8

2.9K 266 7
                                    

Hari minggu adalah hari termalas untuk Shania. Dia tidak akan beranjak dari kasurnya sebelum jam 12. Dan itu juga ia bangun karena perutnya membutuhkan asupan. Kalau tidak, mungkin sampai sore pun ia tidak akan keluar dari kamarnya.

"Shania! Teman-temanmu." teriak Ve dari luar kamar Shania.

Nabilah, Gaby dan Jeje sudah membuat janji pada Shania untuk melakukan quality time bersama-sama. Namun, tidak sesuai dengan harapan. Shania sama sekali tidak mengingat janji yang ia buat dengan teman-temannya.

"Masuk aja deh kalian, kalau gak di bangunin, gak akan bangun Shanianya." ucap Ve sambil tersenyum.

"Serius nih Tante gak papa?" tanya Nabilah ragu-ragu.

"Gak papa. Udah gih sana masuk aja." ucap Ve lalu meninggalkan kamar Shania.

Nabilah, Jeje dan Gaby saling pandang lalu mengangguk. Mereka membuka pintu kamar secara perlahan. Dan ternyata benar, Shania masih bergelung dengan selimut.

"Gue kira cuma gue doang yang kebo." gumam Nabilah.

"Shan bangun woy. Udah jam 11 gile lu." ucap Jeje sambil menggoyangkan tubuh Shania. Sedangkan Shania hanya membalasnya dengan dehaman.

"Ye anak onta, bangun gak lu! Lo janji jam 10, jam sebelas masih tidur. Gimane sih lo?" Nabilah masih menggoyangkan tubuh Shania.

"Hmm apasih masih pagi." gumam Shania tanpa membuka matanya.

"Masih pagi? Pala lo bejendol. Udah siang woy! Liat dong matahari udah di atas kepala." sungut Nabilah kesal.

"Haduh, kalian ngapain disini?" tanya Shania malah di hadiahi toyoran oleh Jeje. "Eh kang jamu, lo udah janji mau main sama kita. Lupa?"

Shania mengusap wajahnya lalu duduk. "Masa?"

"Ah dasar lu tua. Masih segini udah pikun. Gak salah ye sama muka." jawab Nabilah langsung di hadiahi lemparan bantal oleh Shania. "Eh, maap Shan maap."

"Yaudah deh Shan, mending lo mandi sana. Keburu siang." Gaby membuka suara.

"Ini udah siang Gab. Melebihi siang malah." jawab Jeje kesal.

"Iya iya, sabar ya. Maaf deh kan gue setiap minggu gak bisa bangun di bawah jam 12." jawab Shania lalu menuju kamar mandi.

"Kamu hari ini antar saya ke supermarket ya Beb," ucap Ve pada Beby. Beby mengangguk paham.

"Eh apa, Ma? Aku mau minta anterin sama dia juga." sela Shania.

"Mama duluan yang ngetag Beby. Jadi mama yang di anter sama Beby." jawab Ve lalu melengos pergi. Sedangkan Beby hanya tersenyum tipis.

"Eh lo anter gue ya, gak mau tau." ucap Shania sebelum Beby pergi.

Setelah Shania siap-siap, ia turun ke bawah tepatnya ke halaman rumah dimana Ve sudah siap berangkat ke supermarket.

"Lho, Ma? Mama mau kemana?" tanya Shania bingung.

"Kan tadi udah mama bilang mama mau ke supermarket." jawab Ve.

"Lah terus? Aku siapa yang anter? Aku sama temen-temen mau main, Ma." jawab Shania sambil cemberut.

"Ya kan Beby anter mama pake mobil mama, kamu pake mobil kamu sana." jawab Ve lalu melirik Beby untuk masuk ke dalam mobil.

"Eh Ma, aku kan nggak bisa naik mobil. Gimana sih? Udah deh dia anter aku aja." jawab Shania lalu menarik tangan Beby, namun tangan Beby juga di cekal oleh Ve. "Kan Mama duluan Shania sayang."

Gaby, Nabilah dan Jeje hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat ibu dan anak berebut untuk diantar.

"Aduh saya pusing. Gini aja deh, Nyonya sama Nona biar saya antar. Pertama, saya antar Nyonya ke supermarket. Habis itu saya antar Nona muda. Gimana?" ucap Beby.

Your Protector [Completed]Where stories live. Discover now