Never Let You Go (1)

1K 21 23
                                    


Tsukuyo berhenti didepan kedai snack Otose dengan nafas tersengal-sengal sehabis berlari menuju tempat itu dengan perasaan cemas, gelisah dan khawatir. Kakinya masuk perlahan berharap ia menemukan jawaban dengan sesuai apa yang dia inginkan tapi melihat muka khawatir Otose semuanya menjadi sirna.

Dengan pelan Tsukuyo bertanya "bagaimana? Adakah kabar darinya?"

Perempuan tua itu hanya menghembuskan asap rokoknya dengan keras. Ia hanya bisa menggeleng pelan didepan perempuan berambut blonde itu.

Tsukuyo menunduk kecewa, tenggorokannya terasa kering, harus berapa lama lagi ia memendam perasaan kalut, khawatir, cemas tidak karuan dengan keadaan seseorang yang sekarang belum ada kabar dari misi menyelamatkan shogun atau yang biasa mereka panggil Sho-chan.
Pria itu sudah satu minggu tidak kembali bersama dua 'anak'nya, Kagura dan Shinpachi. Dan sejak satu minggu itu pula Tsukuyo meluangkan waktunya dari berpatroli di Yoshiwara dengan mengunjungi Otose, ibu angkat Gintoki.

Otose bisa membaca kegelisahannya dari raut wajah Tsukuyo dan melambaikan tangannya supaya menyuruhnya mendekat.

"Jangan khawatir, si idiot itu pasti baik-baik saja, dia sudah berjanji padamu kan kalau dia pasti kembali" Otose mencoba menenagkannya.

Tsukuyo hanya mengangguk pelan, ia menahan air matanya agar tidak keluar dari matanya, sejak kapan ia begitu mengkhawatirkan pria kriting itu, padahal selama ini pria itu hanya membuatnya kesal dan selalu melempar kunai kedahinya karena candaan bodohnya. Dan kini ia begitu merasakan kehilangan dan begitu merindukannya.

"Percuma kau berkencan dengan si bodoh itu, kau hanya membuang-buang masa mudamu!!" sahut Chaterine asal, perempuan kucing itu mulutnya selalu pedas kalau berhubungan dengan Gintoki tapi sebenarnya dia juga ikut gelisah.

"Catherine-sama!!" tegur Tama yang khawatir dengan Tsukuyo.

Catherine terjerembab kedasar lantai karena tendangan dari Otose setelah mendengar ucapan tidak berguna darinya.

Tsukuyo berdiri dan beranjak dari kedai.

"Kalau begitu aku pergi dulu, terima kasih Otose-san" ucapnya tidak semangat.

Otose hanya memandangnya hangat "besok datanglah lagi kesini, seperti biasa"

"Tsukuyo-sama jangan khawatir, Gintoki-sama pasti baik-baik saja dan akan segera kembali" hibur Tama menyusul Tsukuyo yang sudah berada diluar.

Tsukuyo hanya tersenyum penuh harap kepadanya dan pamit.

Otose mengepulkan asap rokok dari mulutnya dan berujar "aku tidak menyangka dia begitu mencintai pria idiot yang selalu menunggak bayaran sewa dan yang menghambur-hamburkan uang dipachinko ckck" Otose hanya menggeleng-gelengkan kepala, Catherine hanya mendengus acuh seperti biasa dan Tama hanya tersenyum.

"Gintoki ku harap kau segera kembali dan jangan lepaskan perempuan itu" gumamnya dalam hati.

•_•

Keesokan harinya seperti biasa setelah rutinitas patrolnya Tsukuyo kembali mengunjungi kedai Otose untuk mengetahui kabar dari Gintoki. Dengan langkah terburu-buru tidak sabar perempuan bertubuh tinggi itu sudah sampai didepan kedai Otose dan yang membuatnya terkejut kedai itu seolah-olah tidak ada penghuninya, Tsukuyo gelisah berulang kali ia menggedor pintu depan kedai itu yang terkunci rapat, tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang bahkan tanda 'tutup' didepan kedai pun tidak ada. Tsukuyo memandang ke lantai dua kedai kediaman Gintoki berharap menemukan jawaban. Ia menaiki tangga tanpa mempedulikan betapa lelahnya dia dari aktivitasnya di Yoshiwara. Ia menggedor-gedor pintu penasaran.

Never Let You Go (completed)Where stories live. Discover now