Bagian 7

300K 23.4K 1.3K
                                    

Maaf update nya lama (apalagi yang I See You) soalnya ada ..... Hehehe Cus langsung baca ya. Jangan lupa vote loh. Muah.

*******

Srekkkk - Srekkk

Bunyi kertas sobek yang disebabkan oleh Monik.

Setelah membaca surat perjanjian 'teman tidur' yang sangat konyol baginya itu, tanpa ragu-ragu Monik merobek kertas itu menjadi empat bagian. Dia lalu melemparkan kertas robekan dengan kasar ke atas meja, tanpa peduli tatapan kaget dari pengacara.

Tapi hanya pengacara saja yang kaget, sedangkan Raymond melihatnya dengan santai. Bahkan, pria itu justru memandang Monik dengan pandangan mengejek.

"Tidak apa-apa. Itu hanya fotocopy. Yang asli ada di sini," ucap Raymond sambil mengangkat beberapa kertas yang digabungkan jadi satu. Monik menduga, kertas itu adalah tiga rangkap surat perjanjian konyol yang dibuatnya sendiri.

Bagaimana tidak jika semua pasal yang tertera di dalamnya memberatkan Monik dan menguntungkan Raymond sebagai pihak pertama? Tidak adil! Bahkan, perihal gaji yang diminta untuk isi sendiri pun terasa berat bagi Monik. Soalnya dia harus mengganti rugi sebanyak lima kali lipat jika mengakhiri perjanjian kontrak tidur secara sepihak.

Oh tunggu, Monik punya ide. Tapi, dia harus berakting dulu supaya Raymond mudah percaya padanya.

"Kemarikan kertas itu!" tegas Monik seraya berdiri menggapai kertas yang dipegang Raymond. Namun pria itu dengan gesit menyembunyikannya ke belakang tubuhnya.

"Tidak! Nanti kamu sobek lagi," kata Raymond tak kalah tegasnya.

"Aku tidak mau tanda tangan, titik! Semua pasalnya cuma menguntungkan Anda Pak! Itu tidak adil!" protes Monik kesal.

Pak Naufal, pengacara yang didatangkan langsung oleh Raymond itu hanya menatap sepasang kekasih di depannya dengan heran. Ia tidak tahu awalnya perjanjian ini berkisar tentang tidur. Bahkan menurut pengacara veteran seperti dirinya pun, perjanjian itu sangatlah konyol. Meskipun begitu, dia harus profesional dan tetap melayani kliennya dengan baik.

"Kamu harus tanda tangan karena kamu sudah berjanji semalam, Angel!"

"Saya tetap tidak mau, Pak Ray!" ujar Monik terus berusaha mengambil kertas penjanjian bermaterai enam ribu itu.

Namun pergulatan mereka hanya berlangsung sebentar karena Raymond langsung merangkul bahu Monik sehingga gadis itu jadi terduduk di dalam pelukannya.

"Akh lepasin!" kata Monik. Dia jadi lupa untuk berbicara kepada atasannya itu,

"Ini Pak." Raymond menyerahkan ketiga rangkap surat perjanjian itu kepada Pak Naufal. "Bapak buka surat itu, nanti saya yang akan arahkan tangan dia untuk tanda tangan," lanjut Raymond memaksa jemari Monik untuk memegang bolpoint.

"Akh gak mau!" Sekuat tenaga Monik melepaskan kungkungan tubuh Raymond yang seperti jeruji besi. Bahkan tangannya pun perlahan-lahan di arahkan ke atas kertas karena paksaan pria tak berperasaan itu. Dia sangat kerjam!, batin Monik.

"Oke-oke aku bakal tanda tangan, tapi gak kayak gini!" kata Monik dengan suara keras membuat Raymond berhenti menggerakkan paksa tangannya. "Lepas!"

Awalnya Raymond ragu, tapi dia kembali merangkul pundak Monik begitu erat. "Kamu janji tidak akan merobek kertas itu?"

"Janji!" jawab Monik mantap. "Udah lepas, Pak."

"Tidak, sebentar. Pak Naufal, maaf bisakah Anda jadi saksi kalau gadis ini berbohong, dia akan mencium bibir saya selama 20 menit," kata Raymond tanpa berpikir lagi.

"What?!" Monik berucap dengan cukup lantang.

Walaupun sedikit kaget dengan permintaan Raymond, si pengacara tetap berkata, "Baiklah." Jawabannya ini membuat Monik hanya mendesah pasrah. Demi kelancaran idenya, dia harus terus berpura-pura.

Lovesomnia [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang