Tak butuh waktu lama bagi Esther untuk yakin kalau perasaan berdebar-debarnya tadi pure hanya karena shock.
Mata Esther menyipit kesal pada Mark Lee yang sekarang sedang menonton tv sambil menghabiskan stock cemilan Esther untuk satu minggu.
Tapi Esther tidak bisa marah ㅡtidak tega melihat Mark tertawa bahagia seperti orang normal. Biasanya anak itu selalu tampak dibebani sesuatu setiap mereka bertemu.Tapi Esther tetap perhitungan.
"Ini semua hutang ya," Esther berkacak pinggang di depan Mark. "Nyawa dibayar nyawa, snack dibayar snack.""Iya ah berisik," Mark menyingkirkan tubuh kerempeng Esther dengan kakinya.
"Dan sewa kamar juga nggak gratis loh."
"Hmm."
"Sewa payung juga tadi sore."
"Hmmmmmm."
"Biaya masak ramyeon, listrik, biaya tutup mulut, biㅡ"
Kalimat Esther terputus karena Mark menarik lengannya sehingga ia jatuh terduduk di sofa bersama Mark.
"Diem dulu bisa nggak sih?" Mark menunjuk tv yang menayangkan acara komedi. "Mau ketawa jadi ditelen lagi kan.""Biaya ganti rugi pegang-pegang," Esther menepis tangan Mark.
"Ck," Mark melipat tangan di dada. "Mau ya biaya tutup mulut dibayar pake mulut?"
Esther yang biasanya tanpa ekspresi, menatap Mark seolah-olah temannya itu adalah makhluk paling menjijikan di dunia.
"Fak you," ucap Esther sambil menahan emosi, lalu pergi ke dapur dengan kesal.
Mark terkekeh senang karena berhasil mengusir pemilik kamar.
Sambil lanjut menonton tv, ia bersyukur hujan turun cukup deras. Orang tua Esther ternyata pemilik café pojangmacha modern, dan letak kamar Esther untungnya di lantai paling atas yang terpisah dari rumah utama di lantai dua.
"Just Murgly being super ugly," Esther menggerutu sambil mencuci tumpukan piring kotor.
Barang bukti harus segera dibersihkan sebelum ibunya tahu."Kenapa nggak dicuci besok pagi aja sih?"
"HEY," Esther terperanjat kaget melihat Mark berdiri sambil menguap di sampingnya.
"Ahaan hih hitu aja kaget," Mark menguap dan menggeliat. "Mau dibantuin nggak?"
Esther menghela nafas lalu kembali melanjutkan kegiatannya tanpa menjawab.
"Kalo dibantuin kurangin utangnya ya," ujar Mark sambil memakai sarung tangan karet lalu membilas piring-piring yang sudah disabuni.
"Tch," Esther berdecak. "Kayak yang bisa aja cuci piring."
"Weis jangan salah, ini kerjaan waktu predebut."
"Bullshit~"
Mark tertawa.
"Emang kamu pikir jadi idol itu enak ya?""Ya kalo nggak enak kenapa nggak berhenti aja."
"Udah telanjur," gumam Mark. "Tapi sekarang kan udah debut, punya time turner, jadi enak."
"Nggak nanya," Esther melepas sarung tangan karetnya. "Kelarin ya, awas kalo nggak bersih!"
Mark berdecak lalu rolling eyes pada Esther yang sudah kembali ke ruangan utama.
Untung saja ibu Esther menyimpan kasur lipat cadangan di kamar ini ㅡternyata sampai juga di hari kasur itu berguna. Esther menggeser sofa lalu membentangkan kasur dan bed cover di lantai.
"Heh mau kemana?" tukas Esther saat Mark seenaknya menginjak-injak karyanya lalu berbaring di atas tempat tidur Esther.
"Tidur lah, masa nari balet," gumam Mark.
"Murgly," Esther mengelus dada. "Kamu tidur di bawah ㅡitu kasurku."
Mark melengguh.
"Aku nggak bisa tidur di lantai. Kalo sakit mau tanggung jawab?""Masa bodo!"
"Aku kan bayar sewa."
"Tapi tempat tidur nggak termasuk!"
"Ya udah berdua aja sini, lagi hujan juga di luar kan dingin."
Sabar... sabar... sabar...
Esther mengepalkan jari sambil menjaga emosinya.
"Yang waras ngalah," gumam Esther sambil berbaring di kasur lantai.
Mark sudah terlalu mengantuk jadi tidak menyempatkan tertawa penuh kemenangan dulu. Ia menarik selimut sampai ke dada.
"Enaknya hidup normal," gumam Mark sambil tersenyum dengan mata terpejam.
"Ck, dasar," cibir Esther walaupun sudut bibirnya tertarik melihat Mark.
"Jangan apa-apain aku ya," gumam Mark lagi.
"Nggak kebalik?"
"Hehehe."
Esther terlalu sibuk meladeni kelakuan Mark dan marah-marah, sampai lupa pada hal penting yang harus dia sampaikan.
Harus sekarang, tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Bagaimana kalau Mark marah?
Ah, bagus. Berarti besok di akan pergi sepagi mungkin dan Esther tidak perlu repot lebih lama.
Oke.
Sekarang.
"Mark?"
"Hmmm."
"Aku mau ngomong sesuatu. Tadi terputus waktu ada kecelakaan truk."
"Hmmm."
"Aku minta maaf, harusnya dari awal aku kasih tau kamu."
"Hmm."
"Kotak musik itu..." Esther menggigit bibir. "Aturan penting lainnya adalah kamu nggak boleh ketemu sama diri kamu yang lain."
"..."
"Soalnya kalo sampai ketemu..." Esther ragu. "Kalo kamu ketemunya sebelum tau aturan ini, umur kamu berkurang satu tahun."
"...."
"Dan kalo kamu udah tau aturannya tapi tetap melanggar...." Esther menghela nafas pendek. "Umur kamu akan berkurang 10 tahun."
"..."
"Kamu belum pernah ketemu langsung sama diri kamu yang lain kan, Mark?" tanya Esther was-was.
"Hmm."
"Mark Lee? Kamu marah ya?"
Mark berguling memunggungi Esther.
"Nggak ah, udah tidur sana," gumam Mark.Esther agak bingung mendengar jawaban Mark.
Dia dengar tidak sih tadi sebenarnya?
.
.
.
.
.
ㅡtbcNow you know, right?
Ehehehehehhehehehehhehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Backup ; mark lee ✔ [revisi]
Paranormalwas #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an au ▫adult jokes and profanity #1 190318 #2 141117 #3 021117 #4 251017 #9 151017 #13 141017 #19 in pa...