Terima kasih sebesar-besarnya kepada YouTube dan Google untuk chapter ini🙏🙏🚲🚲🚲
Zahira duduk sendiri di bangku yang terletak tak jauh dari parkiran sepedanya. Ia duduk sembari menunggu kedua temannya, Maria dan Nina yang katanya akan menyusul setelah membeli makanan dari kantin.
Hari ini tidak seperti biasanya, Zahira membawa bekal dari rumah, karena ibunya datang berkunjung. Jadi ada yang memperhatikannya untuk sarapan dan makan siang. Tidak perlu mahal, cukup tumis daun singkong beserta tempe dan tahu goreng saja sudah nikmat tiada tanding.
Sambil makan siang sedikit-sedikit ia mengerjakan tugas Ujian Akhir Semester di laptop.
"Assalamualaikum," sapa seseorang yang entah dari mana asalnya. Saat Zahira mendongak. "Boleh duduk?" Pintanya.
Zahira hanya mengangguk sekali dan orang itu duduk di depannya.
Zahira buru-buru menutup kotak makan siangnya.
"Salam saya tadi belum dijawab lho." Gilbar mengingatkan sambil tersenyum.
"Oh. Maaf, Pak. Waalaikumsalam." Balas Zahira menunduk. Sekarang Zahira sadar. Terkejut itu terjadi karena ketidaksiapan seseorang menerima sesuatu atau yang tidak pernah diduga kedatangannya. Contoh nyatanya Gilbar. Mau dia datang tidak mengucap salam seperti dulu, atau sudah mengucapkan salam pun Zahira tetap saja kaget, karena tidak menduga dia akan datang.
"Kok, makannya berhenti?" tanya Gilbar.
Zahira tercekat. "Aaa...saya ngga enak, Pak, makan di depan orang yang ngga makan." Kata Zahira.
"Oh. Bentar ya." Kata Gilbar yang tiba-tiba pergi.
Zahira berpikir apakah kata-katanya barusan terkesan mengusir? Ah..Zahira tidak mau memikirkannya.
Setelah Gilbar pergi, Zahira kembali membuka kotak makan siangnya. Ia tidak bisa lama-lama menahan untuk melahap makanan rumah buatan ibunya. Namun ia harus kembali dikejutkan oleh kedatangan Gilbar yang kembali duduk dengan satu mika berisi cilok di dalamnya.
Entahlah siapa yang berjualan cilok di dekat sini, sampai Gilbar bisa datang begitu cepat.
"Lanjutin! saya, kan udah bawa makanan sendiri, udah bisa dong makannya." Gilbar mengangkat sebelah alisnya.
Zahira tidak lagi punya alasan untuk tidak melanjutkan makan. Mau alasan apa lagi, dia juga tidak mungkin meninggalkan Gilbar tanpa alasan yang jelas. Sekarang untuk menghindari kontak dengan Gilbar, ia pura-pura fokus pada Ms Word yang masih putih bersih, belum ada tulisan sebiji pun.
Ia pura-pura berpikir dan mengetik, padahal yang ia pikirkan justru ada di depannya. Kenapa tiba-tiba menghampirinya hari ini, dan kejadian-kejadian aneh akhir-akhir ini. Setiap ketikannya asal, tak terbaca selalu ia hapus dan begitu seterusnya.
Gilbar sejak tadi memperhatikan Zahira yang tampak sangat serius menatap layar laptop-nya.
"Kamu ngerjain apa, sih, kok dari tadi serius banget kelihatannya?" Gilbar penasaran.
"Ngerjain tugas buat UAS, Pak." Jawab Zahira.
"Bikin esai?" Terka Gilbar. Zahira hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
mencarimu lewat ISTIKHARAH menemukanmu dalam DHUHA (SEASON1)
General Fiction" Ceritanya bagus tapi gilbarx itu lo bikin gemes gk gentle banget " @bundaqobil " Bagus banget... Di setiap bab pasti ada ilmu yg tertera di dalamnya😍😍😍 " @LulukKurniawan03 " Bagus kok aku suka. Cara penyampaian dan penulisannya jg bagus. Aku bi...