- You make me smile like the sun -
*
Berdua dalam kamus Jino adalah hanya dirinya, Haru, dan mobil Haru, tanpa ada Agni, atau siapapun. Oke ... Agni memang tidak ada, tapi seseorang yang sedang berbicara selama lima belas menit bersama Haru di telpon adalah 'siapapun' yang mengacaukan acara 'berduaan' mereka.
Haruna Isnaini Putri Renova, putri kesayangan bapak Mareno Adzanul Ilham Saputra-gila, Jino bahkan sampai hapal nama lengkap papanya Haru-sedang menjelaskan kemana Jino akan membawanya pergi dan menjelaskan mengapa Haru tidak ada di rumah ketika makan siang, karena kebiasaan keluarga Haru adalah makan siang bersama ... ayahnya selalu pulang ketika jam istirahat dan menyempatkan makan di rumah, bahkan kalau Haru mau les atau semacamnya pun, Haru harus selalu makan siang di rumah, tentu saja hari ini Haru absen, karena Jino menculiknya.
"Papa katanya mau ngomong sama kamu, Ji ..." Haru menyodorkan ponselnya kepada Jino sementara laki-laki itu terkekeh, "Lagi nyetir nih, pegangin coba HPnya."
Haru mendesis, tentu saja. Jino manja, menelpon saja harus Haru yang memegangi ponselnya. Tapi tak urung Haru menurutinya juga.
"Assalamualaikum, papa Reno ..." sapa Jino dengan sumringah. Haru terkikik di sebelahnya sementara Reno mendumel dengan dahsyat di sebrang saja.
"Waalaikumsalam! Mau kamu bawa kemana anak saya Jino? Udah nggak sarapan bareng, nggak makan siang bareng juga. Sekalian aja kamu bawa anak saya buat nggak makan malem!"
"Eh, boleh begitu papa Reno?"
"Ya nggak lah! Saya tuh bukan mengizinkan kamu, itu bentuk sindiran!"
Jino terkekeh, "Iya papa Reno, siap. Haru bakal pulang sebelum maghrib."
"Bagus, gitu kalau jadi cowok, bertanggung jawab. Kasihin lagi HPnya sama anak saya!" perintah di sebrang sana. Jino melirik Haru dan mengisyaratkan bahwa dirinya sudah selesai berbicara. Gadis itu tersenyum, menarik ponselnya dan kembali duduk dengan benar seraya melanjutkan berbicara dengan ayahnya.
"Iya papa, I Love you," ucap Haru.
Jino terkekeh, "I love you too," sahutnya.
Haru mencubit lengannya, "Buat papa! Bukan buat kamu."
****
Agni mendesis ketika menyadari bahwa Haru dan Jino meninggalkannya begitu saja di sekolah. Ini jelas bukan perbuatan Haru, karena sahabatnya yang cantik dan manis itu adalah sahabat paling setia kawan di dunia persahabatan, berbeda dengan Jino yang pekerjaannya memisahkan Agni dari Haru. Huu, maunya memiliki Haru sendiri saja.
"Agni!" Agni mendesis ketika mendengar suara seorang laki-laki beserta siulannya yang menggema di lorong sekolah.
Tidak salah lagi, pasti Khailendra Winata-orang yang selalu mengganggunya demi mendapatkan informasi tentang Haru.
"APA?" teriak Agni, judes.
Endra terkekeh, "Haru mana?"
"Sama Jino lah, dimana lagi?"
"Kenapa Haru sama Jino terus sih, mereka beneran pacaran?"
Agni menghembuskan napasnya dengan keras, "Mau tahu aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamanya Bersamamu - Haru Jino Story
ChickLitApa yang menyeramkan di dunia ini? Jawabannya adalah masa depan. Karena masa depan penuh misteri, dan semuanya sungguh tak pasti. Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi dalam perjalanan hidup kita nanti. Seperti Haru dan Jino... sejak...