[BOL 1 - The Gift] Eps 1

513 48 105
                                    

Bab 1 : THE BEGINNING.

07:00, Selasa.

HARI ini, Selasa, pagi yang indah dimana matahari hangat bersinar-seharusnya menjadi penyemangat beraktivitas, terutama bagi para pelajar SMA Sini-tapi nyatanya hari ini menjadi pagi yang cukup kacau bagi seorang pelajar jomblo berusia enam belas tahun kelas X IPA-2 yang biasa aja-a.k.a gak cakep, gak kece, pokoknya flat banget itu-sebut saja dirinya Rei Kusumawijaya.

Demi cacing besar alaska, nampaknya dia sungguh sial. Di depan pagar sekolah disapa seorang cewek yang memiliki senyuman bak malaikat rasanya seperti impian, tapi siapa yang menyangka kalau itu justru bencana besar? Tepat ketika mendekati gadis itu, dia malah tersandung dengan keadaan yang sangat tidak elit. Alhasil bukannya mendapat adegan romantis kacangan ala-ala sinetron justru mendapat tamparan cantik yang dengan mulus mendarat di wajahnya, tak lupa juga cacian indah seperti "Rei bego!" berulang-ulang.

Cewek sang pelaku penamparan langsung berlari cepat menuju ke ruangan kelasnya, X IPA-2. Cowok biasa itu kemudian berusaha untuk mengejarnya hanya untuk sekedar meminta maaf. Sebenernya saat dia tersandung tadi dia cuma tak sengaja menjadikan cewek itu sebagai 'pegangan' alias memeluk cewek itu erat supaya tubuhnya enggak jatuh.

"Fel, tolong maafin gue!" Begitulah kalimat ujaran yang berkali-kali dilantunkan pada cewek yang duduk di sampingnya, tapi yang bersangkutan malah tak bergeming sama sekali, ogah merespon. Cuek kuadrat seolah menganggapnya nggak ada.

"Yo, Rei. Hari ini masih akrab aja ama Felly," celetuk Eru Nicholas, seorang cowok berwajah lumayan tampan yang menyukai segala hal yang berbau dark-cerita berbau horor, psikopat, dan misteri-dengan nada santai membuat Rei memberi tatapan sinis dengan makna tersirat 'akrab, ndasmu! Dia lagi ngambek gitu, njir!' Hingga saat bel istirahat tiba, cowok tuna-asmara itu masih belum menyerah. Kata menyerah seakan tak pernah ada di dalam kamusnya.

Dia mulai mendekati Felly yang sedang asyik membeli makanan. Sontak saja cewek itu langsung menatapnya sinis bercampur kesal, kemudian beranjak meninggalkannya sembari membawa roti green tea, Rei dapat melihat gerak bibir Felly yang seakan mengatakan. "Rei bego!"

Kemana pun cewek itu pergi, Rei selalu mengikutinya bak seorang penguntit yang tak bosan dikatai 'bego'.

"Say another word, I can hear you!" ujarnya. Dia tak begitu lancar mengucap kalimat dalam bahasa Inggris tetapi dia berharap cewek pinter berotak encer seencer susu Presen Plek itu mengerti. "Lo mau apa?" ketus cewek yang selama dua minggu ini bersikap hangat namun baru kali terasa begitu dingin.

"Tolong maafin gue, kita mulai dari awal lagi. Gue beneran nggak sengaja lakuin itu," mohon Rei sembari menundukkan kepalanya, dia lelah karena tetap tak mampu memantapkan hati cewek itu untuk memaafkannya.

Karena sudah mulai agak jengah, cowok itu memikirkan cara lain. "Kalo lo gak mau maafin gue, gue akan teriak!" Sontak netra cewek itu melotot bulat ke arah cowok nekat di hadapannya.

"G-gue, Rei Kusumawijaya, mau bilang ke Felly kalo gue-" lanjutnya yang langsung menjadi pusat perhatian seisi kantin, mereka berpraduga bahwa cowok itu mau melepas status jomblonya.

Suara cuit-cuit dan backsound romantis gagal pun berdendang. Dengan wajah merah semerah tomat matang, cewek bersurai panjang dikuncir kelinci itu langsung tancap gas lari meninggalkan kantin, dia merasa sangat dipermalukan. Rei pun bengong di tempat, merasa tidak enak. Mau bagaimana juga, tetap saja kesalahan seratus persen dicap atas namanya. Detik kemudian, dia langsung lepas landas mengejar yang bersangkutan.

Sampai di kelas pun keadaan malah semakin memburuk karena teman-temannya menyerahkan bunga, coklat, dsb seolah mendukung dia untuk jadian sama Felly-padahal dia bukan mau nembak, melainkan cuman minta maaf-"Nanti kalo lo jadian, jangan lupa pe-jeh lho ya!" seru semuanya mantap dan serentak.

"Eh, Rei! Serius lo mau jadian sama Felly?" tanya Eru memastikan sekilas sembari menggenggam komiknya. Rei hanya bisa meringis. Mereka benar-benar salah paham. Netranya kembali melirik Felly lurus.

"Tolong maafin gue, Fel. Ayo kita mulai dari awal lagi!" mohonnya, lagi. Seperti puncak yang ditunggu-tunggu, benarlah kalau Felly mulai menyerah. Cewek itu juga tak bisa tahan lama-lama marah sama si cowok jomblo sebangkunya itu, alhasil cewek itu tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Wah, mantap coeg! Udah jadian! Pe-jeh, coy!" teriak teman sekelas sembari asyik mendatangi Rei, sedangkan Eru yang telah pada posisi santuy-nya hanya melirik sebentar lalu kembali pada kegiatan asyik-membaca komik misteri-nya. Tanpa aba-aba, Rei langsung menarik tangan Felly untuk kabur dari kelas yang sudah pastinya mau minta pe-jeh padahal sebenarnya tidak ada yang jadian.

"We've finally begin!" Pupil Rei masih berfokus pada Felly, dia merasa sudah sangat dekat dengan cewek yang baru jadi teman sekelasnya sejak berkecimpung di bangku SMA ini.

Diam-diam dideskripsikan sendiri cewek di depannya dengan analisis ala jomblo, yakni berkulit putih, bermata coklat, bersurai hitam panjang sehalus sutra, memiliki tinggi badan semampai, juga kecerdasannya di atas rata-rata. Entah kenapa diperhatikan sebegitu fokusnya oleh Rei membuat pipi Felly refleks membentuk semburat merah.

Tiba-tiba muncul seorang cewek yang melewati mereka berdua dan membuat lamunan Rei buyar. Cewek itu sedikit lebih pendek dari Rei dan bersurai ponytail coklat dengan mata yang senada dan tampak mengenakan aksesoris berupa kalung dan gelang bertuliskan 'Satu Kerockan'. Cewek itu kemudian mendekat dan tersenyum ramah pada mereka. "Eh kalian bedua, kuy balik ke kelas bentar!"

Berjalanlah mereka bertiga ke kelas X IPA-2 sambil cowok itu menimbang-nimbang dalam hati, 'siapa nih cewek?'

Setelah pintu kelas X IPA-2 terbuka, dengan penuh percaya diri cewek itu langsung mengambil alih posisi berdiri di depan kelas. "Yo, kalian! Kenalin, gue ini salah satu anak hits di SMA Sini! Nih ya, buat elo-elo semua yang cupu atau bahkan gak tau gue, inget baik-baik! Nama gue Torry Kimberly Olivia dari kelas XI IPS-3, panggil aja Toriko! Gue tuh cewek pramuka yang paling kece dan mau nginfoin tentang Persami yang wajib elo-elo ikutin minggu depan!" jelasnya panjang lebar dengan ceria juga senyum yang tak henti-hentinya menyinari hingga ke ujung kelas X IPA-2 bahkan walaupun terasa sangat bossy dengan menunjuk-nunjuk murid di depannya. Tetap saja cowok normal takkan bisa mengalihkan pandangan dari pesona cewek itu.

'Aura yang begitu kuat. Bener-bener anak hits,' pikir Rei.

"Kak Toriko minta Id Rain, dong!" tukas salah seorang murid dan dalam hitungan menit, satu kelas langsung ricuh meminta akun sosmed kakak kelas yang hits itu. Eru yang memerhatikan itu mulai bergumam kecil. "Satu Kerockan, ya."

Toriko menyeringai. "Boleh aja, buat yang gak bolos pas nanti Persami bisa minta Id Rain gue, sekalian gue follback di Unstagram gue yang followers-nya 6k deh!"

Dapat dipastikan seluruh murid kelas X IPA-2 akan ikut Persami demi mendapatkan Id Rain beserta follback gratis dari si hits, Torry Kimberly Olivia alias Toriko itu.

Bersiaplah, cerita menariknya akan segera dimulai.

***

Di salah satu ruangan kelas yang tak terpakai, semuanya begitu gelap. Cahaya yang tampak sangat minimum seolah tak terasa. Sedangkan warna hitam begitu menusuk karena mendominasi hingga ujung kelas. Terdengar sebuah pembicaraan yang terbilang rahasia dari empat mata yang sosoknya hanya berbentuk siluet.

"Anda pasti sudah tahu kan tentang misteri hilangnya gadis-gadis di sekitar sini?" tanya seseorang yang suaranya agak berat itu.

Sedangkan lawan bicaranya menunjukkan sikap tegap serta membalas dalam bentuk anggukan kecil. "Saya juga sedang menyelidiki kasus itu. Jika ada info yang saya terima tentunya akan saya beritahukan pada anda," jawabnya dengan sopan tanda penghormatan.

Pemilik suara berat itu mulai bangkit dari posisi duduknya kemudian berjalan pergi perlahan sembari berbisik. "Baiklah, kami sangat berharap pada anda-"

"-detektif," lanjutnya kemudian menghilang dalam kegelapan.

BOL 1 : The Gift✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang