"Princess, tolong jangan—oh jesus!" Pekikan Luke menghentikan semua aktivitas yang ada di dapur.
"Luke?" Ujar kelima laki-laki itu bersamaan. Luke yang sempat terpaku itu tersadar.
"Oh, hi guys." Sapanya kaku. Connie memutar bola matanya lalu meneruskan kegiatannya. Membuang kaleng beer itu.
"Wait, princess. No!" Pekik Luke begitu melihat Connie. Connie mendelik.
"Apa?" Luke meringis sambil menghampiri adik bungsunya itu.
"Jangan dibuang." Bujuknya.
"Kenapa juga tidak boleh dibuang? Ini hanya sampah." Ujar Connie.
"Astaga princess, bahkan kaleng-kaleng itu masih baru." Kata Luke keras.
"Aku tidak peduli..." Connie bersenandung sambil mulai melemparkan kaleng-kaleng itu satu persatu ke tong sampah.
"No princess. Aku membayar mahal untuk itu." Rengek Luke. Connie mendengus.
"Kalau begitu simpan di flatmu. Jangan di tempatku." Kesalnya.
"Ayolah, babe. Sekali ini saja." Rengek Luke lagi.
"Ergh... memang lemari pendinginmu kenapa? And don't babe me. You know i hate it." Ujar Connie. Jujur ia sangat jengkel. Luke mengusap tengkuknya salah tingkah.
"Sudah penuh." Ujarnya sambil memperlihatkan cengiran khasnya.
"Sudah tahu tempatmu penuh, kenapa juga kau masih membelinya? Untuk apa?" Kata Connie.
"Untuk kuminum, tentu saja. Apa lagi?" Kata Luke polos. Connie memutar bola matanya, jengkel. Ia memungut kembali semua kaleng itu lalu menyodorkannya ke Luke.
"Kalau begitu, minum ini semua, sekarang. Ingat, habiskan." Kesalnya. Luke terbelalak.
"What?! Kau gila? Kalau aku mabuk bagaimana?" Connie mendengus.
"Bukan urusanku. Sudah sana keluar. Jangan dekat-dekat denganku kalau kau masih suka mabuk." Ujarnya. Ia mendorong tubuh Luke untuk keluar dari dapur.
"Tunggu... tunggu. Kau mengusirku? Lalu mereka berlima bagaimana?" Tanya Luke begitu ingat kalau ada lima laki-laki lain di apartemen Connie.
"Itu bukan urusanmu. Sudah sana keluar. Atau kalau tidak akan kuadukan padanya." Jengkel Connie.
"Adukan saja. Dia pasti membelaku." Cibir Luke. Connie menyeringai.
"Kenapa juga dia mau membela pemabuk sepertimu? Dia pasti membelaku." Balasnya.
"Oh, dia pasti akan membelamu, kalau kau bilang aku pemabuk. Tapi kau pasti akan tetap dimarahi juga." Kilah Luke.
"Kenapa dia memarahiku?"
"Karena kau membawa lima orang itu. Kau tahu dia tidak akan suka. Lagi pula mereka berlima itu penjahat kelamin." Sahut Luke lantang. Louis dan keempat lainnya yang sedari tadi diam itu menyahut kesal.
"Hey!" Pekik mereka bersamaan.
"Ya, aku tahu dia tidak akan suka. Tapi kenapa kau bilang mereka penjahat kelamin?" Tanya Connie bingung.
"Kau tahu? Louis dan Harry itu pedophilia, sedangkan Michael, Ashton dan Calum? Mereka itu berotak mesum." Ujar Luke, dia kini terlihat seperti iblis yang ada di film-film dan berusaha menghasut seseorang.
"Sudahlah. Aku serius, Luke. Keluarlah." Ujar Connie kembali mendorong tubuh besar Luke.
"Lalu meninggalkanmu dan kelima orang itu disini? Tidak tidak tidak. Mereka memang bukan penjahat kelamin, princess, tapi aku tetap tidak akan meninggalkanmu sendirian." Kata Luke serius. Connie berhenti mendorong Luke dan mendesah pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Famous Brothers #1
FanfictionHidup menjadi adik seorang selebriti tidaklah mudah. Apalagi jika tiga saudaramu merupakan rockstar dunia. Dan itulah yang terjadi pada Connie. Hidupnya seperti roda, berputar naik dan turun... #rank 5 in fanfiction (12/12/16)