"Gu-gue suka sama lo."
"Hah?" Chanyeol sukses membuatku terkejut. Apa aku tidak salah mendengar?
"Lo mau nggak, jadi cewek gue?"
Aku gelagapan. Kenapa Chanyeol tiba-tiba meminta jadian? Apa tidak salah? Sumpah, aku bingung harus menjawab apa.
"Ah..." Chanyeol melepas genggaman tangannya. "Kalau gue bilang gitu ke Alanis. Dia mau nggak ya, jadi cewek gue?"
Deg,
Nyawaku seolah terlepas dari tubuh. "Alanis?" Aku menatap Chanyeol tidak percaya. Apa dia suka dengan mantan sahabatku itu?
"Gue suka sama Alanis, Ai." Chanyeol mengembuskan napas kasar. "Gue pengen nembak dia."
Chanyeol ingin menembak Alanis? Apa dia dan Alanis dekat? Sejak kapan mereka dekat? Jika mereka dekat, mengapa aku tidak pernah tahu?
"Menurut lo, Alanis bakal nerima gue nggak?"
Aku terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Jujur aku bingung.
Chanyeol menatapku lama, menungguku menjawab pertanyaannya. Lo beneran suka sama dia?" Ah, kenapa aku malah bertanya? Sudah jelas Chanyeol tadi mengatakan menyukai Alani
"Iya. Alanis cewek cantik dan baik. Gue suka sama matanya, hidungnya, bibirnya, juga senyumnya." Chanyeol tersenyum saat mengatakannya. "Lo dukung gue, kan?"
Aku bisa melihat binar bahagia di mata Chanyeol. Sepertinya dia benar-benar menyukai Alanis. "Kalau lo bahagia ... gue pasti dukung lo." Aku sedikit ragu saat mengatakannya.
"Makasih, Aeris. Lo memang sahabat gue yang paling baik." Chanyeol menarik tubuhku ke dalam pelukan.
"Iyah." Aku pun balas memeluknya. Mata terpejam merasakan betapa hangatnya pelukannya. Terkadang, keadaan memaksa kita untuk mengatakan hal yang tidak ingin kita katakan. Seperti inikah rasanya?
Sesak.
❤❤❤
Hari sudah gelap saat aku dan Chanyeol tiba di rumah.
"Do'ain gue ya, Ai. Malam ini gue mau nembak Alanis. Semoga dia mau jadi cewek gue."
"Iya, gue pasti do'ain elo." Entahlah, rasanya aku sedikit tidak rela jika Chanyeol bersama Alanis.
"Thanks." Chanyeol mencubit hidungku dengan gemas sebelum pergi.
"Hati-hati." Aku terus melihat skuter Chanyeol sampai menghilang di balik tikungan. Kenapa aku merasa jika Chanyeol akan menjauh? Ah, semoga saja ini hanya perasaanku saja.
"Allahu akbar!" Aku berjengit, kaget karena Pak Baekhyun tiba-tiba berdiri tepat di belakangku. "Bapak ngagetin, ihh..." Aku mengusap dada dengan kesal. "Kalau saya terkena serangan jantung bagaimana?"
"Gampang. Kalau kau mati tinggal dikubur." Pak Baekhyun menyeringai. Wajahnya terlihat sangat menyebalkan sekarang. Kalau aku mati beneran tahu rasa dia.
Aku melihat jam tangan, waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam. Apa yang Pak Baekhyun lakukan di sini?
"Dari mana saja kau?"
"Bapak bertanya sama saya?" Aku menunjuk diri sendiri.
Pak Baekhyun menghela napas. "Bukan," jawabnya ketus. "Aku bertanya pada rumput yang bergoyang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Teacher
FanfictionDewasa 21 [Jangan lupa follow authornya] "Kamu benar-benar berengsek, Pak!" ~Aeris Ariana~ Apa jadinya jika seorang murid menyukai gurunya sendiri? [C O M P L E T E] Start, on 6 July 2018 End, 20 January 2019 Cover by @alousaury (Jangan lupa follo...