BAB 6

343K 20.1K 698
                                    

Indonesia

Sekarang seluruh keluarga Ivander sedang berada berada di Bandara Soekarna Hatta Jakarta.

Seperti yang telah di putuskan Sita, nyonya besar Ivander bahwa mereka akan melamar Laura ke Keluarga nya di Bandung.

Di saat Jordan dan Farah sedang pusing memikirkan dimana akan menemukan Kayla.

Laura malah bergelayut manja pada lengan kekar Jowan.
Padahal Jowanes nampak risih sekali dengan keagresifan Laura.

"Kita nginap di Jakarta dulu atau langsung ke Bandung tante?"Tanya Laura pada Sita.

"Kita menginap dulu semalam di mension Ivander yang di Jakarta, besok pagi baru ke Bandung."Jawab Sita

Sesampai di mension, Jowanes berjalan menuju kamarnya.
Laura dengan wajah tak berdosa mengikuti Jowanes dari belakang membuat yang lain heran.

"Laura kamu kenapa ikut dengan kak Jowan?"Tanya Farah.

Jowanes yang mendengar itu menghentikan langkahnya dan melihat juga ke Laura.

"Aku juga mau ikut istirahat sama Jowan."jawabnya dengan wajah tak berdosa.

"Kalian itu belum menikah, belum boleh sekamar."Sita menyela, dia juga heran dengan ke agresifan Laura.

"Kan nanti kita juga nikah, sekarang atau nanti sama saja kan."jawab Laura dengan nada yang centil melihat ke arah Jowan

Jordan yang sudah jengah melihat kecentilan Farah ikut buka suara.

"Laura kamu itu baru calon, bahkan lamaran aja baru besok.
Tidak menutup kemungkinan juga kalau lamaran itu gagal."Kata Jordan ketus.

Sedangkan Jowan hanya diam dan menatap datar Laura.

Laura menatap sinis Jordan.
"Orang Jowan sendiri gak keberatan kok." Jawabnya.

Jawaban Laura membuat Sita menggeleng-gelengkan kepala.
"Apa sudah benar wanita ini yang saya pilih" Batin Sita berbicara.

"Bersikaplah sebagai wanita yang berkelas." Itu adalah suara dingin Jowanes.

Laura jadi kikuk mendengarnya, sejak pertama bertemu baru kali ini Jowan mengeluarkan suaranya. Itupun juga pertanda tidak baik untuk Laura.

Bandung.
***

Kayla dan anak-anak nya sedang menonton tv di ruang keluarga.

Buk ira datang dengan membawa makanan dan minuman.
"Ini nenek bawa makanan." Kata buk Ira

Triplets langsung menyerbu makanan dan minuman yang di bawa buk Ira.

"Bunda hari ini gak ke boutique?" Tanya Revano.

"Gak, Bunda lagi males."jawab Kayla

"Bun, besok Quen mau camping boleh ya bun?" Tanya Quen pada Kayla

"Gak boleh."
Itu bukan suara Kayla, tapi Dello dan Revan.

"Bundaaaaa boleh ya?" Kayla melihat ke arah Dello dan Revan.

Putra-putra nya menggelengkan kepala pada kayla.

"Emang kenapa harus pakai camping segala sih Quen, bunda tu berat lepasin kamu ke hutan-hutan itu."kata Kayla keberatan.

"Ini tu masuk nilai akhir Bun, kalau gak ikut, nilai Quen pasti kurang dari KKN."Bujuk Quen.

Kayla menghembuskan nafas kasar.
"Tapi kamu janji harus pandai-pandai jaga diri." Kata Kayla

Membuat Quen bersorak bahagia.

"Bunda."Protes Dello dan Refan.

Sudah kalian coba beri kepercayaan sama adik kalian.

"Boleh ya bang?" Quen yang sudah pindah di tengah-tengah Dello dan Refan sambil memeluk lengan kakak kakaknya..

Kalau sudah begini mau tak mau mereka harus mengizinkan Quen.

Dello dan Refan mengangguk bersamaan.

Quen langsung memeluk mereka kesenangan.

Buk Ira dan Kayla bangga sekali melihat kekompakan triplets, apalagi saat Dello dan Revan menjaga Quen.

Ivander
***

Paginya mereka sudah berada di dalam mobil.
Mereka cuma naik satu mobil saja ke Bandung. Saat ini Jowan lah yang menyetir.

Setelah beberapa jam perjalanan Jordan merasakan mata nya mengantuk sekali dan meminta Jowanes untuk menggantikan nya menyetir.

Tetapi Laura malah menyela.

"Aku aja yang nyetir, bentar lagi juga sampai kok." Katanya

Hanya di angguki Jordan.

Di tempat sepi yang di samping nya banyak tebing, tiba-tiba ada monyet yang melintas.
Membuat Laura hilang konsentrasi, mobil mengarah ke bus yang sepertinya mogok di tepi jalan.

BRAAAAAAK..

Semua yang ada di mobil dan di dekat bus terkejut melihat seorang gadis tertabrak mobil yang Laura kemudikan.

"Kamu kalau gak bisa nyetir mending gak usah minta tadi." Bentak Jordan pada Laura.

Laura hanya diam mematung tampak nya syok.

Mereka semua lalu turun dari mobil untuk melihat korban.

Jordan, Jowanes, ibunya Sita dan Farah menyingkirkan kerubungan orang-orang untuk melihat kondisi korban.

"Gisella."Pekik mereka berempat.

"Dia bukan Gisella, tapi Quen murid kami."Sela bapak-bapak yang ada di sana.

Mereka tersadar dari keterkejutan nya, bahkan Jowanes yang berwajah kaku sangat jelas terkejut melihat wajah orang yang mereka tabrak.

Pasalnya korban ini sangat mirip sekali dengan Gisel adik nya yang sudah meninggal.

"Tolong bawa ke rumah sakit, bus kami sedang mogok tidak bisa membawanya kerumah sakit." Kata bapak-bapak tersebut.

Tanpa aba-aba Jowanes langsung menggendong gadis remaja itu ke dalam mobil.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang