Bab 12

66.1K 3.7K 13
                                    

"Terkadang ada saat ketika kamu ingin menghentikan waktu sejenak. Mendengar sunyi dan menikmati sepi di antara ruang dan waktu yang terhenti."

*****

Amaya hanya bisa menatap lurus jalan yang terpapar di depan mata. Entah mengapa bising jalan serta ramainya dunia luar tidak membuatnya terusik sama sekali. Seperti mannequein dalam etalase yang tidak merasa apa pun, wanita itu juga seakan tidak mampu lagi merasakan.

Sampai pikirnya benar-benar terasa lelah. Membuat tangan wanita itu perlahan sudah menyalakan sen kiri. Memutar kemudi, bersama dengan kaki yang menekan pedal rem. Tanpa banyak bicara lagi, ia sudah berhasil menepikan mobil. Memilih untuk menyandarkan sejenak tubuhnya pada badan kursi. Menengadahkan wajah dengan kedua mata terpejam erat.

"Hiks! Hiks!"

Risak tangis lirih terdengar. Ia tidak lagi mampu menahan sedih. Memilih untuk meluapkan sejenak perasaan yang terlalu menyakitinya itu.

.

.

-Flashback-

Semua telah selesai. Tidak ada lagi masalah antara Amaya dan Rava. Yang ada hanyalah perjanjian gila yang membuat hidup Amaya sengsara.

Setelah mereka setuju untuk menikah, maka detik selanjutnya Rava lantas memanggil masuk para wartawan yang sejak awal telah haus akan berita. Dengan berbagai alasan yang Rava buat, dalam sekejap segala tuduhan buruk akan dirinya hilang dan Amaya benar menjadi tunangan pria itu.

"Jangan lupa dengan pertemuan kita besok."

Hanya kalimat tersebut yang terakhir diucapkan Rava, karena Amaya memilih untuk tidak lagi berlama-lama menghabiskan waktu di tempat pria itu. Memilih untuk langsung pergi secepat mungkin sebelum dirinya merasa tercekik lebih dalam.

-Flashback End-

.

.

Terlalu banyak menangis dalam mobil, membuat mata Amaya membengkak dengan cukup kentara. Beruntung, saat dirinya pulang, baik Dava dan Hana sedang tertidur. Membuat dirinya dapat masuk ke kamar tanpa banyak masalah. Kembali menenangkan hati dan pikiran dalam gelapnya ruang.

.

.

Ditulis oleh: Penulisdsy

Vote, follow, dan komentar jangan lupa

[End] Behind The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang