Demira P.O.V
"Well, hello Demi." Suara Ariel mengejutkanku. Cepat juga datangnya.Oh iya, aku sedang di bandara sekarang. Menjemput Ariel. Ini sudah masuk masa liburannya. Dan ia akan menghabiskan 4 minggu liburannya di London. Astaga, memang orang tuanya tidak merindukannya ya?
"Dem, jangan ngelamunlah." Oh astaga, aku melamun.
"Udah semua? Yuk cabut." Ajakku.
Sebenarnya, alasan Ariel ada di London sekarang bukan hanya karena ia ingin menghabiskan masa liburannya. Tapi ia juga akan membantuku untuk pindah rumah. Well, Ms. Sarah, aku juga Ariel sudah sepakat untuk pindah flat. Karena jujur, flat yang sekarang sedikit lebih jauh dari toko kami. Maka dari itu, Ms. Sarah memindahkan tempat tinggal kami. Ya, walaupun aku yang akan menempatinya nanti.
"Loe udah survey lokasi, Dem?" Tanya Ariel. Kami sedang berada di dalam taksi sekarang. Aku belum bisa mengemudi dan kalau pun bisa, aku mau pakai mobil siapa? Aku belum punya lisence juga mobil sendiri.
"Kemarin sih udah. Tapi kalo loe mau ke sana lagi juga engga apa-apa." Ariel menggeleng.
"Engga ah, nanti aja. Gue ngantuk." Jawabnya. Oh iya, aku teringat sesuatu.
"Tristan tau loe ada disini?" Ariel mengangguk. Mati aku.
"Tenang, dia taunya gue liburan disini." Jawabnya tenang. Mungkin ia tahu gelagatku yang tidak tenang tadi.
"Terus nanti loe ketemuan sama dia?" Ariel kembali mengangguk.
"Ketemuannya engga di flat kan?" Ariel terdiam.
"Well, actually, gue pengen banget ngabisin waktu di flat sama dia." Aduh, anak ini mengerti kondisiku tidak sih?
"Ah, Ri. Gue kan males ketemu sama mereka."
"Ya udah sih, engga usah ketemu." Seandainya sesimpel itu, Ri.
"Huuh... Loe kapan ketemuan sama dia?"
"Besok." Jesus.
"Aish... Terus gue gimana?" Ariel menoleh, menatap datar padaku.
"Ya engga gimana-gimana." Ya ampun. Wajahnya minta ditampar.
"Ari... Loe kan tau kalo gue itu lagi engga pengen ketemu mereka." Aku pun merengek sembari memeluk lengannya. Ia menepis.
"Ikh, loe jangan alay deh."
"Gue kan emang alay." Balasku. Aku mendengar Ariel mendecak.
"Eh, loe kan udah hampir satu bulan disini. Dan tanpa bertemu sama mereka. Apa salahnya sih kalo loe ketemu sekali? Engga bakal ngebunuh loe juga kan?" She got the point.
"Iya sih, tapi kan... Gimana ya?" Ariel kembali mendecak.
"Demira-ku sayang. Loe bisa ketemu James, tapi loe kenapa engga bisa ketemu Tristan? At least, gue engga nyuruh loe ketemu Brad kan?" Two points, shit.
"Iya deh iya." Pasrahku.
"Good. Now, we arrived. Thank you sir." Ariel membuka pintu taksi dan segera keluar untuk mengambil kopernya. Sedangkan aku membayar ongkos taksi sebelum menyusulnya ke dalam flat kami.
=_=_=_=_=_=_=_=_=_=
Author P.O V
Esoknya, Demira dan Ariel disibukkan dengan mengepak dan mengemas beberapa barang yang akan dibawa kesana. Tidak banyak memang, mengingat tempat itu jarang mereka tempati. Tapi tetap saja, ada beberapa barang yang harus mereka bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected Story
FanfictionAn unexpected story of an ordinary girl with band members... "What did i expect? He loves me? Meh..." (Was 'More Than This??') Wrote in bahasa