33. bonus part II

7.6K 387 26
                                    

Takdir selalu berkata lain, dimana kita membenci justru yang datang jadi menyukai.

Hati hati dengan ucapan, bisa jadi akan berbanding terbalik dengan apa yang kamu katakan dulu.

Takdir merestui pertemuan kita, hingga berada di titik akhir seperti ini.

-
-
-
-

3 bulan sudah berlalu. Semenjak pertemuan keempat manusia di sebuah restoran, yang berawal dari pertengkaran lalu tawa, karena pertengkaran sepasang manusia yang saling membenci satu sama lain.

Namun takdir berkata berbeda. Sepasang manusia yang bermula saling membenci, pertemuan yang selalu diisi dengan pertengkaran, tetapi kini berbanding terbalik. Dimana, kini diisi dengan keduanya yang saling mencintai, dan pertemuan yang selalu di nantikan oleh keduanya.

Berbeda dengan sepasang kekasih yang lain. 3 bulan lalu, mereka mengikrar janji pertunangan. Langkah selanjutnya pun menanti mereka, yang kini sudah berada di depan mata.

.
.
.
.

"Daaaaannniiieeel" teriak perempuan memasuki ruangan kerja Daniel. Daniel yang sedang bersantai, karena tidak ada pasien pun terkejut. Dirinya langsung bangkit, saat perempuan yang kini telah menjadi kekasihnya sudah berada di hadapannya, dengan memasang wajah kesal.

"Ada apa?" Tanya Daniel polos, tidak ingat dengan janji keduanya.

"Kamu lupa ya? Kita belum beli pakaian buat acara nikahan tuh anak songong. Kamu mau pake karung diacara pernikahan mereka?" Sani, gadis yang 3 bulan lalu adalah gadis yang selalu membuat Daniel kesal karena pertemuan yang tidak mereka sukai. Namun, kini adalah sosok gadis yang di cintai Daniel. Entahlah, bagaimana caranya. Namun, takdir telah memberikan sebuah rencana untuk keduanya, hingga menjadi saling cinta dan menjadi sepasang kekasih, di waktu yang sangat cepat seperti ini.

"Oh iya" jawab Daniel dengan santainya dan kembali duduk.

"Oh iya doang?" Tanya Sani tak percaya. Daniel, tetap menyebalkan dimatanya, walau kini statusnya menjadi kekasihnya. Ah, bagaimanapun saat dirinya sedang panik karena pakaian, kekasihnya ini hanya menjawab oh iya doang.

Sani menghela nafasnya kesal. Dirinya masih berdiri di depan meja kerja Daniel. Daniel duduk dengan santainya.

Detik berikutnya Daniel beranjak dari duduknya, dirinya melepas jas kerjanya lalu menggantungnya. Daniel berjalan menuju kekasihnya, lalu merangkulnya.

"Marah marah mulu, cepet tua tau rasa lu" ucap Daniel santai sambil berjalan bersama kekasihnya keluar ruang kerjanya.

"Gila kan, doain gue cepet tua" Sani melepaskan rangkulan Daniel dan berjalan lebih dulu menuju tempat parkir.

Daniel hanya tersenyum menatap gadis di depannya. Tertawa kecil, mengingat dirinya yang kini sangat menyayangi Sani, padahal dulu ia tak menyukainya.

Hubungannya dengan Sani masih selalu diisi dengan pertengkaran, tetapi pertengkaran kecil yang membuat keduanya semakin awet dan langgeng. Keduanya memutuskan berpacaran semenjak satu bulan lalu, jadi masih muda memang umur hubungan keduanya.

.
.
.
.

"Waah hari dinanti udah ada di depan mata nih" ucap Pricil. Sahabat gadis bernama Queen. Keduanya sedang berada di rumah Queen, lebih tepatnya Pricil memang menginap disini.

Friendzone | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang