Chapter 8

13.7K 1K 19
                                    

Connie melangkah cepat menyusuri koridor sekolah. Amy sudah pulang sekitar satu jam yang lalu karena ia tidak mengikuti kelas musik tambahan. Berbeda dengan Connie. Dan Connie melangkah cepat karena trauma akan apa yang ia alami beberapa waktu yang lalu. Tiba-tiba ia merasa kalau ponselnya bergetar, tanda ada telpon masuk.

"Hallo?" Sapa Connie tanpa melihat id callnya. Ia masih terus berjalan. Ia mengutuk arsitektur sekolah yang terlalu besar dan rumit.

"Princess, where are you? Ini sudah satu jam dari bel pulang. Kenapa kau belum keluar? Apa kau baik-baik saja?" Suara serak Niall terdengar khawatir.

"Niall? Aku masih di sekolah dan aku baik-baik saja. Tunggu, jangan bilang kau ada di luar?" Ujar Connie.

"Kami ada di lapangan parkir, dear." Suara Drew terdengar.

"On my way." Ditutupnya sambungan telpon itu dan mempercepat langkahnya. Namun sebuah tangan jahil menarik tas gitar yang ada ditangan kirinya.

"Woops... Kenapa terburu-buru sekali?" Suara serak itu terdengar, Jerry. Connie memutar mata jengah.

"Jerry, aku buru-buru. Bisa kau lepaskan tasku?" Ujar Connie ketus.

"Kenapa buru-buru sekali? Tidakkah kau mau main sebentar disini?" Saat Connie hendak menjawab, ponselnya kembali bergetar.

"Hallo? Aku ada kendala sebentar. Apa kalian bisa bersabar?" Ujar Connie. Jerry mengernyit.

"Berapa banyak orang yang menunggumu? Siapa? Bisa kau katakan pada mereka kalau kau akan pulang bersamaku?" Ocehnya panjang.

"Princess? Siapa dia? Apa kau baik-baik saja?" Suara khawatir Luke terdengar.

"I'm fine, penguin. Just a fan." Connie mendelik kesal pada Jerry yang belum mau melepas tas gitarnya. Connie sudah berusaha menariknya.

"We're on our way." Ujar Niall. Dan telpon terputus.

"Bu-but wait... ah... menyebalkan." Rutuk Connie.

"Jadi, kau pulang bersamaku?" Jerry menaik-turunkan kedua alisnya menggoda. Connie hanya mendengus. Tidak tergoda m sekali. Tak lama terdengar langkah-langkah kaki dan muncullah tiga orang berambut pirang dengan kacamata hitam bertengger di hidung mereka.

"Hei, siapa kalian?" Tanya Jerry. Luke menggenggam tangan Jerry yang memegang tas gitar milik Connie agar terlepas.

"Kau tak perlu tahu siapa kami, boy." Ujar Niall.

"Connie?" Suara Jerry mulai bergetar, menatap tiga figur yang sedikit lebih tinggi darinya. Well, tapi untuk Luke, mungkin jauh lebih tinggi.

"Sudahlah, kasihan dia." Ujar Connie menengahi. Walau ketiga kakakknya menggunakan kacamata hitam, ia tahu kalau mereka sedang memandang dengan tatapan intimidasi pada Jerry.

"Apa yang sudah dia lakukan padamu, princess?" Tanya Drew lembut. Tapi tatapannya masih terpaku pada Jerry.

"Nothing, hanya menarik tas gitarku dan mengajakku pulang bersama." Jelas Connie santai.

"Dia memaksamu?" Tanya Niall. Connie mengangguk.

"Mate, kalau kau mau mendekati Connie, lakukanlah dengan baik. Jangan seperti itu. That was disgusting." Olok Luke. Jerry menelan ludah dengan susah payah.

"Can we go right now?" Tanya Connie. Ia tidak suka saat-saat seperti ini. Saudara-saudaranya itu bisa berubah menjadi 'pemangsa'. Ketiga laki-laki itu hanya tersenyum lalu menarik lembut tangan Connie menjauh dari Jerry.

Me and My Famous Brothers #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang