Chapter 1: The Case

31 1 2
                                    

Jumat, 17 Februari 2018, 08.30 PM.

Suara benda yang jatuh dengan keras membuat seorang pengemudi taksi yang sedang menunggu penumpang di depan hotel terkejut. Ia keluar dari taksinya sambil menghembuskan asap rokok ke udara malam, merapatkan jaketnya karena udara yang dingin setelah hujan, dan menemukan seseorang terbaring di tanah. Ia membungkuk lebih dalam, berusaha membantu orang itu untuk berdiri, tetapi saat ia memegang tangan orang itu dan menariknya, darah mengucur deras dari kepala orang itu. Si pengemudi taksi langsung melepaskan tangannya dari orang itu, berteriak- teriak keras dengan panik. Ia bahkan tidak sadar rokoknya yang masih menyala jatuh dari mulutnya ke semak- semak di dekat kakinya, membuat semak itu terbakar sedikit. Pria 40 tahunan itu segera mematikan api yang membakar sedikit semak, tepat saat seorang petugas keamanan hotel berlari mendekatinya. Petugas keamanan itu langsung menelepon ambulan setelah menyadari keadaan orang yang terbaring di tanah itu, kemudian memanggil beberapa temannya melalui walkie- talkie untuk mengamankan tempat itu karena banyak orang mulai berdatangan karena teriakan si pengemudi taksi.

Orang- orang yang ingin tahu segera mengerumuni taman di sebelah gedung Hotel Hisae, yang memang merupakan taman umum di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Kebanyakan para pejalan kaki berusaha mengambil foto, membuat suasana sangat ricuh dan petugas keamanan hotel sangat kelelahan, tetapi tidak berapa lama kemudian dua orang polisi datang dan menenangkan massa. Seorang polisi pria memasang garis polisi di sekitar tempat kejadian sementara seorang polisi wanita mengecek keadaan orang yang tidak sadarkan diri itu. Ia menggelengkan kepala pada rekannya yang sudah selesai memasang garis polisi dan sekarang sedang berdiri di sebelahnya, lalu ia meletakkan kembali tangan orang itu ke tanah sambil menggumamkan doa. Ambulan datang, dan dengan bantuan kedua polisi itu petugas medis mengangkat korban, yang diidentifikasikan sebagai seorang perempuan karena seragamnya, dengan menggunakan tandu. Setelah korban selesai dimasukkan ke dalam mobil ambulan, massa mulai pergi dari situ, tetapi polisi pria itu tidak bergerak dari tempatnya. Ia memberi sinyal pada rekannya untuk membawa pengemudi taksi yang merupakan saksi pertama ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Polisi wanita itu mengangguk lalu mempersilakan si pengemudi taksi untuk masuk ke mobil polisi, kemudian keduanya pergi dari tempat itu.

Polisi pria itu bercakap- cakap sejenak dengan petugas keamanan hotel yang masih berdiri di sana, lalu petugas keamanan itu meminta diri untuk kembali ke dalam dan melapor pada atasannya. Polisi pria itu mengangguk, mengatakan ia akan segera menyusul ke dalam setelah melihat- lihat situasi di sekitar tempat itu. Si petugas keamanan tersenyum kecil, kemudian berjalan cepat ke dalam gedung. Pria berusia awal 30-an itu terlihat tergesa- gesa dan takut, karena dengan tidak sengaja ia menendang sebuah tong sampah, yang sebenarnya sudah berada di situ sejak gedung itu diresmikan, yang berada di dekat pintu masuk ke lobi hotel. Si petugas keamanan segera menghentikan seorang cleaning service yang kebetulan lewat di lobi, dan setelah mengatakan sesuatu, pria itu menghilang di dalam gedung sedangkan cleaning service itu membersihkan tong sampah yang tergeletak di depan pintu lobi.

17 Februari 2018, 09.50 PM.

Pengemudi taksi itu keluar dari kantor polisi dengan wajah lelah. Ia tidak dicekal untuk kesalahan apapun, tetapi tetap saja ia harus berkali- kali datang ke kantor polisi setelah ini. Seorang penyidik memintanya meninggalkan alamat lengkap dan nomor ponsel yang bisa dihubungi, selain itu si pengemudi taksi harus memastikan ponselnya aktif dan bila suatu saat dihubungi oleh polisi, pria itu harus segera ke kantor polisi. Televisi- televisi sudah mulai menyiarkan berita itu dalam Breaking News, meskipun sebenarnya kepolisian belum memberikan pernyataan apa- apa pada media. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana media selalu saja bisa mendapat berita yang bahkan kejadian yang baru terjadi 2 jam yang lalu.

Beberapa stasiun televisi menyiarkan secara live, dan seorang pejalan kaki diwawancarai oleh reporter. Pria pejalan kaki itu menceritakan betapa kagetnya ia dan bagaimana ia sangat prihatin karena seorang gadis yang masih muda nekat bunuh diri. Stasiun televisi lain yang menyiarkan berita secara live juga melakukan wawancara, dan lagi- lagi orang yang diwawancarai itu mengatakan hal yang sama tentang gadis itu bunuh diri dengan melompat dari jendela hotel. Banyak orang di media sosial juga dengan tidak ragu- ragu mengatakan gadis itu bunuh diri dari lantai tertinggi hotel, karena ada satu jendela di puncak bangunan hotel yang terbuka. Beberapa orang menuliskan komentar mereka di kolom yang tersedia di media sosial, seperti sangat yakin bahwa gadis itu benar- benar bunuh diri, walaupun kepolisian belum berani mengatakan apa- apa karena kasus akan diusut lebih dalam esok pagi.

Si pengemudi taksi berjalan cepat menyusuri trotoar, ingin segera kembali mengemudi taksinya, saat tiga gadis muda yang berjalan di depannya mengobrol kencang sambil saling menunjukkan ponsel mereka. Ketiga gadis itu membicarakan tentang perempuan yang menjatuhkan diri dari jendela hotel itu dan tanpa ragu mereka mulai menghakimi kelakuan perempuan yang sudah meninggal itu. Si pengemudi taksi hanya menggelengkan kepalanya. Belum ada yang tahu kejadian apa yang sebenarnya menimpa perempuan itu, dan semua orang sudah menghakiminya.

MalefactorWhere stories live. Discover now