat si kepala keluarga Jung dan aksi merajuknya beberapa minggu lalu hanya karena dia satu satunya yang tidak diajak makan siang bersama. Sementara pun jika diajak Taeyong yakin suaminya itu tidak bisa ikut karena disaat yang bersamaan dia memiliki meeting penting. Tapi Jaehyun tetap tidak terima dan berhasil dibujuk dengan tawaran bercinta dari isterinya.
Minhyung akan berangkat bersama ibunya sementara Jeno akan diantar oleh Jaehyun. Si bungsu tidak diizinkan membawa mobil karena belum legal dan Taeyong melarang keras Jaehyun memberikan anak itu kendaraan mengingat tingkahnya yang banyak luar biasa. Tidak seperti Minhyung, Jeno menolak membawa bekal dengan alasan tidak mau merepotkan ibunya yang kemudian membuat Jaehyun berdecak sebal.
“Bilang saja kau malu karena masih membawa bekal dikelas dua SMA begitu kan?”
Taeyong melirik si bungsu yang menggaruk telinganya yang mendadak gatal. Tidak mungkin jujur didepan ibunya yang kemudian membuat laki laki manis itu kecewa padanya.
“Aku bahkan selalu membawa bekal buatan mom sejak taman kanak kanak sampai sekarang”
Jeno tidak paham sejak kapan kakaknya beraliansi dengan sang ayah. Ia tau benar ada senyum licik dibibir Jung Minhyung saat menatapnya.
“bukan begitu mom, begini... er.. ya, ah! Sudahlah, bekalnya mana?”
Jeno menyerah. Tidak dengan mata bulat ibunya juga bibir berkedut sedih itu, mana dia tahan melihat tatapan kucing milik Jung Taeyong? kecuali ingin mati.
Pagi itu berakhir dengan Jeno membawa bekal dari ibunya. Makan siang yang dengan kotak bewarna merah muda yang mencolok.
{}
Dokter Jung Minhyung yang tampan, cerdas dan kebetulan anak dari pemilik rumah sakit jelas menarik perhatian dengan banyak. Dihari pertamanya dia tidak hanya mendapat sambutan hangat namun juga beberapa kedipan mata genit dari perawat ataupun pasien. Minhyung hanya menanggapi dengan senyum yang kemudian menyebabkan orang orang itu menjerit tertahan. Berita ini jelas sampai ke telinga Taeyong, membuat ibu dua anak itu tersenyum maklum. Anak anaknya memang selalu mampu menjadi pusat perhatian persis seperti suaminya. Atau juga dirinya. ㅋㅋㅋㅋ
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us [2nd Book]
FanfictionMasih bercerita tentang Jung Family yang kita cintai! . . . . . 2nd Book from Our Marriage Life