Kado Terindah

12.6K 1.1K 103
                                    

Mulmed : kenangan

Hera membuka pintu apartementnya dengan muka lusuh dan entah pikirannya ke mana. Ia hanya menatap kosong seraya mengingat ketegangan di wajah Saira tadi.
Dia yakin, gadis itu menyembunyikan sesuatu.

Dengan langkah gontai, Hera meletakkan kunci mobilnya di meja, mencoba mencari saklar untuk menghidupkan lampu. Namun...

Klek Klek

Berkali kali sakelar di tekan tetap saja lampu ruangannya tidak mau menyala

" Apa ini?" Hera mulai bergidik ngeri. Ia bergegas meletakkan tasnya lalu berlari ke kamar, tapi...

Klek

Lampu di ruangan tadi tiba tiba menyala sendiri saat Hera mendaratkan kaki di kamarnya. Segala pikiran Horrorpun menyelimuti benaknya. Hingga sesampainya di kamar...

Hal yang sama terulang, lampu sakelar tidak mau menyala. Sebaliknya, terdengar bunyi bunyi aneh di sana, seolah ada seseorang yang meniup tengkuknya. Keringat dingin mulai membasahi kening Hera, tangannya mulai gemetar.

" S..iapa?" Tenyanya dengan suara getir.

Lagi lagi,

Terasa ruangan itu menjadi sangat dingin, seolah Ac menyala dengan tekanan maksimum.

" Si..apa?" Tanya Hera lagi.

Dan...

" Aarkkhh!!" Jeritnya keras saat tiba tiba seseorang menarik lengannya kuat, lalu memeluk pinggangnya erat, membuatnya ketakutan setengah mati. Hera hampir menangis, namun...

Sosok di balik gelap itu berbisik di telinganya

" Happy Birthday, My little wife!"

Lampu pun menyala, air mata Hera langsung tumpah saat melihat dia sedang berada di dalam pelukan seseorang yang tak lain adalah " Exel "

Wajah tampannya terlihat semakin mempesona di bawah sinar lampu yang penuh dengan kilauan pernak pernik kertas perak yang entah sejak kapan digantung di setiap sisi kamarnya. Hera begitu terharu saat melihat ke arah dinding dan mendapati tulisan :

" I Love You Heranita Farach "

" Hei mengapa kau menangis?" Tanya Exel saat Hera tiba tiba memeluknya, meremas kemejanya dan menangis serak di lekukan lehernya. Ia seolah tak mau melepaskan Exel.

" Kau tahu betapa takutnya aku? Aku sangat takut... aku ketakutan... ini seolah mengingatkan aku seolah membuatku berpikir kau akan meninggalkanku! Tolong jangan membuat lelucon seperti ini lagi!" Tangisnya sesak

" Mengapa kau harus kehilanganku? Sayang, aku akan di sini bersamamu." Senyum Exel mencoba melepaskan pelukan Hera. Tapi gadis itu malah semakin menjadi, membuat pundaknya basah oleh air mata dan meremas kemejanya erat.

Dia tidak akan mengerti
Lelucon ini...
Semua ini...
Benar benar membuatku takut.

" Jangan pergi Exel, jangan!" Tangisnya.

" Save me "

" Save me "

Bayangan Hantu Exel seolah memenuhi otaknya.

21 satu hari lagi, akankah takdir mengerikan itu terjadi?

" Ssshhhh kau baik baik saja?" Exel menarik pundak Hera lembut lalu menangkup wajahnya ke dalam tangan hangatnya. Gadis itu menggeleng pelan.

" Aku tidak akan pergi kemanapun. Aku janji!" Senyum pemuda itu tulus lalu menyatukan keningnya dengan Hera, membuat hidung mereka saling bersentuhan dan napas mereka saling bertukar. Romantis

SOUL HORROR  (True Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang