PROLOGUE

7.3K 326 26
                                    


Andhika bersembunyi di balik tembok dekat toilet perempuan. Dia merunduk dengan kedua tangan bertumpu di lututnya. Dadanya naik turun tak beraturan disertai pernapasannya yang terasa sesak. Belum lagi bulir keringat mengucur deras melewati pelipis hingga ke lehernya.

"Hadeh, gila dah tuh guru. Galak nya bukan maen," kata Andhika sambil ngos-ngosan.

Sambil mengipas-ngipas dengan tangannya, Andhika melihat sekitar. Teman-temannya tidak tahu kemana. Dia dan teman-temannya terpisah saat dikejar oleh Bu Raya tadi. Alasannya tentu saja karena Andhika dan teman-temannya berbuat ulah.

Ketika Andhika menengok ke sebelah kiri, matanya menangkap seorang cewek yang tengah celingukan kesana kemari. Cowok itu mengerutkan kening. Dari gelagatnya, cewek itu sepertinya sedang tersesat. Andhika pun tanpa pikir panjang segera menghampirinya.

"Eh, lo, kenapa celingukan begitu?" tanya Andhika di dekat cewek itu.

Cewek itu merasa kaget, dia segera menoleh ke samping kanannya. Mendapati seorang cowok yang tengah mengipas-ngipas dirinya dengan kerah bajunya.

"Ah, gue ... Anak baru di sekolah ini. Dan dari tadi gue nyari ruang kepala sekolah tapi nggak ketemu-ketemu," jawab cewek itu dengan canggung.

Tebakan Andhika tidak salah, cewek itu memang tersesat.

"Ohh, yaudah kalo gitu ikut gue aja. Gue tunjukin ruang kepala Pak botak, eh, maksudnya Pak Jaya." Andhika nyengir ketika salah menyebut bapak kepala sekolah yang memiliki kepala kinclong tanpa sehelai rambut pun.

Cewek itu mengangguk dan mengikuti Andhika yang sudah berjalan duluan.

Sesampainya di depan ruang Pak Jaya, Andhika menghentikan langkah. Dia berbalik dan menatap cewek itu.

"Ini ruangannya Pak Jaya. Masuk aja. Eh tapi, sebelum masuk ketok pintu dulu. Soalnya Pak Jaya nggak suka sama anak murid yang nggak sopan. Bisa-bisa lo disundul pake kepalanya yang kinclong itu," kata Andhika dengan tampang datar. Namun hal itu justru mengundang tawa dari cewek di hadapannya karena kalimat jenaka yang Andhika lontarkan.

"Iya. Makasih ya lo udah anterin gue. Kalo nggak ada lo tadi, mungkin gue bakalan muter-muter di situ doang." Cewek itu tersenyum.

"Santai aja kali," kata Andhika terkekeh. Namun kekehannya terhenti ketika matanya melihat Bu Raya tengah celingukan mencari dirinya. Seketika mata Andhika membelalak. Dia panik. Ditambah lagi, Bu Raya kini sudah melihat dirinya. Guru berbadan gemuk itu langsung melotot.

"ANDHIKA!!" teriak Bu Raya dari kejauhan.

"Aduh mampus," ringis Andhika. "Kalo gitu gue duluan ya, bye." Andhika segera berlari dari hadapan cewek itu bertepatan dengan Bu Raya yang berjalan menghampirinya.

Melihat Andhika yang berlari, Bu Raya semakin melotot. Bola matanya seperti hendak keluar dari tempatnya. Bu Raya seketika berlari dengan mengangkat tinggi roknya dan melewati cewek itu yang tengah kebingungan dengan kejadian yang dia lihat di depan matanya.

°°°

Hola, aku kembali lagi. Maaf ya udah lama banget aku gak aktif dan gak pernah muncul di wattpad. Diriku terlalu sibuk dengan dunia asliku. Padahal aku udah bilang sama kalian untuk membuat sequel dari "Ketua OSIS Vs Bullying Girl"

Maafkan akuuuu🙏🙏

Oke untuk prolog segitu dulu ya. Lanjut nanti di bagian pertama. Semoga kalian suka dengan cerita keduaku ini❤

Vote dan komen jangan lupa ya kawan :)

Andhika's Girlfriend [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang