Part 1

290K 10.8K 79
                                    


Briana mengempit ponsel diantara bahu dan telinganya. Sedangkan kedua tangannya sibuk menari dengan lincahnya diatas keyboard laptopnya yang berada di atas pangkuannya saat ini.

"Gue nggak bisa. Maksa banget sih lo, Ra," seru Briana. Gadis itu terdiam sesaat, tanda ia sedang mendengarkan suara yang berbicara dari seberang teleponnya.

"Bukan gitu. Tapi gue punya deadline yang harus gue selesaikan," ucap Briana.

"..."

Briana memutar kedua bola matanya. Jika Aura yang notabene BFF-nya sudah memohon mau tak mau Briana akan mengabulkannya pada akhirnya. Karena anak itu tidak punya kosakata 'menyerah' dalam kamus hidupnya.

Seperti saat ini, Aura sedang mengajak atau tepatnya memaksa Briana untuk menemaninya datang ke acara ulang tahun salah satu teman kerja Aura di perusahaannya. Aura bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan ternama di ibukota. Sedangkan Briana hanya seorang penulis novel yang suka membuat menangis para remaja di tanah air. Jangan di tanya siapa pembaca pertama yang sudah mau menangis bombay demi kepuasan hati Briana. Siapa lagi kalau bukan Aura yang dengan terpaksa selalu setia membaca novel Briana sebelum gadis itu serahkan kepada editor dari penerbitnya.

"Oke," jawab Briana pelan. "Iya..iya. Gue langsung siap-siap sekarang. Bye."

Briana menarik nafas panjang dan membuangnya sebelum akhirnya ia mematikan laptopnya dan bangkit dari posisinya lalu langsung menuju kamar mandi untuk bersiap-siap sebelum si bawel Aura nongol menjemputnya jam tujuh nanti. Briana melirik jam di ponselnya yang masih asyik diam di setengah enam. Lebih baik ia jangan membuang waktu jika masih sayang dengan nyawanya. Karena Aura pasti menghukumnya dan Briana sudah kapok. Siapa sih yang tidak kapok dihukum mencobai hampir semua baju di salah satu departemen store tanpa membeli satupun. Briana bergidik mengingatnya, ia pun segera melangkah masuk ke dalam kamar mandi apartemennya.

***

Suara ketukan pintu tidak sabar memenuhi apartemen kecil milik Briana. Siapa lagi biang rusuh kalau bukan Aura Pratiwi. Gadis cantik berkulit putih dengan tubuh padat berisi yang mampu membuat para pria bertekuk lutut dihadapannya. Wajahnya yang oriental menambah nilai plus bagi Aura.

Aura menatap wanita yang baru saja membukakan pintu untuknya dengan tampang horror.

"Siapa lo?" tanya Aura.

"Sial lo. Gue masih Briana," jawab Briana ketus.

"Sumpah lo?" Aura menatap Briana dari ujung kepala diikuti bola matanya yang ikut turun ke bawah terus naik lagi ke wajah Briana dengan mata ngeri.

"Ngapain mata lo kaya orang juling gitu lihatin gue?"

"Bri!" panggil Aura. Sontak sang pemilik nama menjawab, "What!?"

"Ganti baju lo sekarang," ujar Aura.

Jelas beda banget, Aura yakin orang buta bisa bedain penampilan mereka saat ini hanya dengan menepuk pundak Briana yang langsung terasa busa kemeja kakunya.

Briana melihat penampilan Aura yang sudah cantik dengan basic latex dress hitamnya dipadani dengan high heels silver dan clutch silver sedangkan Briana dengan tidak peduli memakai kemeja putih dan celana bahan hitam seakan gadis itu akan melamar lowongan pekerjaan. Benar-benar bagaikan langit dan bumi penampilan mereka.

"Tapikan gue cuma mau nemenin lo doank Ra. Kenapa gue juga harus tampak 'wow' kayak lo?"

"Karena pakaian lo bikin mata gue sakit. Lagian gue gak abis pikir lo kok lo kepikiran pake baju kayak gitu? Terus ya neng, siapa tau lo dapet jodoh di sana dan lo akhirnya bisa move on dari mantan terindah lo." Aura mendorong Briana yang sudah mengalah masuk ke dalam kamarnya lagi dan menutup pintu kamar Briana.

"Pliss deh gak usah di bahas kali. Tadikan gue dah bilang sama lo kalau gue lagi males keluar. Cuma lo aja yang maksa. Rasain deh lo liat pakaian gue. Sakit mata-kan lo?" teriak Briana dari dalam kamarnya. Aura mendesis mendengarnya.

Tak lama kemudian Briana sudah tampil tak kalah memukau dari Aura dengan golden lace dressnya berikut clutch dan high heels sepuluh sentinya dengan warna senada.

"Puas lo?" tanya Briana.

Aura menjentikkan jari tengah dan jempolnya.

"You look amazing! Perfect!" jawab Aura. "Ini baru sahabat gue. Kalau yang tadi gue gak kenal. Yuk, kita berangkat sekarang! Dan gue gak mau telat karena lo."

***

Après Le Mariage (PUBLISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang