BAB 8

351K 20.2K 246
                                    

Jowanes
**

Betapa terkejutnya aku melihat siapa yang barusan kami tabrak.

Gisella.
Ya gadis kecil itu mirip sekali dengan mendiang adikku Gisella.

Tetapi orang-orang di sana mengatakan kalau dia bukankah Gisel kami, tapi Quen.

Aku menggendong nya ke mobil untuk membawanya ke rumah sakit. Ada rasa aneh yang ada di diriku,bahwa gadis kecil ini sebagian dari diriku.
Mungkin hanya karna wajahnya yang mirip Gisela.

Tidak sampai di situ, keterkejutanku berlanjut melihat kedatangan dua remaja laki-laki yang mengaku saudara kembar dari gadis tadi.

Bukan karna mereka saudara kembar yang membuatku terkejut.
Wajah mereka yang seperti foto copy aku dan Jordan semasa remaja.

Ku lihat Mama, Jordan dan Farah tak kalah syok nya dengan ku, melihat paras anak-anak itu.

Tampang heran Laura yang melihat keterkejutan kami tidak ku pedulikan.
Karna dia bukan siapa-siapa buat ku.

Setengah jam berlalu kami hanya menghabiskan waktu memandang wajah anak-anak remaja lelaki itu.

Sampai terdengar telapak kaki mendekat. Ku arahkan pandangan ku.

Tap

Tap

Tap

Degggg.......

Kayla lah orang itu, mantan istri yang mengkhianatiku, setidaknya sebelum aku tahu ada hub apa kayla datang ke sini.

Jantungku berdetak kencang, tidak pernah ada wanita yang bisa membuat ku seperti ini. Hanya dia.

"Bunda."Dua anak laki-laki itu memanggil Kayla Bunda.

Ya Tuhan, kejutan apa lagi ini.

Bukan hanya aku, mungkin Mama, Jordan dan Farah befikir sama sepertiku melihat dari tatapan mereka.

Apalagi saat salah satu di antara anak itu memaksa Kay untu memakai jaket miliknya, aku gemas sendiri melihat sikap posesif anak itu.

Apa benar mereka adalah anak-anakku? Aku terus bertanya dalam hati

Sampai pintu UGD terbuka, kayla berlari ke arah dokter.

"Bagaimana keadaan putri saya dok?" Suara itu, suara yang aku rindukan.

"Maaf, rumah sakit dan PMI kehabisan stok darah gol AB- apakah ada keluarga pasien yang berdarah sama." Kata dokter

Degggg.....

Dan ini lagi, golongan darah gadis itu sama seperti gol darah ku.

AB- hanya aku, Papa dan Gisel yang memilikinya. Dan kini gadis itu.

Ku lirik Kayla menggelengkan kepalanya.

"Gol darah saya AB- ambil saja darah saya."Kata ku ke Dokter.

Saat dokter mengajak ku pergi, ku lirik Jordan dan menatapnya tajam.

"Aku butuh penjelasan."Kata ku hanya dengan menggerak kan bibir saja.

Darah ku sudah mengalir ke kantong yang di sediakan, kepalaku sedikit pusing mengingat apa yang sudah ku lakukan pada Kayla dulu.

Apa maksud Jordan membohongiku?

Jika semua mereka menganggap aku tidak mau menikah selama ini karna trauma di khianati.

Jawabannya salah.

Aku tidak mau menikah selama ini adalah karna aku pernah bermimpi melakukan hubungan intim bersama Kayla.
Bahkan di mimpi itu aku juga melihat Jordan memapah diriku yang sedang tertidur di pagi-pagi subuh ke rumahnya.

Mimpi itu seolah perunjuk, bahwa prasangka ku selama ini salah.
Tapi balik lagi ke ingatan ku dan perkataan Jordan.
Tidak ada satupun bukti membenarkan Kayla.

Dulu aku tidak terlalu menganggap mimpi itu, tetapi setelah kejadian hari ini aku yakin sekali bahwa mereka adalah anak-anakku.

Selain itu, aku masih mencintai Kayla sampai sekarang.
Bahkan kehadiran Laura yang selalu mengerecoki hidup ku tak berarti apa-apa.

Hanya Jordan kunci di balik semua ini.

"Dok bisa saya minta tolong sesuatu?"Tanyaku ke dokter yang di sama dokter yang di sebelahku.

"Apa yang bisa saya bantu?"

"Tolong lakukan tes DNA antara aku dan Anak itu. Tetapi jangan sampai ada yang tau." Ucap ku.

Dokter itu mengangguk tersenyum pertanda mengerti.

"Sekarang aku akan mengetahui kebenarannya."Batin ku bicara

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang