Tanda tanya?

7.7K 348 7
                                    

Waktu terus berputar. Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Malam semakin larut, udara pun terasa semakin dingin. Sampai kapan kami akan bertahan dengan posisi seperti ini? Berpelukan seperti Teletubies di pinggir jalan. Beruntung tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Mang Ujang, penjual soto keliling yang biasanya lewat pun entah kenapa malam ini tidak terlihat berkeliling seperti biasa.

"Terima kasih." Pak Baekhyun akhirnya melepaskanku dari dekapan.

Aku menatapnya lekat. Tidak ada sinar yang terpancar dari kedua matanya. Matanya terlihat redup, kosong, dan putus asa. Apa Pak Baekhyun baru saja mengalami hal yang buruk?

"Pak?"

"Jangan bertanya apa pun."

Aku mengembuskan napas kasar. Apa Pak Baekhyun tidak tahu jika aku sedang mengkhawatirkannya?

"Maaf jika mengganggumu malam-malam. Udaranya dingin. Aku akan mengantarmu pulang." Pak Baekhyun melepas jaketnya lalu memakaikan jaket itu padaku.

"Bapak baik-baik saja?"

Pak Baekhyun berusaha tersenyum. "Aku sudah lebih baik. Terima kasih." Pak Baekhyun membuka pintu mobil. Aku pun segera masuk ke dalam mobilnya.

❤❤❤

Aku mengerjab beberapa kali, melihat jam dinding yang menunjukan pukul 06.20 pagi. Aku pun kembali menarik selimut, ingin tidur lagi.

"Ternyata masih jam enam lebih dua puluh menit," gumamku memejamkan mata, lanjut tidur.

Tunggu! Jam 06.20?

"Hah!" Kedua mataku sontak terbuka lebar.

"Gawat!" Kenapa aku baru bangun? Aku nanti pasti terlambat sekolah. Ah, semua ini karena Pak Baekhyun. Semalam dia membuatku tidak bisa tidur karena otak ini dipaksa untuk terus memikirkannya.

Bruk.

"Aduh!" Aku mengusap lutut yang berdenyut, terjatuh karena kaki terlilit selimut. Aku pun segera berdiri dan masuk ke kamar mandi mengabaikan lutut yang sakit.

Hanya butuh waktu lima menit untuk mandi. Masa bodoh jika kalian mengataiku jorok karena mandi cuma lima menit. Aku sekarang benar-benar sudah terlambat.

"Aeris!"

Tubuhku menegang. "Sehun?"

Sehun menatapku dari atas sampai bawah. Kedua pipi dan telinganya tampak memerah. Aku pun mengikuti arah pandangnya.

"Mama!" Aku langsung masuk kembali ke kamar mandi. Bagaimana mungkin Sehun melihatku cuma memakai handuk? Duh, Gusti. Aku malu sekali. Semenjak tinggal di rumah sebelah, Sehun sering keluar masuk ke kamarku tanpa izin. Sepertinya aku harus mengunci jendela agar anak ayam itu tidak bisa masuk sembarangan.


Pintu kamar mandi tiba-tiba diketuk dari luar. "Kalau kamu ingin ganti baju, aku akan keluar dari kamarmu. Maaf."

Langkah kaki Sehun terdengar semakin menjauh, sepertinya dia sudah keluar dari kamarku. Pintu kamar mandi kubuka sedikit, mengintip ke kamar untuk memastikan jika Sehun sudah keluar.

"Huft..." Aku mengembuskan napas lega dan segera keluar dari kamar mandi.

❤❤❤

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang