MCBF 7

1.7K 156 19
                                    

Bersatu di Ruang BK

"Gaiska Andaraka dan Sanaya Fanderan, dimohon memasuki ruangan Guru sekarang."

Jika biasanya speaker sekolah dihantui satu nama pemilik—Agata, kini siswa Starga merasa lebih horor dari sebelumnya. Bagaimana tidak, dua nama murid yang sangat anti ricuh, anti ruang BK, kini dipanggil secara terbuka dari speaker kebanggaan Pak Basukiharja, Guru pembimbing.

Kedua pemilik nama tadi sudah duduk di kursi ruangan Pak Basuki.
Gais, cowok itu duduk dengan tenang, karena biasa datang ke sana menjebloskan saudari kembar gadis di sebelahnya. Namun, berbeda dengannya yang santai, Naya sudah pucat dan hampir saja pingsan.

Kejadian beberapa menit yang lalu telah menjebloskan keduanya ke ruang BK. Kali ini ketua kelas Naya yang melaporkan keduanya ketika tahu mereka bertengkar.

"Naya, mengapa bisa kamu menonjok Gais?"
Pertanyaan itu sudah beberapa kali Pak Basuki tanyakan, tetapi sang tersangka masih bungkam karena bingung harus menjelaskan seperti apa.

"Ini salah saya, Bu." Akhirnya si korban yang telah terluka karena tonjokan gadis itu bersuara.

"Bagaimana bisa ini salah kamu, apa yang sebenernya terjadi? Bima bilang kalian berdua sedang berada di gudang sekolah? Apa yang kamu lakukan Gaiska, sampai Naya menonjok kamu? Jangan sampai saya berpikir negatif terhadap ketua kelas teladan seperti kamu," cerocos Pak Basuki sampai mejanya ikut bergetar.

"Saya cuma mengagetkan Naya yang ada di gudang sekolah, tapi karena kaget dia nonjok saya. Itu karena enggak sengaja, Bu." Gais menjelaskan santai, seperti tidak ada ketakutan atau beban, padahal jawabannya itu dusta demi menutupi yang sebenarnya.

Naya langsung menoleh pada Gais dan membulatkan matanya. Pemuda itu benar-benar gila, bisa-bisanya mengarang cerita lain.

Pak Basuki lalu meminta keduanya untuk keluar dari ruangan BK setelah mempercayai ucapan Gais, dan itu kesialan untuk Naya.

Setelah keluar, Naya disambut anak-anak lain yang sudah ada di depan ruangan Pak Basuki.

"Lo apain sodara gue?" tanya Agata dengan tatapan jijiknya pada Gais.

"Bukan urusan lo," sahut Gais lalu beranjak pergi dari sana dengan kedua tangan di saku, masih santai.

"Nay, kok, lo bisa nonjok Bang Gais? Kasihan tau!" seru salah satu siswi menambah beban pikiran bagi Naya.

"Seenggaknya kalau lo emang kesel atau gimana sama Gais, enggak pakai nonjok juga, tegur baik-baik, 'kan, bisa!" timpal yang lain.

"Diem lo!" teriak Agata tidak terima. Sudah jelas ini pasti ulah pemuda menjengkelkan yang kulitnya putih seperti mayat hidup itu. Intinya Agata sangat kesal setelah tahu Naya menjadi korban Gais juga.

"Bilang, lo diapain sama dia? Biar gue bejek-bejek itu ketua kelas songong!" Agata bertanya dengan kemarahan menggebu-gebu.

Namun, Naya merasa pusing dan masih terkejut. "Aku pusing, Ta."

"Tu, 'kan. Dia emang minta dihajar." Agata sangat kesal, membuatnya ingin menghajar juga ketua kelasnya.

Di sisi lain, ketika yang lain tengah membicarakannya, Gais ke UKS untuk mengobati pipinya yang sudah membiru. Namun, dua sahabatnya tidak ambil diam, Gio dan Ronald mengikutinya ke UKS.
Keduanya menatap Gais yang duduk di kursi, meringankan rasa sakit dengan kantung es.

My Coolkas Boyfriend | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang