Bab 15

323K 17.1K 394
                                    

Sudah lima menit Jowan berada di depan rumah Kayla, tapi ia tampak ragu-ragu untuk menemui Quen.

Tadi di d rumah sakit Refan dan Dello ingin menemani bundanya, mau tak mau Jowan harus menengok keadaan Quen. Dia sangat kawatir dengan putrinya, pasalnya Quen sekarang dalam keadaan lumpuh, takut-takut dia membutuhkan sesuatu yang dia tidak bisa lakukan sendiri.

Flasback

Ceklek

Keluar seorang pria paruh baya yang memakai jas putih kebesaranya.

"Keluarga pasien?"

"Bagaimana keadaan Bunda saya dok?"tanya Refan

Dokter tampak menghembuskan nafas lelah.
"Kami sudah berusaha semksimal mungkin."dokter menghentikan ucapannya membuat yang ada disana menjadi tegang.

"Pasien Koma." Lanjut dokter

Ada dua yang saat ini di rasakan Jowan, Refan, Dello dan bu Ira.
Pertama sedih karena mengetahui keadaan Kay yang koma. Kedua senang karena Kay masih bisa bersama dengan mereka.

Di dalam ruang Kay di rawat, hati Jowan perih sekali melihat tubuh mantan istrinya di penuhi alat-alat medis itu.
Kebetulan Dello, Refan dan bu Ira sedang ke kantin membeli untuk mereka makan. Tinggalah Jowan bersama Kay saat ini.

Di genggam nya tangan Kay sambil duduk si kursi yang berada di sebelah tempat Kay tertidur.

"Bangunlah Kay, kasihan anak-anak kita yang membutuhkan mu, mereka masih membutuhkan kau disisinya. Kau tau tidak, jika kau sadar aku belum tentu bisa memegang tangan mu begini."Ucap Jowan lirih.

"Tapi aku lebih memilih kau sehat, walaupun harus melihat mu dari jauh. Maafkan aku yang bodoh ini, smpai kapan pun aku akan tetap mencintaimu.  Kau tau sayang, betapa cemburunya aku mendengar si Dion itu menyukaimu. Tapi aku tidak akan menyerah, kau dan anak-anak hanya milikku."lanjut Jowan dan mengecup kening Kay

Di saat mereka semua sudah berada di ruangan Kay.

"Kalian pulanglah,  Quen sendirian di rumah."kata bu Ira pada Dello dan Refan

"Tapi aku ingin di dekat bunda nek."jawab Dello

"Aku juga, aku takut terjadi sesuatu pada bunda jika aku tidak di sini".kata Refan

Buk Ira menghembuskan nafas lelah.

"Biar saya yang menjaga Quen."kata Jowan dengan memegang bahu Bu Ira.

Bu Ira tampak ragu-ragu, tapi dia bisa apa Jowan adalah ayah biologis Quen.

Flesh Back Off

Dan sekarang disini lah Jowan di depan pintu rumah Kay.

Tok....tok..toK

Ceklek

Terlihat gadis cantik berkursi roda membuka pintu.

Quen membeku melihat Jowan di depan matanya.
"Apa aku boleh masuk."Kata Jowan.

Quen mengangguk dan memundurkan kursi rodanya.

"Bunda___."Lirih Quen tapi tidak melanjutkan ucapannya.

Jowan berjongkok dan memeluk Quen. Bisa di rasakan badan Quen yang menegang sebelum membalas pelukan Jowan.

"Ayah tau nak." Balas Jowanes.

Tangis Quen keluar mendengar kata Ayah dari mulut Jowan.

"Maafkan Ayah tidak bisa menjaga kalian dan bunda selama ini. Tapi perlu kau tau ayah sangat menyayangi kalian dan tentunya bunda."lanjut Jowan

Jowan bisa meeasakan Quen yang bergetar di pundaknya, jas Jowan juga sudah basah kena air mata Quen.

Pelan-pelan dia melepaskan pelukan Quen, dan menangkap kedua pipi putrinya lalu mencium kening Quen.

Ada rasa bahagia yang membuncak dirasakan Quen, inilah impiannya memiliki seorang ayah.

"Malam ini ikut ayah ya?"kata Jowan

Quen nampak ragu-ragu.

"Tapi bunda, Quen ingin lihat bagaimana keadaan bunda."kata Quen

"Bunda koma."kata Jowan.

Tangis Quen kembali lagi.

"Sudah, bunda juga gak ingin liat kamu nangis dan bersedih begini." Kata jowan menguatkan menepuk-nepuk pelan punggung Quen.

Quen mengangguk kepada Jowan.

"Ikut ayah mau kan? Kakak-kakak mu dan nenek masih di rumah sakit, Quen sama ayah dulu ya sayang?"tanya Jowan lembut penuh kasih sayang bertanya pada Quen.

"Iya." Hanya itu yang dikatakan Quen.

Lagi pula tidak ada yang merawat nya disini, keadaan nya masih lumpuh. Itu fikiran Quen.

Dengan persetujuan Quen Jowan mengangkat Quen ke dalam mobil dan memasukan korsi rodanya di belakang.

Di mobil hanya ada keheningan sampai tibalah mereka di sebuah rumah betingkat besar dan mewah.

Quen terkagum melihat rumah itu.

"Apa ini rumah ayah?" Tanya Quen

Jowan tersenyum.

"Ini juga rumah mu."jawaban Jowan membuat hati Quen senang. Tidak pernah dia melihat rumah sebagus dan semewah ini.

Jowan menggendong Quen masuk kedalam. Quen tambah melongo melihat begitu banyak maid berlalu lalang dan membungkukkan badan padanya.

"Zino."panggil Jowan pada salah satu Maidnya

Pelayan itu membungkukan badan.
"Iya Tuan."

"Ambilkan kursi roda anakku di dalam mobil."kata Jowan

Jowan membawa Quen ke dalam kamar yang di penuhi warna hitam dan sedikit putih. Kamar ini sama persis wanginya dengan ayahnya.

"Ini kamar ayah?"tanya Quen

"Ya my Quen. Kau malam ini tidur dengan ayah saja, karena aku ingin memeluk putriku." Kata Jowan.

Jowan mengangkat Quen di kasur nya yang berukuran besar.

"Kau butuh sesuatu." Tanya Jowan

Quen menggeleng ragu-ragu, tapi tak lama terdengar__

Kriiuuuuk...kriiiuuKkk..

Jowan reflek melihat perut Quen, membuat wajah Quen memerah.

Kemudian Jowan terbahak tersadar suara itu dari perut putrinya.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang