"Gimana kalau lo kasih Raihan jam tangan?" Usul Lulu.

"Tapi ini bukan acara ultah, beb. Yang lain deh," Gumam Dera.

"Gimana kalau lo berdua dinner romantis?" Usul Arsyi.

"Gue setuju!!" Teriak Dera.

"Gue juga setuju! Urusan dandan. Nanti kita semua ke rumah lo, bakal make over lo secantik-cantiknya. Pasti Raihan bakalan terpesona, deh." Usul Lulu sambil membayangkannya.

"Nah, oke, berarti ide gue cemerlang. Siapa dulu. Arsyiii...." Dengan menepuk dada.

Setelah menyepakati akan bagaimana kejutan untuk Raihan di mensiv kedua hubunganku. Akhirnya aku memutuskan untuk dinner romantis. Semoga Raihan mau, dan semoga acaranya berjalan dengan lancar.

Tringgg... tringg...

Bel sekolah baru saja berbunyi. Menandakan istirahat baru dimulai, tapi makanan kami sudah habis. Tinggal minuman saja yang belum kandas. Namun kami masih asik mengobrol, entahlah aku tidak memperhatikannya. Aku lagi perhatikan adalah kehadiran Raihan. Aku mau bicara sama dia buat besok malam.

Menunggu memang hal yang paling tidak asik sama sekali. Tapi kenapa aku bertahan kalau setiap menunggu? Yeah, itulah salah satu keanehanku.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba.

Akhirnya batang hidung Raihan terlihat juga. Dia baru memasuki kantin bersama geng-nya. Tentu saja ada Eki, Qori, Danang, dan Dimas. Lalu tatapan mataku beralih kembali ke Raihan, dan disitulah mata kami saling bertemu dan berpandangan. Seulas senyum langsung terpancar di wajah Raihan begitu melihatku. Tak terkecuali denganku, aku juga tersenyum melihatnya.

Bisa aku lihat geng-nya Raihan menuju kearah meja yang aku duduki. Rupanya teman-temanku belum ada yang sadar satupun. Akhirnya aku bisa melihat Raihan dari jarak satu meter saja. Aku langsung memberi senyuman tulus kepadanya. Sepertinya temanku sudah sadar sekarang, karena mendengar suara Arsyi yang tiba-tiba kaget dengan kehadiran Raihan and the geng. Ya, kelompok Raihan adalah anak laki most wanted semuanya. Jadi, jangan kaget kalau mereka menghampiri. Pasti para mata wanita sekarang sedang menuju kearah meja kami. Itu pasti.
       
"Hai, Rai," Sapaku.

"Hai Jes, gue boleh duduk sini gak?" Sambil ekor matanya menuju bangku disampingku. Aku hanya membalasnya dengan anggukan saja.

"Kita juga, ya," Gumam Eki, yang langsung dibalas dengan Dera dengan gerutuan.

Kalian tahu? Dera dan Eki memang tidak pernah akur. Sama halnya dengan Dera dan Lulu. Mungkin kalau dengan Lulu masih bersahabat walau hanya 40%, tapi kalau dengan Eki itu hanya 20% saja, sisanya? Ya adu bacot!

"Eh ada Dera. Masih hidup lo?" Gumam Eki sarkas.

"Gue gak bakalan mati. Sebelum gue matiin lo! Dasar banci!" Maki Dera.

"Stop! Lo bisa gak kalo ketemu gak berantem sekali aja. Kayak nya susah banget deh lo berdua."
"GAK AKAN!!!" Ucap Dera dan Eki berbarengan yang menyebabkan tatapan sinis diberikan satu sama lain.

"Eh Raihan. Jessica mau ngomong tuh tadi sama lo." Ucap Lulu begitu tiba-tiba.

"Mau ngomong apa?" Balas Raihan melihatku dengan tatapan menunggu. Jujur saja tiba-tiba mulutku tidak bisa mengucapkan apapun.

"Enghh... Aku mau ngajak dinner nanti malam,"

"Boleh tuh, nanti aku jemput deh jam delapan malam,"

"Bagus kalau lo mau. Pokoknya nanti kita bakalan make over Jessica sampai bikin lo terpesona." Lulu berucap dengan semangatnya, lalu, disetujui oleh anggukan mantap Arsyi. Sedangkan Dera? Ia sedang melemparkan tatapan mautnya kearah Eki.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang