Crush In Rush The Epilog

128K 5.1K 125
                                    

Kiara sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kondisi tubuhnya sudah membaik dan dokter memastikan dia akan sehat-sehat saja ke depannya. Saat ini dia sedang duduk di samping ranjang, sudah mengenakan pakaian rapi dengan koper yang sudah siap di atas ranjang.   Dia menunggu Joshua yang akan menjemputnya.  

Suara ketukan di pintu membuat Kiara menoleh penuh harap, tetapi bukan Joshua yang datang melainkan Jason.   Lelaki itu tersenyum, dan melangkah masuk ke ruangan duduk di kursi depan Kiara.  

"Menunggu Joshua?"  

Kiara menganggukkan kepalanya, tersenyum ke arah Jason.

"Bagaimana keadaanmu?" Jason bertanya lagi.  

Kiara tersenyum, menyelipkan sejumput rambut di belakang telinganya. "Aku sudah baikan...."  

"Dikurung di bagasi seperti itu memang mengerikan. Ayah Joshua memang jahat, tetapi kau bisa tenang, Kiara, dia sudah kembali ke negaranya dan tidak akan mengganggumu lagi."  

Ya. Peristiwa penculikan itu memang menakutkan, sebuah pengalaman traumatis yang sangat ingin dilupakannya. Kadangkala benaknya berpikir, bagaimana jika waktu itu Joshua dan Jason serta pihak kepolisian tidak berhasil mengejar penculiknya dan menyelamatkannya? Mungkin dia akan berakhir menjadi korban perdagangan manusia di luar negeri seperti yang direncanakan oleh ayah Joshua.  

Kadang di malam-malamnya di rumah sakit, Kiara masih sering terbangun tengah malam, berkeringat dan ketakutan karena mimpi buruknya berada di dalam bagasi, tersekap, berteriak-teriak dan tidak ada yang menolongnya. Dan ketika itu, Joshua yang setia menungguinya langsung menggenggam tangannya, menenangkannya sampai dia tertidur kembali.  

"Aku akan berusaha melupakannya." Kiara menatap ke arah Jason, "Terimakasih Jason, kau begitu baik kepadaku."  

Jason tersenyum, sebuah senyum lebar yang mempesona di wajah tampannya.   "Aku menganggapmu seperti adikku sendiri, kau sangat mirip dengannya, dengan kemandirian dan sikap tegarmu." lelaki tampan itu lalu mengerutkan keningnya, "Sayangnya tidak disangka kau mengalami nasib yang sama sepertinya. Diculik oleh orang jahat."  

"Dan untunglah kami berdua sama-sama selamat." Gumam Kiara, merasa benaknya dipenuhi rasa syukur yang begitu dalam.  

"Ya. Untunglah pada akhirnya kalian menemukan laki-laki yang bisa menjaga kalian." tatapan Jason tampak melembut. "Joshua lelaki yang baik, meskipun dia kadangkala keras dan menakutkan, tetapi dia tidak pernah bersikap seperti itu kepada perempuan lain sebelumnya. Aku yakin dia  benar-benar menyayangi dan akan menjagamu, Kiara."  

Kiara tersenyum. Hatinya terasa hangat ketika mengingat Joshua. Memang kemarahan Joshua terakhir kali sebelum dia diculik waktu itu benar-benar menyakiti hatinya, kata-kata Joshua waktu marah memang kasar. tetapi lelaki itu telah meminta maaf kepadanya dan menjelaskan sebab kemarahannya.  

Joshua cemburu.  

Kiara tidak bisa menahan senyumnya memikirkan bahwa Joshua, lelaki sempurna itu cemburu kepadanya.  

"Sepertinya kalian sangat asyik." Lelaki yang dibayangkannya itu, Joshua, tiba-tiba sudah muncul di ambang pintu. Seperti biasa penampilannya tampan dengan rambut basah sehabis keramas. Sepertinya dia baru saja mandi. Kiara tersenyum, menyadari bahwa Joshua rela mengubah pola tidurnya yang biasa untuk menjemput Kiara. Yah siapa yang bisa lupa bahwa Joshua selalu bersikeras bekerja sepanjang malam dan beranjak tidur ketika menjelang pagi lalu bangun di sore hari?  

Hari ini jam sepuluh pagi dan Joshua sudah rapi berada di sini untuk menjemputnya.  

Joshua melangkah masuk, mengangkat alisnya ketika menatap Jason.   "Kenapa kau ada di sini Jason?" suaranya terdengar curiga.  

Crush In RushWhere stories live. Discover now